Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Suhu Dingin Dapat Menurunkan Berat Badan, Ini Penjelasan Ilmuwan

KOMPAS.com - Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes, jantung, dan beberapa jenis kanker.

Dengan menciptakan peradangan kronis tingkat rendah dan penumpukan sel kekebalan di jaringan sensitif insulin, obesitas adalah salah satu faktor yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan lainnya.

Para ilmuwan percaya bahwa membalikkan peradangan kronis ini dapat menunda munculnya penyakit terkait obesitas dan mungkin membuat seseorang jadi lebih mudah untuk menurunkan berat badan.

Peneliti dari Brigham and Women's Hospital dan Joslin Diabetes Center menemukan bahwa pada tikus obesitas yang diinduksi diet, paparan suhu dingin bisa meningkatkan sensitivitas insulin dan toleransi glukosa di samping tubuhnya juga menyelesaikan peradangan yang disebabkan oleh obesitas.

Temuan mereka dilaporkan dalam makalah baru yang diterbitkan di Nature Metabolism, dikutip dari Scitech Daily.

Tim peneliti juga menemukan, mekanisme tersebut bergantung pada jaringan adiposa coklat yang biasa disebut sebagai "lemak baik".

Jaringan itu melepaskan molekul alami yang disebut Maresin 2 sebagai respons terhadap rangsangan dingin.

Jaringan adiposa coklat dikenal sebagai organ endokrin aktif karena mengeluarkan molekul yang berkomunikasi dengan jaringan lain yang mengatur metabolisme.

Hal ini membantu pelepasan energi yang tersimpan dan dapat mempercepat penurunan berat badan serta meningkatkan kesehatan metabolisme.

"Bukti ekstensif menunjukkan bahwa obesitas dan sindrom metabolik terkait dengan peradangan kronis yang mengarah pada resistensi insulin sistemik," kata peneliti senior di Fisiologi Integratif dan Metabolisme di Joslin Diabetes Center dan profesor kedokteran di Harvard Medical School, Yu-Hua Tseng.

"Kami menemukan bahwa paparan dingin mengurangi peradangan dan meningkatkan metabolisme pada obesitas yang dimediasi setidaknya sebagian oleh aktivasi jaringan adiposa coklat," sambungnya.

Menurutnya, temuan ini menunjukkan fungsi jaringan adiposa coklat yang sebelumnya tidak diketahui dalam mempromosikan resolusi peradangan pada obesitas.

Sementara dalam dua percobaan sebelumnya, Tseng dan rekannya menemukan bahwa lemak coklat dapat diaktifkan oleh paparan dingin untuk menciptakan mediator lipid tertentu yang mengontrol metabolisme nutrisi.

Dalam studi saat ini, para peneliti mengidentifikasi peran baru untuk mediator lipid yang dihasilkan dari lemak coklat untuk mengatasi peradangan.

Mereka juga memiliki model tikus yang ketika diberi diet tinggi lemak standar barat, tikus-tikus tersebut akan mengembangkan obesitas.

Namun ketika tikus tersebut terkena lingkungan yang dingin sekitar 4 derajat celcius, para peneliti mengamati bahwa sensitivitas insulin tikus dan metabolisme glukosa meningkat, serta berat badan mereka menurun.

Kondisi ini berbeda dibandingkan dengan hewan kontrol yang dipelihara di zona termonetral atau suhu lingkungan ketika tubuh tidak perlu menghasilkan panas untuk mempertahankan suhu inti tubuh.

Temuan ini juga menunjukkan bahwa Maresin 2 dapat memiliki aplikasi klinis sebagai terapi untuk pasien dengan obesitas, penyakit metabolik, atau penyakit lain yang terkait dengan peradangan kronis.

Tim mencatat, jalan pintas untuk meningkatkan kesehatan metabolisme mungkin sudah ada.

Beberapa penelitian pada manusia yang dilakukan di Joslin dan di tempat lain menunjukkan bahwa paparan suhu yang agak dingin, sekitar 10-12 derajat celcius, telah terbukti cukup efektif mengaktifkan jaringan adiposa coklat dan meningkatkan metabolisme.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/28/100500665/suhu-dingin-dapat-menurunkan-berat-badan-ini-penjelasan-ilmuwan

Terkini Lainnya

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Jadwal Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23, Kick Off Pukul 22.30 WIB

Tren
Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tarif Khusus Tiket Kereta Go Show Naik Per 1 Mei 2024

Tren
Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu 'Fuel Card' Mulai 1 Agustus

Beli Pertalite di Batam Wajib Pakai Kartu "Fuel Card" Mulai 1 Agustus

Tren
9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan 'Flower Moon'

9 Fenomena Astronomi Mei 2024, Ada Hujan Meteor dan "Flower Moon"

Tren
Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Ramai soal Wilayah Indonesia Dilanda Suhu Panas di Awal Mei 2024, BMKG: Terjadi hingga Agustus

Tren
Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Cerita Dante Lauretta yang Dibayar NASA Rp 16,2 Triliun untuk Cegah Asteroid Tabrak Bumi

Tren
Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Profil Calvin Verdonk dan Jens Raven, Calon Penggawa Timnas yang Jalani Proses Naturalisasi

Tren
Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Bisakah Suplemen Kesehatan Mencegah Kantuk Layaknya Kopi?

Tren
Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Kasus Sangat Langka, Mata Seorang Wanita Alami Kebutaan Mendadak akibat Kanker Paru-paru

Tren
Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Cara Buat Kartu Nikah Digital 2024 untuk Pengantin Lama dan Baru

Tren
Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Saat Warganet Soroti Kekayaan Dirjen Bea Cukai yang Mencapai Rp 51,8 Miliar...

Tren
Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Sejarah Tanggal 2 Mei Ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional

Tren
7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

7 Instansi yang Sudah Membuka Formasi untuk CASN 2024

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

[POPULER TREN] Daerah yang Merasakan Gempa Bandung M 4,2 | Madinah Banjir Setelah Hujan Turun 24 Jam

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke