Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gerakan Tutup Mulut (GTM) pada Bayi, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

KOMPAS.com - Apa itu gerakan tutup mulut (GTM) pada bayi sehingga membuatnya susah makan? 

Arti GTM adalah gerakan tutup mulut yang kadang dilakukan bayi saat memasuki tahap Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Apa penyebab GTM dan cara menanganinya? Penyebab GTM pun bermacam-macam. Di antaranya adalah bosan, sakit, tidak lapar, dan ada trauma, baik terhadap makanan tertentu maupun proses makan itu sendiri.

GTM membuat orangtua bingung

Sebuah video menampilkan seorang ibu yang bingung karena anaknya susah makan dan melakukan GTM, viral di media sosial. 

"Ga sengaja nonton ini di Tiktok, langsung terharu. Untuk para ibu, orang tua, atau siapapun pejuang MPASI, GTM dan tumbuh kembang anak: SEMANGAT! KALIAN HEBAT! Terima kasih yaaa," tulis pengunggah video yakni akun Twitter @Sofianapalupi.

Hingga Selasa (7/12/2021), twit itu sudah diretwit sebanyak 6.064 kali dan disukai sebanyak lebih dari 27.400 kali oleh pengguna Twitter. 

Penyebab anak GTM atau susah makan

Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab seorang anak mengalami GTM.

1. Prinsip dalam pemberian MPASI yang bisa jadi tidak dijalankan dengan tepat.

"Menurut teorinya ini ada 6 pemberian MPASI yang tepat, jadi melihat usia anak itu penting, kenapa rekomendasinya menyusui eksklusif hingga 6 bulan, karena anak di atas 6 bulan sudah perlu tambahan makanan padat lainnya," ujar Nia kepada Kompas.com, Selasa (7/12/2021). 

2. Anak bosan dengan tekstur makanan yang diberikan.

"Perlu dilihat juga variasinya, bagaimana teksturnya, karena semua itu akan memengaruhi anak makan," ujar Nia.

"Karena kadang-kadang ada orangtua yang memberikan MPASI itu teksturnya enggak berubah-ubah sehingga anak juga tidak mau makan, karena teksturnya halus terus, atau malah terbiasa halus terus, sehingga tidak naik ke tekstur yang kasar," lanjut dia.

3. Anak tidak tertarik dengan menu makanan yang diberikan.

Nia mengatakan, penting bagi orangtua untuk melihat perilaku anak seperti apa, atau terlihat tanda-tanda anak bosan dan tidak tertarik dengan menu makanannya.

"Ini kita harus bisa membaca tanda-tanda anak," kata Nia.

MPASI tepat

Rumus 6 pemberian MPASI yang tepat:


Berapa lama GTM?

Nia mengungkapkan, GTM bisa berlangsung berbeda-beda pada usia tiap anak.

Periode GTM pun juga berbeda-beda. Oleh karena itu, hal ini tidak bisa disamaratakan antara kasus satu dengan yang lain.

"Ada yang sebentar, ada yang beberapa hari, ada juga yang bisa lama. GTM ini bisa disiasati dengan prinsip-prinsip yang ada," ucap Nia.

Ia menambahkan, apabila dalam proses mengatasi GTM seorang ibu atau orangtua merasa kesulitan, jangan sungkan untuk mencari bantuan atau mengonsultasikan ke tenaga kesehatan yang paham untuk bisa mengatasi GTM ini.

"Salah satu tips yang biasanya saya sarankan ke ortu kalo anaknya GTM itu, melibatkan anak dalam mepersiapkan MPASI," lanjut dia.

Misalnya dengan mengajak anak melakukan aktivitas-aktivitas yang mudah, seperti memegang bahan makanannya.

Bisa juga dengan ibu sedang memetik daun bayam untuk membuat makanan, sementara anak bisa ditaruh di tempat yang aman di dekat ibunya, sambil mengajari si anak untuk pengenalan bahan makanan.

Menurut Nia, aktivitas seperti mempersiapkan makanan dan makan harus menyenangkan.

Sebab, dengan begitu si anak bisa mengeksplorasi bahan makanannya dan orangtua bisa memberi makan makanan itu sebagai responsive feeding.

"Jadi memberikan makanan secara responsive, sehingga kegiatan memberi makanan itu menyenangkan," ujar Nia.


Cara mengatasi GTM

Nia mengatakan, hal yang terpenting untuk mengatasi GTM adalah memberikan variasi pada makanan.

Selain itu, hindari makanan pabrikan, karena makanan pabrikan sering kali tinggi kadar garam dan gula.

"Lebih baik makan makanan lokal saja, karena mudah dicerna, dan ibunya juga bisa menjaga kebersihannya, kita tahu sendiri apa yang kita persiapkan," ujar Nia.

Memberikan porsi makanan secukupnya atau kecil namun dalam intensitas sering, juga bisa mengatasi GTM.

Hal lain yang harus dihindari dari memberikan MPASI yakni memaksa makan si anak.

"Karena kalau kita kasih porsi banyak, itu anak bisa langsung menolak, karena merasa terpaksa, misal dijejelin. Ini hal yang dihindari ketika memberikan MPASI," lanjut dia.

Jika anak merasa terpaksa, maka sang anak bisa saja akan mengalami trauma.

Sebab, peralihan dari yang awalnya menyusu ke jenjang makan MPASI adalah hal baru bagi anak.


Tidak menghakimi

Sementara itu, Nia menjelaskan, jika kita melihat ada orangtua yang sampai sedih bahkan stres ketika anaknya GTM adalah tidak menghakimi.

"Jangan menghakimi seperti makanan yang dibuat tidak enak, ibu salah, dan lainnya. Hal itu justru akan membuat perasaan si ibu terbebani dan merasa bersalah," ujar Nia.

"Karena melihat anak enggak mau makan itu suatu tantangan, dan membuat ibu menjadi down," kata dia.

Oleh karena itu, jangan ditambahi bebannya.

Sebagai orang terdekat, ketika melihat hal tersebut bisa dengan menawarkan bantuan cara belajar MPASI yang baik, seperti mengikuti kelas online dari AIMI yang membahas menyiasati anak GTM.

Selain itu, bisa juga dengan memberikan pujian kepada sang ibu.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/07/131611465/gerakan-tutup-mulut-gtm-pada-bayi-penyebab-dan-cara-mengatasinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke