Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menpora Hubungi Koko yang Gagal jadi Paskibraka, Apa yang Dibicarakan?

Kompas.com - 15/08/2019, 17:49 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menghubungi Koko, siswa SMA di Labuhanbatu yang gagal menjadi anggota Paskibraka. Diketahui, posisinya tiba-tiba tergeser oleh anak pejabat.

Di akun Instagramnya, @mahrawi_imam, Imam mengunggah video saat tengah menghubungi Koko dari tanah suci. Imam melakukan video call dengan Koko, yang saat itu mengaku tengah berada di Polres.

"Halo Koko..." kata Imam dalam video tersebut.

Suara Koko di seberang sambungan telepon terdengar terputus-putus.

"Sudah dipanggil untuk Paskibra?" tanya Imam.

Koko menjawab, bahwa dirinya belum bisa masuk ke dalam tim. Untuk sementara, dirinya dipasang sebagai cadangan.

Baca juga: Viral Video Koko Gagal Jadi Paskibraka Karena Diganti Orang Lain, Ini Komentar Ketua PPI Labuhan Batu

"Memang cadangan?" tanya Imam lagi.

"Iya, Pak," balas Koko.

Video yang menampilkan komunikasi Imam dengan Koko terbilang singkat, hanya belasan detik.

Di keterangan foto, Imam menyampaikan rasa syukur karena akhirnya bisa ngobrol langsung dengan Koko, meski hanya lewat video call karena dirinya sedang menunaikan ibadah haji.
Ia berharap masalah yang dialami Koko sata ini bisa cepat selesai.

Baca juga: 5 Kisah Anggota Paskibraka, Diganti Anak Pejabat hingga 18 Hari Menghilang

"Alhamdulillaaah bbrp menit lalu saya berhasil menghubungi Koko, setelah semalam berusaha menelepon dari madinah. Semoga hari ini ada jalan keluar bagi Koko, Sang Calon Paskibra Labuhanbatu Sumut. Bismillaaah.....-IN," tulis Imam.

Sebelumnya, viral video seorang siswa SMA di Labuhanbatu yang gagal menjadi paskibraka lantaran digantikan seseorang di tengah perjalanan.

Siswa tersebut bernama Koko Ardiansyah. Di akun Instagram @ndorobeii, video berdurasi 6.35 detik, Koko didampingi ibunya menceritakan kisahnya. Dalam video yang tayang sebanyak 88.439 kali tersebut dia mengaku sedih dan kecewa.

Baca juga: Presiden Jokowi Kukuhkan 68 Anggota Paskibraka 2019

Pasalnya, dia sudah mengikuti beberapa tahapan untuk bisa mengibarkan bendera merah putih pada perayaan kemerdekaan RI pada 17 Agustus nanti. Dia sudah melewati tes fisik dan Lomba Ketangkasan Baris Berbaris (LKBB).

Dalam pengumuman pun namanya tertera di urutan nomor 29. Dari situ kemudian dia ikut dalam pengukuran baju dan sepatu. Namun saat pengumuman untuk karantina, namanya sudah tidak ada lagi.

Baca juga: Kisah Anak Sopir Truk Terpilih Jadi Paskibraka Nasional, Tangis Ibu hingga Putra Kebanggaan Daerah

"Saat itu saya tidak tahu siapa yang menggantikan saya, sekarang saya sudah tahu siapa," katanya dalam video yang diunggah pada Selasa (13/8/2019).

Dalam video itu dia mengungkapkan kesedihan dan kekecewaannya. Dia tampak beberapa kali mengusap matanya. Kekecewaannya karena tidak bisa mendapatkan sertifikat paskibraka.

Padahal, lanjut dia, jika dia bisa menjadi anggota paskibraka di Labuhan Batu, maka untuk mendaftar menjadi anggota TNI akan menjadi gampang.

"Tapi karena gagal, mau gimana lagi. Kecewalah," katanya.

Baca juga: Di Pulau Reklamasi, Anggota Paskibraka Harus Tahan Panas dan Suara Dentuman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com