Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kebiasaan Mengunyah Es Batu Disebut Bisa Sebabkan Anemia Defisiensi Besi, Benarkah?

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial yang menyatakan bahwa kebiasaan mengunyah es batu merupakan gambaran dari pica (pagophagia).

Pica adalah gangguan di mana seseorang tidak bisa menahan hasrat untuk mengonsumsi benda-benda bukan makanan atau substansi yang tidak bernutrisi, seperti es batu, kertas, salju, dan tanah liat.

Salah satu pengguna TikTok mengaitkan gangguan pica sebagai tanda gejala anemia defisiensi besi. Apalagi jika ditambah sejumlah gejala seperti lemas, pusing, pucat, dan sulit konsentrasi.

"Hayo siapa yang suka nyemilin es batu juga?" tulis pengguna TikTok itu.

Lantas, benarkah kebiasaan mengunyah es batu berkaitan dengan penyakit anemia defisiensi besi?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis penyakit dalam dan Chairman JDN Indonesia, Andi Khomeini Takdir mengatakan bahwa kebiasaan mengunyah es batu tidak berdampak buruk bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Menurutnya, kebiasaan itu hanya berdampak negatif bagi kesehatan gigi dan mulut saja.

"Mungkin kalau giginya sensitif itu bisa jadi ngilu. Selain itu mungkin kalau sumber air yang dibikin es batu kotor, ya kotor juga es batunya," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (13/9/2023).

"Kalau airnya bersih, esnya juga enggak masalah," imbuh dia.

Menurut Andi, kebiasaan mengunyah es batu bisa termasuk gangguan pica apabila dilakukan secara kompulsif dan terus-menerus.

"(Memang) ada sebagian pakar yang mengaitkan kebiasaan ngemil es batu itu dengan anemia. Tapi saya sendiri belum pernah baca jurnalnya," kata Andi.

"Saya pikir itu tidak bisa dikorelasi langsung karena saya kadang-kadang ngemil es batu sekali seminggu dan tidak kompulsif, juga HB saya tetap normal," jelas Andi.

Dia menambahkan, penyebab anemia defisiensi besi lebih mungkin terjadi apabila makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi zat gizi yang dibutuhkan tubuh.

"Jadi pasien (gangguan pica) ketika makan barang yang tidak lazim dimakan sehingga makanan yang harusnya dapat men-suplly zat gizi ke dalam badan justru tidak masuk dan hal ini mengakibatkan dia anemia," terang Andi.

Dampak buruk mengunyah es batu

Dilansir dari Kompas.com (24/3/2023), kebiasaan mengunyah es batu perlu dihentikan karena berdampak buruk bagi kesehatan gigi dan mulut.

Berikut dampak buruk kebiasaan mengunyah es batu:

1. Merusak gigi

Terlalu sering mengunyah es batu dapat merusak gigi. Gigi yang digunakan untuk mengunyah es batu, umumnya geraham, bisa patah atau retak.

Begitu juga pada gigi seri yang kerap digunakan untuk memecah es.

2. Memicu nyeri rahang

Selain merusak gigi, kebiasaan mengunyah es batu juga membuat otot rahang bekerja lebih keras karena tekstur es yang tidak sesuai dengan kemampuan rahang.

Akibatnya, rahang akan terasa nyeri dan tidak nyaman.

3. Merusak enamel gigi

Mengunyah es batu terlalu sering bisa merusak enamel gigi.

Enamel gigi adalah lapisan gigi terluar yang sebenarnya adalah zat paling keras di tubuh kita.

Sayangnya, kerusakan pada enamel gigi tidak mudah diatasi bahkan oleh dokter gigi sekalipun.

4. Gigi sensitif

Kerusakan gigi sekecil apapun berdampak pada tingkat sensitivitas gigi. Hal itu memicu gigi terasa nyeri ketika mengonsumsi makanan yang panas atau dingin.

5. Merusak behel gigi

Pada mereka yang menggunakan behel gigi, kebiasaan mengunyah es batu dapat merusak bagian braket atau kawat ortodontiknya.

Kebiasaan ini membuat perawatan behel gigi yang mahal menjadi sia-sia.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/09/14/103000465/kebiasaan-mengunyah-es-batu-disebut-bisa-sebabkan-anemia-defisiensi-besi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke