Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Bromat, Senyawa yang Terbentuk dalam Pengolahan Air Mineral

Proses ozonisasi ini berfungsi untuk menghilangkan bau, rasa, dan warna pada air sehingga membuatnya lebih murni.

Beberapa faktor akan memengaruhi terbentuknya bromat, seperti konsentrasi ion bromida, PH air, kadar ozon, serta waktu kontak bromida dan ozon yang digunakan untuk disinfeksi.

Senyawa bromat di air mineral

Peneliti Pusat Penelitian Kimia Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Joddy Arya Laksmono mengungkapkan bromat atau bromate, merupakan senyawa yang terbentuk dalam proses pengolahan air mineral.

"Air mineral yang berasal dari sumber alami mengandung berbagai jenis mineral dalam bentuk garam yang kemudian terionisasi menjadi ion-ion dan terkandung dalam air mineral alami tersebut," jelas Joddy saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (24/2/2024).

Dia menuturkan, ion bromide terbentuk dari proses intrusi atau perembesan air laut ke sumber air tawar, pembuangan limbah industri, penggunaan metil bromide pada tanaman, ataupun proses pelarutan mineral dari formasi geologi.

Ion bromide yang terkandung dalam air mineral akan bereaksi secara kimiawi dan teroksidasi dengan ozon saat proses sterilisasi sehingga membentuk ion bromat.

Joddy mengatakan, bromat dapat memengaruhi bioaktivitas manusia dan hewan. Senyawa ini memiliki sifat karsinogenik atau bisa memicu kanker.

"Pengecekan yang terukur perlu dilakukan terhadap sumber bahan baku air mineral alami agar dapat mendeteksi sedari dini jika terdapat kandungan ion yang tidak diinginkan seperti ion bromide," tegas dia.

Oleh karena itu, Joddy menyebutkan, perlu dilakukan perlakuan khusus untuk menghilangkan kandungan ion bromide dalam sumber bahan baku air mineral alami.

Air yang mengandung ion bromide dapat diproses salah satunya melalui metode Reverse Osmosis untuk menghilangkan 93-96 persen ion bromide dari air minum.

Batas aman bromat di air mineral

Terpisah, Koordinator Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Eka Rosmalasari memastikan, air mineral yang beredar di Indonesia memiliki kadar bromat yang masih dalam batas aman.

Hal tersebut diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) yang disesuaikan dengan jenis produknya separti air mineral (SNI 3553:2015), air demineral (SNI 6241:2015), air mineral alami (SNI 6242:2015), dan air minum embun (SNI 78122013).

"Senyawa bromat dalam produk AMDK masih dapat ditoleransi dengan batas maksimal 0,01 mg/l sesuai dengan SNI Air Mineral dan SNI Air Demineral," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (27/2/2024).

Ini berarti, air mineral kemasan yang dijual di Indonesia tidak memiliki kandungan bromat di atas 0,01 mg/l sehingga masih aman dikonsumsi.

Di sisi lain, Eka menambahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengatur kadar maksimal bromat pada air minum sebesar 0,01 mg/l sesuai Consensus WHO Drinking Water Guideline.

Dia menyatakan, BPOM rutin melakukan pengawasan terhadap air minum kemasan yang beredar di Indonesia, termasuk kadar bromat yang terkandung di dalamnya.

"Hasil pengawasan tersebut menunjukkan bahwa AMDK yang beredar saat ini masih memenuhi persyaratan keamanan dan mutu," tegasnya.

Eka memastikan BPOM selalu mengedepankan pembuktian ilmiah dan objektif dalam proses pengawasan peredaran obat dan makanan. Ini termasuk dengan melakukan pengujian terhadap air minum tersebut sebelum diedarkan.

https://www.kompas.com/tren/read/2024/02/29/220000065/mengenal-bromat-senyawa-yang-terbentuk-dalam-pengolahan-air-mineral

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke