Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: KA Tawang Jaya Terguling, Rangkaian Kereta Lepas dari Lokomotif, 2 Penumpang Tewas

KOMPAS.com - Hari ini 15 tahun lalu, tepatnya pada 7 April 2007, Kereta Api (KA) Tawang Jaya relasi Jakarta Pasar Senen-Semarang Poncol anjlok di emplasemen Stasiun Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Tak cuma anjlok, KA Tawang Jaya juga terguling di persawahan sebelah kanan arah perjalanan KA.

Dilansir dari laporan yang diterbitkan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), anjlok dan tergulingnya KA Tawang Jaya mengakibatkan 2 penumpang tewas dan 23 orang lainnya luka-luka.

Hasil visum terhadap korban meninggal maupun luka-luka disebabkan oleh luka fraktur pada bagian kepala, dada, lengan, atau kaki.

Luka ini disebabkan oleh benturan terhadap badan kereta atau terjepit di dalam kereta.

Kronologi anjlok dan tergulingnya KA Tawang Jaya

KA Tawang Jaya anjlok di Kilometer (Km) 132+950, emplasemen Stasiun Suradadi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pada Sabtu, 7 April 2007 pukul 03.05 WIB.

Awalnya, pukul 02.51 WIB, KA Tawang Jaya berhenti di Stasiun Larangan untuk bersilang dengan KA Sembrani yang berjalan langsung melewati Stasiun Larangan pukul 02.54 WIB.

Setelah itu, KA Tawang Jaya diberangkatkan kembali dari Stasiun Larangan menuju Stasiun Suradadi pukul 02.56 WIB.

Sesuai prosedur tertib perjalanan kereta api, KA Tawang Jaya diharuskan berhenti di Stasiun Suradadi karena akan bersilang dengan KA Argo Anggrek yang sudah berangkat dari Stasiun Pemalang pukul 02.57 WIB.

Petugas stasiun Suradadi mempersiapkan masuknya KA Tawang Jaya di jalur 3 atau sepur belok dengan sinyal muka ber-aspek hijau dan sinyal masuk aspek kuning dengan angka 3 menyala.

Hal itu berarti kereta api akan masuk ke sepur belok dengan maksimum kecepatan 30 kilometer per jam.

Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) Stasiun Suradadi saat itu juga telah bersiap di peron.

Sesaat kemudian, lokomotif KA Tawang Jaya berjalan tanpa rangkaian dan terus melaju hingga melewati sinyal berangkat ke arah Pemalang dalam kedudukan aspek merah atau tidak aman.

Lokomotif KA Tawang Jaya berhenti sebelum sinyal masuk dan mundur kembali ke Stasiun Suradadi. Masinis kemudian menghentikan lokomotif di depan peron Stasiun Suradadi.

Sedangkan rangkaian kereta Tawang Jaya yang terputus dari lokomotif anjlok dan terguling di belakang wesel di jalur 3 sebelah arah kanan.

Pengakuan masinis KA Tawang Jaya

Jejak anjlok KA Tawang Jaya terlihat di Km 132+950, jatuhnya roda kereta mengarah sebelah kiri (arah perjalanan KA).

Roda kereta yang anjlok kemudian merambat naik ke arah kanan melewati wesel hingga akhirnya kereta terguling di persawahan sebelah kanan arah perjalanan KA.

Tujuh kereta Tawang Jaya anjlok, lima di antaranya terguling ke sawah. Sedangkan empat kereta di rangkaian belakang tidak anjlok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan KNKT, saat mendekati sinyal masuk Stasiun Surodadi, masinis melihat sinyal muka menunjukkan aspek kuning.

Masinis pun mengurangi kecepatan hingga mendekati sinyal masuk yang ber-aspek merah kemudian berubah menjadi aspek kuning masuk sepur belok.

Saat di depan wesel, masinis melihat ada batas kecepatan 10 kilometer per jam.

Menghadapi wesel, masinis sempat melakukan pengereman, tetapi pada saat masuk sepur belok kecepatan rangkaian kereta api masih kurang lebih 30 kilometer per jam.

Masinis merasakan ada hentakan keras, dan saat melihat ke belakang, disadari bahwa rangkaian putus/lepas dari lokomotif. Lokomotif juga dirasakan oleng.

Proses evakuasi penumpang KA Tawang Jaya

Sementara itu, saat kejadian, kondektur KA Tawang Jaya menceritakan bahwa ia juga merasakan guncangan keras, diikuti padamnya penerangan di rangkaian kereta.

Kondektur lalu mengambil alat penerangan dari saku celananya, menyalakan, dan menenangkan penumpang.

Dalam kondisi darurat, kondektur berusaha mencari jalan keluar dengan memecahkan kaca jendela kereta makan.

Setelah keluar kereta, kondektur melihat bahwa rangkaian sudah anjlok dan terguling. Ia kemudian menolong penumpang untuk keluar dari kereta.

Penumpang yang mengalami luka-luka dan meninggal dunia kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Mitra Siaga dan Puskesmas Suradadi.

Berdasarkan temuan-temuan yang dikumpulkan dan diidentifikasi oleh KNKT, penyebab kecelakaan KA Tawang Jaya adalah sebagai berikut:

Rangkaian KA Tawang Jaya berjalan dengan kecepatan 81,7 kilometer per jam saat melewati wesel emplasemen Suradadi, di mana kecepatan teknis melewati sepur belok dibatasi 10 kilometer per jam.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/04/07/103000265/hari-ini-dalam-sejarah--ka-tawang-jaya-terguling-rangkaian-kereta-lepas

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke