Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Update Suspek Cacar Monyet di Singkawang dan Gejalanya

KOMPAS.com – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Roundonow menegaskan, satu kasus suspek infeksi cacar monyet di Singkawang, Kalimantan Barat (Kalbar) dipastikan negatif.

"Informasi dari Kabid P2 Dinkes Provinsi Kalimantan Barat, diagnosis akhir dari dokter Rumah Sakit Soedarso adalah varicella (cacar air)," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2022).

Sebelumnya, satu kasus infeksi cacar monyet atau monkeypox dilaporkan pada seorang remaja di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Yang bersangkutan, dirawat dan diisolasi di RSUD Soedarso, Pontianak.

Penegasan belum adanya kasus cacar monyet di Indonesia juga diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.

“Yang di Singkawang itu cacar air atau varicella,” ujarnya terpisah, Sabtu (18/6/2022).

Syahril menegaskan, ada sekitar 10 pasien yang sempat dicurigai cacar monyet di Indonesia. Perinciannya yakni 9 di Jakarta dan 1 di Kalimantan Barat.

"Dari hasil tes laboratorium kasus-kasus tersebut hasilnya adalah negatif," katanya lagi.

Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin protokol kesehatan dan melaksanakan pola hidup bersih dan sehat serta bersikap waspada.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) Hary Agung Tjahyadi mengatakan, remaja di Singkawang yang diduga cacar monyet telah dirawat dan diisolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso Pontianak.

"Suspek cacar monyet, sekarang sudah ditangani di RSUD Soedarso," kata Hary dikutip dari Kompas.com, 17 Juni 2022.

Hary mengatakan, langkah isolasi diambil untuk memastikan apakah pasien yang bersangkutan terkena cacar monyet atau bukan.

Kasus dugaan cacar monyet pada remaja di Singkawang, Kalbar tersebut ditemukan pada Rabu (15/6/2022).

Gejala cacar monyet

Hary menjelaskan, gejala cacar monyet yakni adanya bintil berisi air agak banyak di bagian tubuh. Selain itu muncul infeksi, nyeri, demam, dan menggigil.

Menurutnya kondisi cacar monyet bisa sembuh dengan sendirinya.

"Kalau dia demam harus diobati. Tapi tidak menyebabkan kematian," terang Hary.

Cacar monyet, dikutip dari laman Kemenkes, disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis.

Virus ini pertama kali ditemukan di monyet pada 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada 1970.

Penularan cacar monyet melalui kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi virus.

Adapun penularan bisa melalui darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan.

Masa inkubasi cacar monyet berlangsung sekitar 6-16 hari tetapi bisa mencapai 5-21 hari.

Gejala awal pada 1-3 hari yakni demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Selanjutnya memasuki fase erupsi atau fase paling infeksius terjadi ruam atau lesi pada kulit.

Secara bertahap muncul bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/06/19/063100965/update-suspek-cacar-monyet-di-singkawang-dan-gejalanya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke