KOMPAS.com - Antibiotik merupakan golongan obat yang biasa dipergunakan untuk melawan pertumbuhan bakteri.
Menurut US National Library of Medicine, sebuah Perpustakaan Kedokteran Nasional Amerika Serikat (NLM), antibiotik juga bisa disebut dengan antibakteri yakni jenis obat yang berfungsi untuk melawan, menghancurkan, serta memperlambat pertumbuhan bakteri.
Obat ini bekerja dengan membunuh bakteri atau membuat bakteri sulit untuk tumbuh dan berkembang biak.
Kendati demikian, antibiotik tidak bisa digunakan pada virus.
Baca juga: WHO Peringatkan Penggunaan Antibiotik pada Pasien Covid-19
Berikut 3 fakta seputar antibiotik:
Karena antibiotik adalah anti-bakteri, maka infeksi virus tidak dapat diobati oleh antibiotik.
Beberapa infeksi umum yang disebabkan oleh virus antara lain:
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal 6 Jenis Antibiotik yang Umum Digunakan dan Fungsinya
Resistensi antibiotik adalah kemampuan bakeri untuk melawan efek dari antibiotik.
Hal ini terjadi karena bakteri beradaptasi terhadap obat, sehingga akan mengurangi efektivitas obat, bahan kimia atau gen lainnya yang dirancang untuk menyembuhkan atau mencegah infeksi.
Dilansir dari cdc.gov, sebuah lembaga kesehatan masyarakat nasional terkemuka di Amerika Serikat, resistensi antibiotik adalah salah satu ancaman paling serius terhadap kesehatan masyarakat.
Baca juga: Alasan 5 Obat Covid-19 Tidak Dipakai Lagi dan Penggantinya
Setiap kali seseorang menggunakan antibiotik, bakteri sensitif terbunuh, namun bakteri yang resisten dibiarkan tumbuh dan berkembang biak.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan adalah penyebab utama peningkatan bakteri yang kebal obat.
Penggunaan yang berlebihan dan penyalahgunaan antibiotik mengancam kegunaan obat-obatan yang terbilang penting ini.
Salah satu strategi untuk mengendalikan resistensi antibiotik adalah dengan mengurangi penggunaan antibiotik.
Baca juga: Cara Mendapatkan Paket Obat Gratis bagi Pasien Isoman Terkonfirmasi Omicron
Resistensi antibiotik pada anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua menjadi perhatian khusus karena kelompok usia ini memiliki tingkat penggunaan antibiotik tertinggi.
Resistensi antibiotik dapat menyebabkan penderitaan yang signifikan bagi orang yang memiliki infeksi umum yang dahulunya mudah diobati dengan antibiotik.
Ketika antibiotik tidak berfungsi, infeksi sering kali lebih lama dan menyebabkan penyakit lebih parah, sehingga memerlukan lebih banyak kunjungan ke dokter atau tinggal di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama.
Yang lebih parah, melibatkan obat yang mahal dan beracun. Beberapa infeksi resisten bahkan dapat menyebabkan kematian.
Baca juga: NIK Tidak Terdaftar dan Tidak Bisa Akses Obat Gratis, Solusinya Apa?
Dilansir dari medicalnewstoday, beberapa orang mungkin dapat terkena alergi dari antibiotik.
Efek sampingnya antara lain ruam, pembengkakan lidah dan wajah serta kesulitan bernapas.
Reaksi alergi terhadap antibiotik mungkin reaksi hipersensitifitas langung atau tertunda.
Siapa pun yang memiliki reaksi alergi terhadap antibiotik harus memberi tahu dokter atau apoteker mereka.
Baca juga: Manfaat Mendengarkan Musik bagi Ibu Hamil, Janin, dan Bayi
Reaksi terhadap antibiotik bisa serius dan terkadang bisa fatal.
Reaksi tersebut sebagai reaksi anafilaksis.
Orang dengan fungsi hati atau ginjal yang sudah berkurang, harus berhati-hati saat menggunakan antibiotik.
Ini dapat memengaruhi jenis antibiotik yang dapat mereka gunakan atau dosis yang mereka terima.
Demikian juga wanita yang sedang hamil atau menyusui, mereka harus berkonsultasi dengan dokter tentang antibiotik terbaik untuk dikonsumsi.
Baca juga: Viral, Video Mercy Diduga Halangi Ambulans Bawa Ibu Hamil, Ini Kata Polisi