Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ibu Kota Baru Memindah Masalah Jakarta ke Kalimantan?

Kompas.com - 28/08/2019, 05:45 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Beragam tanggapan muncul atas rencana Pemerintah memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Sebagian mendukung rencana tersebut, namun sebagian yang lain justru mempertanyakan proyek besar negara yang diproyeksikan akan menelan biaya Rp 466 triliun itu.

Salah satunya Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Dwi Sawung.

Ia menilai upaya pemindahan ibu kota tak ubahnya memindahkan masalah yang ada di Jakarta ke tempat yang baru, yakni Kalimantan.

Hal itu jika Pemerintah tidak memiliki konsep baru yang baik dan matang akan pemindahan pusat pemerintahan yang diperkirakan akan rampung pada tahun 2024.

“Iya diganti (sistem-sistem lamanya). Atau kalau enggak minta data kalau yang sistem manajemen ya, minta data yang kayak sekarang antar kementerian enggak ada terhubung, ya sama saja enggak ada bedanya,” ujar Dwi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/8/2019) sore.

Dwi menjelaskan, permasalahan lama yang ada di Jakarta sebagai ibu kota salah satunya terletak pada sistem pengelolaan limbah.

“Pengolahan limbah lah ya misalnya, Jakarta ini kan berantakan pengolahan limbahnya. Dari feses, dari cucian, itu kan harusnya terpisah. Di Jakarta, wah liar sudah kayak begini,” kata Dwi.

Baca juga: 7 Makanan Khas dari Ibu Kota Baru di Kalimantan Timur

Jika permasalahan ini tidak segera dibenahi, maka masalah di Jakarta bukan tidak mungkin akan kembali terulang di Kalimantan.

“Kalau enggak terurus, kayak Jakarta. Sungainya (kandungan) E-coli-nya tinggi,” ujar Dwi.

Di luar deforestasi, masalah limbah dan pencemaran merupakan efek langsung terhadap lingkungan yang pasti akan terjadi ketika Kalimantan menjadi ibu kota negara. Sehingga Pemerintah harus benar-benar memikirkan solusi untuk permasalahan yang niscaya ini.

Masalah lain terletak pada rencana lokasi hunian bagi para pegawai pemerintahan pusat yang akan ikut pindah ke Kalimantan yang menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) jumlahnya hampir mencapai satu juta orang.

“Ini saja kan yang dikasih lihat sejauh ini baru gambar perkantorannya ya. Rumah satu juta orang itu gimana. Akan ada pegawai, tinggalnya di mana?” ucap Dwi.

Visualisasi penjabaran dari pendekatan visi ketiga.Kementerian PUPR Visualisasi penjabaran dari pendekatan visi ketiga.

Permasalahan ini menurut Dwi persis seperti yang saat ini terjadi di Jakarta.

Banyak dari pegawai pemerintahan pusat yang tinggalnya jauh dari tempatnya bekerja, misalnya di Depok, Jawa Barat.

“Waktu di Jakarta enggak dibicarakan, pegawai Jakarta pada tinggal di mana. Ya kan sekarang juga pada tinggalnya jauh, di Depok, di mana, tidak direncanakan. Harusnya kan mereka (Pemerintah) merencanakan itu,” ungkap Dwi.

Bukan tidak mungkin, jika masalah ini terulang, para pekerja kementerian dan lembaga negara yang ikut berpindah seiring berpindahnya ibu kota, akan bermukim di kota-kota lain di luar dua kabupaten yang telah ditetapkan jadi lokasi pusat pemerintahan negara.

Baca juga: Kadin Sarankan Ibu Kota Baru Sepenuhnya Pakai Kendaraan Listrik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Alasan Komisi X soal Anggota DPR Dapat Kuota KIP Kuliah

Tren
Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Kebun Binatang di China Ubah Anjing Menyerupai Panda, Tuai Kecaman Pengunjung

Tren
Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Buntut Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Kemenhub Tuntut ASN Jaga Etika

Tren
Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Pekerjaan untuk Juru Parkir Liar Minimarket

Tren
Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Tren
Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Demonstran Israel Blokir Jalan dengan Batu, Truk Bantuan ke Gaza Tak Bisa Lewat

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 11-12 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

[POPULER TREN] Media Asing Soroti Indonesia Vs Guinea | Ikan Tinggi Vitamin D

Tren
Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Perjalanan Sashya Subono, Animator Indonesia di Balik Film Avatar, She-Hulk, dan Hawkeye

Tren
Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli 'Cash', Ini Faktanya

Ramai soal Mobil Diadang Debt Collector di Yogyakarta padahal Beli "Cash", Ini Faktanya

Tren
Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Pria di India Ini Memiliki Tumor Seberat 17,5 Kg, Awalnya Mengeluh Sakit Perut

Tren
Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Daftar 10 Ponsel Terlaris di Dunia pada Awal 2024

Tren
Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Ramai soal Pejabat Ajak Youtuber Korsel Mampir ke Hotel, Ini Kata Kemenhub

Tren
Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Beredar Penampakan Diklaim Ular Jengger Bersuara Mirip Ayam, Benarkah Ada?

Tren
Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Warganet Sambat ke BI, Betapa Susahnya Bayar Pakai Uang Tunai di Jakarta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com