Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral, Video TikTok Dokter Menyinggung soal Aborsi Dikritik Warganet

Video tersebut mulanya diunggah oleh akun TikTok @dr.fistadiviamesiaspog. Namun, video itu telah dihapus. 

Kemudian, akun ini mengunggah ulang video tersebut di media sosial Twitter, dan menjadi viral.

"Kok ada sih dokter kayak gini," demikian tulis narasi pemilik akun, Kamis (3/2/2022).

Sejumlah warganet menilai unggahan itu dinilai menghakimi pasien, menyepelekan permintaan pasien, dengan intonasi musik, mimik menggerakan jari, dan gelengan kepala.

Sikap dan konten video itu lantas memancing perdebatan dari warganet, dan menganggapnya sebagai tindakan yang tidak etis dilakukan seorang dokter.

"Pointnya, apapun masalah, alasan, dan tujuan pasien minta gugurin = not her business. Apalagi smpe bikin tiktod gajelas," tulis komentar salah satu warganet di Twitter.

Lantas, bagaimana tanggapan Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)?

Akan diklarifikasi

Ketua Umum POGI, dr. Ari Kusuma Januarto mengaku turut prihatin dengan adanya video viral ini.

Ari mengatakan, pihaknya akan meminta klarifikasi kepada dokter yang bersangkutan dalam waktu dekat.

"Kami juga akan melakukan klarifikasi, saya sudah serahkan kepada Ketua POGI Jawa Barat, karena kebetulan dokter itu domisilinya di Bogor," ujar dia, saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (6/2/2022) siang.

"Dokter Sonny, Ketua POGI Jawa Barat akan melakukan pemanggilan pada hari Senin (7/2/2022) kepada yang bersangkutan," imbuh Ari.

Adapun pemanggilan itu, menurut Ari dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan alasan mengapa yang bersangkutan menyampaikan atau membuat konten yang viral tersebut.


Dilakukan pembinaan

Ari melanjutkan, dalam pemanggilan itu, pihaknya sekaligus akan melakukan pembinaan terhadap dokter tersebut. Pembinaan tersebut terutama dalam hal penggunaan media sosial.

"Artinya kan dalam penggunaan medsos ini jadi multi-tafsir. Apalagi kami dokter, tentunya ada hal-hal yang dianggap kurang pas oleh masyarakat, walaupun mungkin dokternya tidak berniat ke arah situ, hanya berniat menyampaikan informasi, tapi kan tetep aja dianggap tidak pas karena ini menyangkut masalah etika dokter," kata Ari.

Terkait sanksi apa yang akan diberikan kepada dokter tersebut, Ari memastikan, apabila itu mengundang sesuatu hal yang tidak patut, akan diberikan teguran.

"Yang pasti kita akan melakukan klaifikasi dan tentunya pembinaan terhadap anggota kita, dalam penggunaan medsos harus berhati-hati," tandasnya.

Klarifikasi dokter

Dalam video terpisah, dokter tersebut mengatakan video yang dibuatnya itu bertujuan untuk memberi edukasi terkait aborsi.

"Maksud saya kemarin untuk edukasi tapi orang mungkin nangkapnya salah karena saya sepertinya nge-judge si pasien itu. Tapi kan saya cuma pakai tren TikTok sekarang ya yang pakai lagu itu, tapi ya karena itu saya takedown saja daripada bikin polemik," kata dia.

Dia mengaku hanya ingin agar banyak orang tahu bahwa aborsi merupakan kegiatan yang dilarang.

"Sedangkan indikasi medis dilakukannya aborsi itu bisa karena kehamilan tidak berkembang, bisa karena memang sudah keguguran, ada sisa kehamilannya, atau memang janinnya cacat. Itu kan ada tulisannya di UU tadi," ucapnya.

"Saya akan lebih hati-hati lagi, saya juga mungkin akan lebih berhati-hati membuat konten yang mungkin menyinggung orang-orang yang kesannya seperti meremehkan, saya minta maaf kalau soal urusan itu," ucap dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2022/02/06/141500665/viral-video-tiktok-dokter-menyinggung-soal-aborsi-dikritik-warganet

Terkini Lainnya

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Berapa Gaji Komite BP Tapera? Ada Menteri Basuki dan Sri Mulyani

Tren
Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Daftar Orang Terkaya Indonesia Versi Forbes dan Bloomberg Akhir Mei 2024

Tren
Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Cara Download Aplikasi JMO (Jamsostek Mobile), Bayar Iuran BPJS Ketenagakerjaan Jadi Lebih Mudah

Tren
Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Syarat Kredit Rumah Pakai Tapera dan Kelompok Prioritas Penerimanya

Tren
Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

Biar Ibadah Haji Lancar, Ini 4 Hal yang Wajib Dipersiapkan Jemaah

BrandzView
Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Israel Klaim Kuasai Koridor Philadelphia, Berisi Terowongan untuk Memasok Senjata ke Hamas

Tren
KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

KCIC Luncurkan Frequent Whoosher Card untuk Penumpang Kereta Cepat, Tiket Bisa Lebih Murah

Tren
Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa '1.000 Persen' dan Umrah Tiap Saat

Intip Kehidupan Mahasiswa Indonesia di UIM Madinah, Beasiswa "1.000 Persen" dan Umrah Tiap Saat

Tren
Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Mengenal Penyakit Multiple Sclerosis, Berikut Gejala dan Penyebabnya

Tren
Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Kenali Perbedaan SIM C, SIM C1, dan SIM C2

Tren
Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Apakah Dana Tapera Bisa Dicairkan? Ini Mekanisme dan Syaratnya

Tren
SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

SYL Beri Nayunda Nabila Kalung Emas dan Tas Mewah Pakai Uang Kementan

Tren
Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Mahasiswa UM Palembang Diduga Plagiat Skripsi Lulusan Unsri, Kok Bisa?

Tren
Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Kerugian Negara akibat Korupsi Timah Capai Rp 300 T, Ini Rinciannya

Tren
10 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Salah Satunya Diabetes Tipe 1

10 Jenis Penyakit Autoimun Paling Umum, Salah Satunya Diabetes Tipe 1

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke