Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Air Terjun Kedung Kandang yang Terdampak Proyek Jalan Alternatif Gunungkidul-Sleman

KOMPAS.com - Air Terjun Kedung Kandang di Gunungkidul, Yogyakarta diperkirakan sudah tidak bisa diselamatkan lagi.

Air terjun tersebut terkena dampak akibat dari pembangunan jalan alternatif Gunungkidul-Sleman.

"Air terjun Kedung Kandang memang kena pembangunan jalan, memang betul terjadi, dan ini akan dikembalikan seperti semula sudah tidak mungkin kelihatannya. Karena sudah berubah semuanya," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul, Harry Sukmono dikutip dari Kompas.com (13/4/2023).

Pihaknya mengatakan sudah melakukan peninjauan bersama Dispar DIY, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral (Dinas Pupesdm) DIY, dan masyarakat.

Dari pertemuan tersebut pihaknya akan merumuskan daya tarik wisata baru untuk menggantikan Air Terjun Kedung Kandang. 

Mengenal Air Terjun Kedung kandang

Air Terjun Kedung Kandang, berlokasi di Desa Wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul. Air terjun ini memiliki ciri khas adanya bentuk air terjun yang berundak-undak seperti anak tangga yang terbentuk dari tebing-tebing vulkanik.

Perjalanan menuju Air Terjun Kedung Kandang dilakukan dengan melewati jalan setapak berupa tanah dan bebatuan dengan kiri-kanan area persawahan.

Dikutip dari Gunungkidulkab, untuk mencapai air terjun ini pengunjung harus melakukan tracking sekitar 900 meter dengan waktu tempuh jalan kaki dari parkiran menuju lokasi sekitar 15 hingga 30 menit.

Selama perjalanan, pengunjung akan disuguhkan panorama persawahan dan pemandangan dari ketinggian yang terlihat menawan.

Dilansir dari Kompas.com (9/4/2019) selama perjalanan menuju air terjun, pengunjung juga akan menjumpai sungai yang airnya bersumber dari Air Terjun Kedung Kandang. Selain itu, pengunjung juga harus melewati jembatan bambu yang melintang di atas sungai.

Sementara jika sudah sampai di lokasi air terjun, pengunjung akan dihadiahi pemandangan air terjun musiman yang terlihat elok berpadu dengaan persawahan di sekitarnya.

Di lokasi tersebut juga terdapat semacam menara pandang yang disediakan jika pengunjung ingin berfoto.

Air Terjun Kedung Kandang merupakan air terjun musiman yang akan terlihat indah saat musim penghujan dan akan mengering ketika kemarau tiba.


Tak akan pengaruhi penilaian UNESCO

Harry Sukmono saat ditanya apakah rusaknya Air Terjun Kedung Kandang akan mempengaruhi penilaian revalidasi Geosite oleh UNESCO pada tahun 2023, menurutnya hal tersebut tak akan berpengaruh.

Sebab kata dia, situs warisan geologi ini hanya melekat pada Gunung yakni Gunung Api Purba Nglanggeran.

"Warisan geologinya di Gunung Api Purba Nglanggeran. Ini yang utama, yang lainnya pendukungnya. Kebetulan inovasi nglanggeran, Kedung Kandang diangkat menjadi atraksi yang diangkat," kata Harry.

Sebagai informasi, Kawasan Gunung Api Purba Nglanggeran merupakan bagian dari Geopark Sewu dan telah tercatat dalam UNESCO Global Geopark (UGG).

Desa Wisata Nglanggeran memiliki destinasi wisata Embung Nglanggeran, Air Terjun Kedung Kandang, dan Kampung Pitu.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/14/140000565/mengenal-air-terjun-kedung-kandang-yang-terdampak-proyek-jalan-alternatif

Terkini Lainnya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Solusinya

Tren
Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Kapan Waktu Terbaik Minum Vitamin?

Tren
Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Daftar Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota PBB, Ada 9 yang Menolak

Tren
Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Mengenal Como 1907, Klub Milik Orang Indonesia yang Sukses Promosi ke Serie A Italia

Tren
Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Melihat Lokasi Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Jalur Rawan dan Mitos Tanjakan Emen

Tren
Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Remaja di Jerman Tinggal di Kereta Tiap Hari karena Lebih Murah, Rela Bayar Rp 160 Juta per Tahun

Tren
Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni 'Atlantis yang Hilang' di Lepas Pantai Australia

Ilmuwan Ungkap Migrasi Setengah Juta Penghuni "Atlantis yang Hilang" di Lepas Pantai Australia

Tren
4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

4 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Subang, Lokasi di Jalur Rawan Kecelakaan

Tren
Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Dilema UKT dan Uang Pangkal Kampus, Semakin Beratkan Mahasiswa, tapi Dana Pemerintah Terbatas

Tren
Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Kopi atau Teh, Pilihan Minuman Pagi Bisa Menentukan Kepribadian Seseorang

Tren
8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke