Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Fakta Pemukulan Sopir Bus Transjakarta

Dalam video tersebut, tampak pria pengendara mobil menghampiri sebuah bus transjakarta dengan marah-marah.

"Makanya, lo ngerti enggak di belakang? Lo ngerti enggak di belakang, gue tanya?" kata pria pengendara mobil.

Keduanya pun sempat terlibat cekcok, sebelum pengendara mobil memukul sopir bus transjakarta.

Setelah memukul sopir bus, pengendara mobil tersebut kemudian pergi.

Unggahan selengkapnya dapat dilihat di sini: Viral pria pukul sopir bus transjakarta.

Berikut 4 fakta seputar cekcok berujung pemukulan tersebut:

1. Tak ada unsur kecelakaan

Kasi Kecelakaan Lalulintas (Laka Lantas) Direktorat Lalulintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya, Kompol Edy Purwanto tak menemukan adanya unsur kecelakaan lalu lintas.

Menurutnya, insiden itu murni karena penganiayaan.

"Keterangan dari sopir tidak ada unsur kecelakaan lalu lintas, murni penganiayaan," kata Edy, Jumat.

2. Dilaporkan ke polisi

Atas kejadian itu, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) kemudian melaporkan dugaan kekerasan yang dialami sopirnya ke Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (26/8/2022).

Kepala Departemen Humas dan Kemitraan PT Transjakarta Iwan Samariansyah menuturkan, keributan itu bukan karena kesalahan sopirnya.

"Kalau menurut keterangan pramudi kami dan info dari saksi, pramudi kami tidak salah," kata Iwan.

Pihaknya pun secara tegas menolak segala bentuk kekerasan di jalan dan dapat mengganggu kelancaran perjalanan.


3. Pengemudi mobil menyerahkan diri

Pengemudi mobil yang diduga menganiaya sopir bus transjakarta itu akhirnya menyerahkan diri ke Polres Metro Jakarta Selatan pada Jumat malam.

"Iya sudah diamankan. Tadi malam jam 22.00 WIB yang bersangkutan menyerahkan diri ke Polres," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Yandri Irsan.

Menurutnya, pihaknya saat ini masih melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap pelaku.

4. Emosi karena mobil hampir terserempet

Yandri menuturkan, motif pemukulan itu diduga karena mobil pelaku hampir terserempet bus transjakarta.

Motif (melakukan penganiayaan) karena emosi. Benar (berawal dari serempetan kendaraan)," ujar Yandri.

Namun, pihaknya belum menjelaskan identitas pelaku. Ia menyebutkan bahwa pelaku merupakan warga Tapos, Depok, Jawa Barat.

5. Disorot Wagub DKI Jakarta

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patri pun turut angkat bicara atas dugaan penganiayaan sopir transjakarta ini.

Menurutnya, hal itu merupakan perbuatan tercela dan meminta agar pihak terkaitnya memprosesnya sesuai aturan.

"Saya menyayangkan pemukulan wajah Bapak kita yang bekerja sebagai supir busway. Ini perbuatan tercela. Saya minta agar diproses sesuai aturan yang berlaku," tulis Riza dalam akun Instagram-nya, Sabtu (27/8/2022).

Untuk itu, ia meminta kepada seluruh warga agar tidak melakukan tindak kekerasan dan main hakim sendiri.

Ia juga mengimbau agar warga menggunakan ponsel untuk merekam aksi-aksi yang tidak menyenangkan dan melaporkannya ke pihak berwenang.

(Sumber: Kompas.com/Muhammad Isa Bustomi, Muhammad Naufal | Editor: Jessi Carina, Irfan Maullana)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/08/27/203000265/5-fakta-pemukulan-sopir-bus-transjakarta

Terkini Lainnya

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Peneliti Ungkap Hujan Deras Dapat Picu Gempa Bumi, Terjadi di Perancis dan Jepang

Tren
Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Pengguna Jalan Tol Wajib Daftar Aplikasi MLFF Cantas, Mulai Kapan?

Tren
BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

BMKG Keluarkan Peringatan Kekeringan Juni-November 2024, Ini Daftar Wilayahnya

Tren
Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Ada Potensi Kekeringan dan Banjir secara Bersamaan Saat Kemarau 2024, Ini Penjelasan BMKG

Tren
Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Pengakuan Istri, Anak, dan Cucu SYL soal Dugaan Aliran Uang dari Kementan

Tren
Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Biaya Maksimal 7 Alat Bantu Kesehatan yang Ditanggung BPJS, Ada Kacamata dan Gigi Palsu

Tren
Kronologi Mayat Dalam Toren Air di Tangsel, Diduga Tetangga Sendiri

Kronologi Mayat Dalam Toren Air di Tangsel, Diduga Tetangga Sendiri

Tren
Daftar Negara Barat yang Kutuk Serangan Israel ke Rafah, Ada Perancis Juga Jerman

Daftar Negara Barat yang Kutuk Serangan Israel ke Rafah, Ada Perancis Juga Jerman

Tren
Apa Itu Indeks Massa Tubuh? Berikut Pengertian dan Cara Menghitungnya

Apa Itu Indeks Massa Tubuh? Berikut Pengertian dan Cara Menghitungnya

Tren
Berapa Detak Jantung Normal Berdasarkan Usia? Simak Cara Mengukurnya

Berapa Detak Jantung Normal Berdasarkan Usia? Simak Cara Mengukurnya

Tren
Gaji Pekerja Swasta Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Apa Manfaatnya?

Gaji Pekerja Swasta Dipotong 2,5 Persen untuk Tapera, Apa Manfaatnya?

Tren
Cara Download Aplikasi IKD untuk Mendapatkan KTP Digital

Cara Download Aplikasi IKD untuk Mendapatkan KTP Digital

Tren
Timbun 2.000 Warga, Ini Dugaan Penyebab Tanah Longsor di Papua Nugini

Timbun 2.000 Warga, Ini Dugaan Penyebab Tanah Longsor di Papua Nugini

Tren
Linda, Teman Vina yang Diperiksa Polisi, Mengeklaim Tak Kenal Pegi

Linda, Teman Vina yang Diperiksa Polisi, Mengeklaim Tak Kenal Pegi

Tren
Mengenal Ras Bambino, Kucing Tanpa Bulu Unik Berkaki Pendek

Mengenal Ras Bambino, Kucing Tanpa Bulu Unik Berkaki Pendek

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke