Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Lama Manusia Bisa Hidup Tanpa Tidur dan Apa Saja Dampaknya?

Catatan tersebut dipegang seorang anak laki-laki asal Amerika Serikat (AS) Randy Gardner. Dia berhasil memecahkan rekor dunia tidak tidur terlama selama 11 hari 25 menit (264,4 jam) pada 1963. 

Randy berhasil memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang oleh DJ Tom Rounds di Honolulu, Hawaii yang tidak tidur selama 260 jam atau kurang dari 11 jam.

Namun dampaknya saat melakukan eksperimen itu dia kesulitan untuk mengidentifikasi objek dengan sentuhan, mulai berhalusinasi, dan bicaranya lambat serta mulai tidak jelas. 

Melansir Healthline, kurang tidur yang berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan kognitif, mudah marah, delusi, paranoid, dan psikosis.

Meskipun kematian karena kurang tidur sangat jarang, tetapi hal itu bisa terjadi.

24 jam tanpa tidur

Kurang tidur 24 jam bukanlah hal yang aneh. Anda mungkin melewatkan malam tanpa tidur untuk bekerja, belajar untuk ujian, atau merawat anak yang sakit.

Meskipun mungkin tidak menyenangkan untuk begadang sepanjang malam, itu tidak akan berdampak signifikan pada kesehatan Anda secara keseluruhan.

Beberapa efek dari melek terus selama terus 24 jam adalah kantuk, mudah marah, gangguan pengelihatan dan pendengaran, penurunan koordinasi tangan dan mata, serta gemetar.

Namun, gejala kurang tidur 24 jam biasanya hilang begitu Anda memejamkan mata dan mulai tidur.


36 jam tanpa tidur

Tidak tidur selama 36 jam dapat memiliki efek intens pada tubuh Anda.

Siklus tidur-bangun membantu mengatur pelepasan hormon tertentu, termasuk kortisol, insulin, dan hormon pertumbuhan manusia.

Karena itu tidak tidur untuk waktu yang lama dapat beerakibat mengubah beberapa fungsi tubuh, termasuk nafsu makan, metabolisme, suhu, suasana hati, dan level stres.

Sementara beberapa efek dari 36 jam tanpa tidur adalah kelelahan ekstrem, ketidakseimbangan hormon, motivasi turun, penalaran tidak fleksibel, perhatian berkurang, dan gangguan bicara.

48 jam tanpa tidur

Setelah melewatkan dua hari dua malam tanpa tidur, kebanyakan orang mengalami kesulitan untuk tetap terjaga. Mereka mungkin mengalami periode tidur ringan atau microsleep yang bisa bertahan hingga 30 detik.

Selama microsleep, otak berada dalam keadaan seperti tidur dan terjadi tanpa disengaja. Setelah itu, seseorang mungkin akan merasa bingung atay disorientasi.

Tetap terjaga selama 48 jam juga mengganggu sistem kekebalan tubuh. Penanda peradangan yang membantu tubuh Anda mencegah dan menargetkan penyakit, mulai beredar pada tingkat yang meningkat.

Beberapa riset telah menunjukkan bahwa aktivitas sel pembunuh alami (NK) menurun dengan kurang tidur. Sel NK merespons ancaman langsung terhadap kesehatan Anda, seperti virus atau bakteri.


72 jam tanpa tidur

Setelah 72 jam tanpa tidur, kebanyakan orang mengalami dorongan yang luar biasa untuk tidur. Banyak yang tidak dapat tetap terjaga sendiri.

Tiga hari tanpa tidur sangat membatasi kemampuan berpikir, terutama fungsi eksekutif seperti multitasking, mengingat detail, dan memperhatikan.

Tingkat kurang tidur ini dapat membuat sulit untuk melihat bahkan tugas-tugas sederhana sampai selesai.

Orang yang mengalami tingkat kurang tidur level ini mungkin mudah tersinggung. Mereka mungkin mengalami suasana hati yang tertekan, kecemasan, atau paranoia.

Dalam sebuah penelitian, partisipan dengan 30 jam kurang tidur mengalami kesulitan mengenali ekspresi wajah marah dan bahagia.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/22/200000065/berapa-lama-manusia-bisa-hidup-tanpa-tidur-dan-apa-saja-dampaknya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke