Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Kenapa Timnas Indonesia Pakai Lambang Garuda Bukan Logo PSSI?

Skuad Garuda, begitu julukannya, lolos pertama kalinya dari fase grup sepanjang keikutsertaanya dalam Piala Asia. 

Marselino Ferdinan dkk dijuluki pasukan Garuda karena adanya lambang Garuda Pancasila di jersey. Hal ini berbeda dengan umumnya jersey timnas yang memasang logo federasi. 

Lalu, kenapa jersey timnas pakai lambang Garuda Pancasila bukan logo PSSI, dan sejak kapan? 

Alasan seragam Indonesia pakai lambang Garuda

Pemasangan lambang Garuda di seragam timnas Indonesia termasuk hal unik. Hal ini karena tidak banyak tim sepak bola yang memajang lambang negara di seragamnya.

Dikutip dari Kompas.com (18/4/2020), hanya ada beberapa negara anggota FIFA yang melakukan hal tersebut, di antaranya Indonesia, Hungaria, Spanyol, Australia, Turkiye, dan Slovakia.

Penyematan lambang Garuda di seragam timnas berawal dari ide presiden pertama Republik Indonesia, Ir Sukarno pada 1954.

Sukarno memerintahkan lambang Garuda Pancasila dipasang pada kostum timnas Indonesia yang bertanding melawan Cekoslovakia pada 1954.

Soekarno menilai, lambang Garuda di bagian dada jersey timnas Indonesia dapat menambah daya juang para pemain.

Pemakaian lambang Garuda di seragam atlet Indonesia kemudian diteruskan ke semua cabang olahraga saat mengikuti Olimpiade 1956 di Australia.

Selain itu, penyematan lambang Garuda di seragam atlet Indonesia yang bertanding di luar negeri juga sebagai promosi dan memperkenalkan Indonesia yang baru merdeka. 

Sebagai catatan, gambar burung Garuda menjadi lambang negara usai dicetuskan Sultan Hamid II lewat sayembara yang diadakan Panitia Lencana Negara pada 1950 semasa Republik Indonesia Serikat (RIS).

Gambar awal burung Garuda memiliki tangan dan bahu manusia serta memegang perisai. Kepalanya juga botak mirip Elang Gundul dari Amerika Serikat.

Gambar Garuda ini lalu mengalami beberapa perbaikan. Kemudian, disahkan sebagai lambang negara pada 11 Februari 1950 dalam Sidang Kabinet RIS.

Burung Garuda yang digunakan sebagai lambang negara dan logo seragam timnas Indonesia awalnya merupakan salah satu mitologi dalam agama Hindu. 

Dikutip dari Kompas.com (14/5/2021), kisah burung Garuda ini tertulis dalam kitab Mahabrata bagian pertama, yakni Adiparwa. Garuda merupakan burung tunggangan Dewa Wisnu.

Mitologi burung Garuda menceritakan ayah Garuda, Begawan Kasyapa yang menginginkan anak dari kedua istrinya, Sang Kadru dan Sang Winata.

Kasyapa kemudian memberikan seratus telur kepada Sang Kadru dan dua telur untuk Sang Winata. Telur milik Kadru menetas menjadi seribu naga. Namun, telur Winata belum menetas.

Winata memutuskan memecah satu telur dan menjaga satu telur sisanya. Satu telur yang dipecah melahirkan burung kecil yang belum sempurna bernama Aruna. Burung ini akan menjadi kusir Dewa Matahari.

Sementara telur satunya yang dijaga Winata akhirnya menetas menjadi Garuda setelah menunggu waktu lama.

Suatu hari, Winata kalah dari Kadru dalam pertarungan. Winata terpaksa menjadi budak dari seribu ekor naga. Garuda tidak terima dan bertarung ingin mengalahkan seribu naga untuk menyelamatkan ibunya.

Namun, keduanya punya kekuatan yang sama sehingga pertarungan berlangsung sangat lama dan imbang. Para Naga akhirnya bersedia melepas Winata dengan syarat Garuda membawa air kehidupan milik dewa di khayangan.

Saat perjalanan, Dewa Wisnu bertanya kepada Garuda soal tujuan mencari air kehidupan tersebut. Dewa Wisnu mau memberikan air kehidupan jika Garuda mau menjadi tunggangannya. Garuda pun membebaskan ibunya dan menjadi tunggangan Dewa Wisnu.

Semangat Garuda yang membebaskan ibunya dari perbudakan itu kemudian dipilih Soekarno dan tokoh lain sebagai perlambangan negara Indonesia.

Semangat Garuda saat membebaskan ibunya dari perbudakan dan penjajahan dianggap mirip kondisi di Indonesia sebelum masa kemerdekaan.

(Sumber:Kompas.com/Angga Setiawan, Mochamad Sadheli | Editor: Tri Indriawati)

https://www.kompas.com/tren/read/2024/01/28/103000665/alasan-kenapa-timnas-indonesia-pakai-lambang-garuda-bukan-logo-pssi-

Terkini Lainnya

Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Baru Seminggu, Jaring Hitam Penghalang Pemandangan Gunung Fuji Banyak Dilubangi Wisatawan

Tren
Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Menilik Program Mirip Tapera di China, Iuran Wajib, Dipotong dari Gaji Bulanan

Tren
Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Perjalanan Tapera, Digulirkan Saat Era SBY dan Kini Dijalankan Jokowi

Tren
Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Donald Trump Dinyatakan Bersalah Menyuap Aktris Film Dewasa

Tren
Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Kementerian ESDM Akui Elpiji 3 Kg Tidak Terisi Penuh, Ini Alasannya

Tren
Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Buku Panduan Sastra Mengandung Kekerasan Seksual, Kemendikbud Ristek: Sudah Kami Tarik

Tren
Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Adakah Manfaat Berhenti Minum Kopi?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 31 Mei-1 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

[POPULER TREN] Bayi Tertabrak Fortuner, Orangtua Bisa Dipidana? | Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri

Tren
Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Parlemen Israel Loloskan RUU yang Menyatakan UNRWA sebagai Organisasi Teroris

Tren
Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Apakah Haji Tanpa Visa Resmi Hukumnya Sah? Simak Penjelasan PBNU

Tren
Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Satu Orang Meninggal Dunia Usai Tersedot Turbin Pesawat di Bandara Amsterdam

Tren
Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Pria Jepang yang Habiskan Rp 213 Juta demi Jadi Anjing, Kini Ingin Jadi Hewan Berkaki Empat Lain

Tren
9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

9 Orang yang Tak Disarankan Minum Teh Bunga Telang, Siapa Saja?

Tren
MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

MA Ubah Syarat Usia Calon Kepala Daerah, Diputuskan 3 Hari, Picu Spekulasi Jalan Mulus bagi Kaesang

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke