Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kadinkes Banten Disebut Jadi ASN Terkaya Kalahkan Pj Gubernur, Ini Harta Kekayaannya

KOMPAS.com - Belakangan, media sosial diramaikan dengan unggahan yang menyebutkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banten Ati Pramudji Hastuti disebut menjadi aparatur sipil negara (ASN) terkaya di Provinsi Banten.

Adalah akun @bung_madin yang mengungkap kekayaan Kadinkes Banten Ati.

"Dibalik "Menderitanya" Anak2 di Banten, akan tetapi tdk bagi seorang Kadinkes Banten, yg bernama ATI PRAMUDJI yg telah menjadi orang nomor satu "ASN TERKAYA" di Provinsi Banten," tulis akun tersebut.

Lantas, berapa kekayaan Ati Pramudji Hastuti sebenarnya?

Lebih kaya dari Pj Gubernur Banten

Mengutip Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Ati, tercatat kekayaan terbarunya mencapai Rp 24,5 miliar.

Angka itu bahkan mengalahkan kekayaan Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar yang memiliki harta sebesar Rp 15 miliar.

Kekayaan Ati juga mengungguli harta mantan Wakil Gubernur Banten periode 2017-2022 Andika Hazrumy.

Berdasarkan LHKPN, kekayaan Ati mengalami kenaikan lebih dari Rp 5 miliar dalam tiga tahun terakhir.

Mayoritas kekayaannya berasal dari 13 propertinya senilai Rp 18.325.000.000.

Properti Ati tersebar di Tangerang, Jakarta, Yogyakarta, Bogor, dan Bandung yang hampir semuanya berasal dari hasil sendiri.

Ia juga memiliki aset berupa kendaraan senilai Rp 430.000.000. Rinciannya, sebuah mobil Honda Brio RS (2019) sebesar Rp 150.000.000 dan Honda HR-V E CVT Minibus (2020) Rp 280.000.000.

Tak hanya itu Ati juga mempunya harta bergerak lainnya sebesar Rp 813.345.306.

Ia juga memiliki aset berupa kas dan setara kas senilai Rp 1.683.749.901, serta harta lainnya sebesar Rp 3.335.100.000.

Pernah menjadi saksi kasus korupsi masker

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com (8/5/2021), Ati pernah menjadi saksi kasus korupsi pengadaan masker medis KN95 Tahun Anggaran 2020.

Saat itu, Ati mengaku menyetujui perubahan rencana anggaran biaya (RAB) pengadaan 15.000 masker dari harga satuan Rp 70.000 menjadi Rp 220.000.

"Saat itu pilihannya kalau kita tidak merubah RAB, maka kita tidak bisa membeli masker dalam kondisi saat itu. Di mana saat itu sangat diperlukan oleh tenaga kesehatan," kata Ati dalam persidangan.

Menurutnya, Dinkes Banten harus tetap membeli atau menyediakan masker meski dengan harga tinggi, karena dalam kondisi darurat.

Ia juga mengaku sudah berusaha melakukan penawaran kepada PT RAM selaku penyedia masker agar bisa menurunkan harga.

"Turun dong (harganya) minimal sesuai PT BMW Rp 200.000. Tapi, PT RAM memenuhi syarat, kami tidak punya pilihan lagi," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya menegaskan telah berkoordinasi dengan Satgas Akuntabilitas Keuangan Daerah (AKD) Pemprov Banten terkait perubahan RAB tersebut.

Dalam kasus ini, pejabat Dinkes Banten Lia Susanti divonis 4 tahun penjara dan denda Rp 300 juta.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/05/21/143000265/kadinkes-banten-disebut-jadi-asn-terkaya-kalahkan-pj-gubernur-ini-harta

Terkini Lainnya

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Daftar Nama 11 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Subang

Tren
Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke