KOMPAS.com - Hari ini 101 tahun lalu, tepatnya pada 30 Agustus 1918, Vladimir Lenin ditembak dua kali oleh Fanya Kaplan setelah berpidato atas kemenangannya di sebuah pabrik di Moskow.
Si Penembak, Fanya Kaplan, merupakan anggota Partai Revolusi Sosial.
Lenin selamat dan bertahan hidup meski mengalami luka serius di bagian tubuhnya.
Percobaan pembunuhan itu memicu terjadinya gelombang pembalasan dari kaum Bolshevik.
Perang saudara antara kaum Bolshevik melawan kelompok Revolusioner Sosial pun tak terhindarkan.
Lenin terlahir dengan nama asli Vladimir Ilich Ulyanov pada 1870.
Ayah Lenin, Ilya Nikolayevuch Ulyanov, merupakan seorang petani yang tidak memiliki latar belakang etnis yang jelas.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Selamat Ulang Tahun, Michael Jackson
Ibunya, Maria, adalah orang yang terdidik dan berasal dari keluarga berkecukupan.
Kedua orang tuanya berhaluan monarkis dan konservatif liberal.
Kematian ayahnya saat Lenin berusia 15 tahun, mengubah perilaku Lenin sepenuhnya.
Ia menjadi orang yang emosional dan tak lagi percaya pada Tuhan.
Kondisinya itu diperburuk dengan kematian kakaknya setelah merencanakan pembunuhan kepada Tsar Alexander III.
Meski merasa trauma, Lenin tetap melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas.
Dikutip dari History, ketertarikannya pada perjuangan revolusioner dilatarbelakangi oleh eksekusi saudaranya setelah merencanakan pembunuhan pada Tsar Alexander III pada tahun 1887.
Ia mulai belajar hukum di Petrograd atau saat ini disebut St. Petersburg, tempat perkenalannya dengan kalangan Marxis revolusioner.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Pangeran Charles dan Putri Diana Resmi Cerai