Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Baby Walker untuk Anak Belajar Berjalan, Amankah?

KOMPAS.com - Proses berjalan anak memerlukan waktu dan latihan yang panjang, dari belajar berdiri, merambat, hingga bisa berjalan tegak secara seimbang.

Sebagian orang tua memberikan stimulasi untuk melatih kemampuan motorik anak. Salah satunya dengan baby walker.

Baby walker adalah alat bantu jalan dengan roda di bagian bawahnya, kemudian bagian tengahnya berlubang, tempat anak dapat berdiri.

Tali pengaman di bagian bawah dan material padat yang mengelilingi tubuh anak memungkinkannya melangkahkan kaki dan bergerak tanpa jatuh, meski belum mahir berjalan.

Namun, amankah penggunaan alat ini untuk anak belajar berjalan?

Dianggap menunda kemampuan berjalan

Dikutip dari Harvard Health Publishing, penggunaan alat ini pada anak yang sedang belajar berjalan justru akan menunda kemampuan berjalan yang sesungguhnya.

Hal itu dikarenakan belajar berjalan tidak hanya tentang belajar menggunakan kaki.

Belajar berjalan adalah belajar untuk berdiri, menjaga keseimbangan badan, hingga melangkahkan kaki.

Jika anak ada di dalam baby walker, maka ia tidak akan belajar hal-hal itu, kecuali hanya melangkahkan kakinya.

Tubuhnya tidak bisa dikatakan berdiri dengan seimbang, karena ada tali di bagian bawah juga material padat di sekeliling tubuhnya yang menjaganya agar tidak terjatuh.

Bahkan, ada penelitian yang menyebut penggunaan walker ini tidak memberikan keuntungan apapun bagi anak-anak

Dilarang di beberapa negara

Penggunaan baby walker di sejumlah negara secara resmi telah dilarang. Salah satunya di Kanada.

Larangan ini diberlakukan, karena penggunaan baby walker dinilai membahayakan anak.

Berdasarkan jurnal Pediatrics, antara 1990-2014, di Amerika Serikat, terdapat lebih dari 230.000 anak di bawah usia 15 bulan, dirawat di UGD akibat mengalami luka yang penyebabnya terkait dengan alat tersebut.

Kebanyakan dari mereka terjatuh dari tangga dalam kondisi ada di dalam walker.

Adapun bagian tubuh yang biasanya terluka akibat kecelakaan penggunaan walker ini adalah bagian kepala dan leher. Ini membuat kondisi luka yang dialami sering kali serius.

Selain tergelincir di tangga, baby walker juga menyebabkan anak tenggelam , ika ia bergerak di dalam alat itu ke arah kolam atau area air lainnya, di luar pengawasan orangtua.

Hal lain, dengan berada di walker anak akan berdiri dan membuat posisinya lebih tinggi daripada saat ia di luar walker, dilansir dari Kids Health.

Ini membuat mereka mungkin saja menjangkau benda-benda yang tidak semestinya mereka jangkau. Contohnya, air panas atau pisau yang mungkin ada di atas meja.

Ini tentu membahayakan, mengingat usia mereka yang masih di bawah atau sekitar 1 tahun.

Apa yang harus dilakukan orang tua?

Sebenarnya untuk melatih anak lancar berjalan, orang tua tidak perlu membeli alat yang bermacam-macam.

Letakkan saja anak di lantai sembari pastikan di sekitarnya terdapat benda keras dan berat yang dapat ia jadikan tumpuan untuk berdiri dan melangkah.

Misalnya, sofa, dinding, atau yang lainnya.

Hal yang harus dipahami, dalam proses belajarnya, anak perlu pendampingan dan pengawasan orangtua.

Baby walker, sekali pun didesain untuk memudahkan anak yang belum bisa berjalan untuk berpindah ke sana dan kemari, tetapi akan tidak aman jika penggunaannya tidak disertai dengan pengawasan orangtua.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/21/210000665/baby-walker-untuk-anak-belajar-berjalan-amankah-

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke