Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kesepakatan Operasional Aritmatika

ARITMATIKA merupakan bagian matematika. Sementara, matematika adalah bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Maka sebagai sebuah jenis bahasa terpaksa aritmatika harus terkait dengan kesepakatan oleh mereka yang memiliki wewenang alias kekuasaan untuk membuat kesepakatan.

Operasional

Aritmatika bukan soal benar atau keliru apalagi salah, namun terbatas pada soal kesepakatan apa yang telah disepakati oleh rezim matematika.

Sama halnya dengan saya adalah saya dan kamu adalah kamu mutlak tergantung pada kesepakatan bahwa saya adalah saya dan kamu adalah kamu maka saya adalah kamu dan kamu adalah saya juga mutlak tergantung pada kesepakatan semantikal yang menyepakati bahwa saya adalah kamu dan kamu adalah saya.

Ketimbang terlibat ke perdebatan mubazir tanpa akhir sampai akhir zaman adalah lebih bijak mari kita kembali ke semesta matematika khususnya aritmatika.

Ternyata para penguasa matematika sudah menyepakati demi tidak menggunakan istilah konspirasi terhadap susunan operasional aritmatika.

Satu di antara sekian banyak konspirasi, eh kesepakatan aritmatika adalah urutan operasional yang mendahulukan parentheses disusul eksponen lalu multiplikasi lalu divisi lalu adisi lalu subtraksi.

Urutan operasional mutlak disepakati untuk dipatuhi demi mencecah agar jangan sampai timbul hasil hitungan yang saling beda satu dengan lain-lainnya sehingga memicu perdebatan tanpa akhir kecuali dipaksakan dengan menggunakan kekuasaan.

Kesepakatan

Misalnya, ketika dihadapkan dengan sebuah masalah berapa hasil 8 + 2 x 5 bisa saja saya sebagai insan awam bilang 50 sementara para aritmatikawan/wati bilang 18.

Karena saya membuat hitungan berdasar urutan mana yang duluan dan mana yang belakangan maka saya menambah 8 dengan 2 sama dengan 10 dulu baru hasilnya = 10 saya kalikan dengan 5 sehingga hasilnya adalah sama dengan 50.

Namun sayang setriliun sayang, operasional aritmatika yang saya gunakan adalah kehendak pribadi saya yang kebetulan beda dari kesepakatan yang disepakati oleh para penguasa termasuk para guru apalagi mahaguru aritmatika.

Para penguasa aritmatika sudah telanjur berkomplot, eh bersepakat membakukan urutan operasional yang mendahulukan pengalian ketimbang pembagian apalagi penambahan maka akibat kalah kuasa saya terpaksa untuk ikut ke arus kesepakatan mereka bahwa 2X5=10+8 sama dengan 18.

Kasus urutan operasional aritmatika membuktikan bahwa pada hakikatnya matematika mau pun sains, hukum, sosial, bahasa dan sejarah niscaya terkait pada kesepakatan mereka yang kebetulan sedang berkuasa menentukan kesepakatan.

Maka saya tidak berani protes beserta solusi jika memang pengalian dipaksa didahulukan sebenarnya dapat digunakan tanda kurung yaitu 8 + (2X5) atau (2X5)+8 yang hasilnya selalu sama dengan 18.

Namun tentu saja protes beserta solusi saya sama saja mubazirnya dengan gonggongan seekor anjing sementara khafilah tetap berlalu.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/27/120759665/kesepakatan-operasional-aritmatika

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke