Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Audisi Bulu Tangkis PB Djarum, Siapa dan Apa Tugas KPAI?

Kompas.com - 10/09/2019, 16:35 WIB
Rosiana Haryanti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polemik Komisi Perlindungan Anak Indonesia dan Yayasan Lentera Anak dengan PB Djarum menuai reaksi dan kecaman dari masyarakat.

Setelah masalah tersebut berbuntut pada keputusan PB Djarum yang tidak akan mengadakan audisi pemain bulu tangkis lagi tahun depan, media sosial dipenuhi dengan kabar dan duitan mengenai KPAI. Di platform Twitter sendiri, dalam beberapa hari beredar tagar #BubarinKPAI, #KPAIkurangkerjaan, dan berbagai tagar lainnya.

Namun sebenarnya, siapa dan apa peran KPAI?

Melansir situs resmi KPAI, Selasa (10/9/2019), KPAI dibentuk berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. UU tersebut kemudian ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 20 Oktober 2002 dan disahkan pada tanggal 22 Desember 2002.

Baca juga: Tak Wajibkan Peserta Audisi Kenakan Logo, PB Djarum Diapresiasi

Kedudukan KPAI sendiri sejajar dengan komisi negara lainnya. Bahkan lembaga ini merupakan salah satu dari tiga institusi nasional yang bertugas sebagai pengawal dan pengawas implementasi Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia, seperti Komnas HAM, dan Komnas Perempuan.

Lalu setahun kemudian, Presiden menerbikan Keptusan Presiden (Keppres) Nomor 77 Tahun 2003 Tentang Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Setelah itu, lembaga KPAI dibentuk delapan bulan kemudian. Selama itu, KPAI memilih dan mengangkat anggota seperti yang diatur dalam UU.

Adapun anggota KPAI terdiri dari satu orang ketua, dua orang wakil ketua, satu orang sekretaris, serta lima orang anggota.

Lebih lanjut, keanggotaan KPAI berasal dari berbagai unsur seperti pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat, organisasi sosial, organisasi kemasyarakatan, organisasi, profesi, lembaga swadaya masyarakat, dunia, usaha, serta dari kelompok masyarakat yang peduli dengan perlindungan anak.

Keanggotaan komisioner KPAI dapat diangkat dan diberhentikan oleh presiden setelah mendapatkan pertimbangan dari DPR. Periode pertama masa kerja anggote KPAI dimula pada tahun 2004-2007.

Pemberitaan Kompas.com, 8 Juni 2017 menyatakan, para anggota KPAI saat ini, menjabat selama periode 2017-2022.

Kesembilan anggota tersebut antara lain Ai Maryati Sholihah (pemerintah), Jasra Putra (Masyarakat Peduli Anak), Rita Pranawati (ormas), Sitti Hikmawatty (dunia usaha).

Kemudian Putu Elvina (Masyarakat Peduli Anak), Susanto (tokoh agama), Retno Listriarti (pemerintah), Susianah (tokoh masyarakat) dan Margaret Aliyatul Maimunah (ormas)

Peran dan tugas KPAI

Tugas dan fungsi pokok KPAI diatur secara tegas dalam pasal 74 UU Perlindungan Anak. Pasal tersebut menyebutkan, KPAI dibentuk untuk menigkatkan efektivitas pengawasan penyelenggaraan pemenuhan hak anak dan bersifat independen.

Selain itu, jika diperlukan, setiap daerah dapat membentuk Komisi Perlindungan Anak Daerah atau lembaga lainnya yang sejenis untuk mendukung pengawasan penyelenggaraan Perlindungan Anak di daerah.

Baca juga: Dugaan Eksploitasi Anak dan Regulasi yang Menyandung PB Djarum...

Kemudian secara rinci, tugas pokok komisi ini tertuang dalam Pasal 76 UU Perlindungan Anak, yaitu:

  1. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan perlindungan dan pemenuhan Hak Anak;
  2. memberikan masukan dan usulan dalam perumusan kebijakan tentang penyelenggaraan Perlindungan Anak.
  3. mengumpulkan data dan informasi mengenai Perlindungan Anak;
  4. menerima dan melakukan penelaahan atas pengaduan Masyarakat mengenai pelanggaran HakAnak;
  5. melakukan mediasi atas sengketa pelanggaran Hak Anak;
  6. melakukan kerja sama dengan lembaga yang dibentuk Masyarakat di bidang Perlindungan Anak dan
  7. memberikan laporan kepada pihak berwajib tentang adanya dugaan pelanggaran terhadap Undang-Undang ini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com