Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Sembarang Susu Formula Bisa Dikonsumsi Balita, Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 07/09/2019, 07:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Air susu ibu (ASI) merupakan makanan alami terbaik bagi bayi. Bayi dapat tumbuh sehat dan cerdas jika mendapat ASI eksklusif minimal 6 bulan dari awal kelahirannya.

Namun, tidak semua ibu bisa menghasilkan ASI berlimpah. Berdalih memenuhi kebutuhan gizi si bayi, orangtua pun beralih dengan memberikan susu formula.

Perlu diketahui, pemberian susu formula kepada bayi tidak boleh sembarangan.

Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum Ahli Gizi Komunitas mengungkapkan bahwa pemberian ASI pada bayi umumnya dilakukan hingga bayi berusia 2 tahun atau lebih, selebihnya tidak.

"ASI diberikan sampai 2 tahun atau lebih, mereka akan tersapih sendiri dengan mulai makan dengan keluarga, karena keberagaman pangannya," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/9/2019).

Selama masa sapih, bayi imbuhnya hanya membutuhkan makanan saja, tidak membutuhkan susu tambahan atau susu formula.

Ia juga mengungkapkan bahwa susu formula merupakan nutrisi yang dirumuskan atau diformulakan untuk kebutuhan tertentu.

"Ini artinya susu formula didesain untuk kebutuhan tertentu, makanya harus dengan resep dokter," ujar Tan.

Kondisi pemberian susu formula

Sementara itu, Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Tarumanegara dr Wiyarni Pambudi, SpA IBCLC menerangkan bahwa dokter boleh meresepkan formula hanya jika terdapat indikasi medis pada bayi atau pada ibunya.

Menurutnya, bayi dinilai membutuhkan susu formula apabila terjadi kondisi, seperti penurunan gula darah yang tidak membaik dengan pemberian ASI dan kehilangan berat badan lebih dari 8-10 persen di hari kelima setelah lahir.

"Indikasi lain jika bayi kuning atau hiperbilirubin yang disertai berat badan turun, BAK/BAB minim, dan pada bayi dengan kasus jarang, seperti kelainan metabolisme bawaan," ujar Wiyarni menjelaskan kondisi bayi yang benar-benar membutuhkan susu formula.

Tak hanya itu, susu fomula juga dapat diberikan kepada si kecil, jika ibu memiliki indikasi medis untuk menambah ASI dalam kondisi tertentu.

Wiyarni mengungkapkan bahwa tindakan menambah ASI dengan susu formula dilakukan saat adanya keterlambatan aktivasi pengeluaran ASI di mana lazimnya di hari ketiga hingga hari kelima kolostrum.

Kemudian, jika terdapat kelainan kelenjar susu, ibu yang menderita sakit parah dan tidak dapat menyusui atau memerah ASI, karena pemakaian obat seperti kemoterapi, psikoterapi, iodine, dan lainnya.

Dengan demikian, susu formula ditujukan untuk bayi yang tidak disusui oleh ibunya dengan alasan seperti yang disebutkan.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Lebih dari Usia 2 Tahun Anak Tak Lagi Butuh Susu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Daftar Bansos yang Cair Mei 2024, Ada PKH dan Bantuan Pangan Non-tunai

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com