Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mabuk Perjalanan, Ini Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Ada banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan untuk mengisi libur Lebaran.

Salah satunya mengunjungi destinasi wisata.

Namun perlu diperhatikan jika Anda termasuk orang yang mabuk perjalanan.

Berikut gejala, penyebab, dan cara mengatasi mabuk perjalanan:

Gejala

Dikutip dari Kompas.com, (6/6/2021), ada beragam gejala seseorang yang mengalami mabuk perjalanan mulai dari ringan hingga serius.

Untuk gejala ringan meliputi:

  • Sakit kepala
  • Kegelisahan ringan
  • Menguap

Sementara, untuk gejala serius dari mabuk perjalanan yakni:

Penyebab mabuk perjalanan

Sementara itu, pemicu munculnya mabuk perjalanan karena reseptor sensorik tubuh mengalami kebingungan, sehingga menimbulkan sensasi mabuk, muntah, dan pusing.

Padahal manusia menjaga keseimbangan dengan bantuan sinyal yang dikirim oleh reseptor sensorik banyak tubuh ke otak.

Saat tubuh digerakkan dengan sengaja, misalnya ketika berjalan, input dari semua jalur dikoordinasikan oleh otak kita.

Gejala mabuk perjalanan muncul ketika sistem saraf pusat menerima pesan yang bertentangan dari sistem sensorik yang meliputi telinga bagian dalam, mata, reseptor tekanan kulit, dan reseptor sensorik otot dan sendi.

Sebagai gambaran, jika seseorang duduk di perahu atau di dalam mobil (tidak melihat ke luar jendela), telinga bagian dalam merasakan gerakan ke atas dan ke bawah, ke kiri dan ke kanan, tetapi matanya melihat pandangan yang statis, seolah-olah tidak bergerak sama sekali.

Cara mengatasi mabuk perjalanan

Lantaran sensasi mabuk perjalanan tidak menyenangkan, maka Anda perlu segera mencari cara untuk mengatasinya.

Berikut sejumlah tips untuk mengatasi mabuk perjalanan:

1. Melihat pemandangan luar

Salah satu saran umum untuk mengatasi mabuk perjalanan, yakni dengan melihat ke luar jendela kendaraan yang bergerak dan menatap pemandangan.

Cara ini membantu mengorientasikan kembali rasa keseimbangan batin dengan memberikan penegasan kembali gerakan secara visual.

2. Teknik pernapasan dalam

Dikutip dari Kompas.com, (1/9/2019), Anda bisa melakukan teknik pernapasan dalam dengan cara menutup mulut dan mengambil napas secara dalam-dalam melalui hidung.

Caranya, tahan napas selama tujuh hitungan kemudian hembuskan napas melalui mulut selama delapan hitungan.

Lakukan teknik pernapasan ini selama tiga kali pengulangan.

Metode ini dapat meredakan mabuk perjalanan dan menenangkan Anda.

3. Menutup mata dan tidur

Jika Anda berpergian di malam hari atau di kapal tanpa jendela, akan sangat membantu mengatasi mabuk dengan memejamkan mata atau tidur.

Cara ini dapat menyelesaikan konflik input antara mata dan telinga bagian dalam.

4. Mengunyah

Mengunyah permen karet adalah cara sederhana untuk mengurangi mabuk perjalanan.

Permen karet memiliki efektivitas luar biasa untuk mengurangi mabuk pada mereka yang mengalami mabuk perjalanan.

Selain mengunyah permen, mengonsumsi cemilan juga bisa dilakukan.

Hal ini disebabkan, aktivitas mengunyah dapat mengurangi efek buruk dari konflik antara penglihatan dan keseimbangan.

Itulah penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan cara mengatasi mabuk perjalanan jika Anda sedang atau akan melakukan perjalanan saat libur Lebaran.

(Sumber: Kompas.com/Galih Pangestu Jati, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Resa Eka Ayu Sartika, Sari Hardiyanto)

https://www.kompas.com/tren/read/2022/05/04/210000565/mabuk-perjalanan-ini-penyebab-gejala-dan-cara-mengatasinya

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke