Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lonjakan Kasus Covid-19 di Eropa, Alarm bagi Indonesia

Jerman, Belanda, Australia mencatatkan rekor kasus baru Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, angka kematian jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Belanda bahkan memutuskan untuk kembali ke penguncian parsial selama tiga minggu sejak Sabtu (13/11/2021).

Secara keseluruhan, kasus virus corona baru menurun di sebagian besar dunia, tetapi naik 7 persen di Eropa dan 3 persen di Afrika.

Keragu-raguan vaksin, berkurangnya kekebalan di antara pembatasan, dan pelonggaran,  dianggap sebagai faktor dalam gelombang baru Covid-19 ini.

Waspada gelombang baru pandemi Covid-19

Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, ada tiga kombinasi maut kemunculan gelombang baru pandemi Covid-19.

Pelonggaran mobilitas dan interaksi yang tak terkendali merupakan kombinasi pertama.

Hal ini diperparah dengan adanya pergerakan melibatkan mayoritas masyarakat yang tidak memiliki imunitas.

Dalam hal ini, masyarakat yang tidak memiliki imunitas adalah mereka yang belum divaksin Covid-19.

Selanjutnya, adanya varian Delta yang memiliki kemampuan dalam menginfeksi, masih menjadi ancaman besar bagi semua negara.

"Jangankan 40 persen Indonesia belum divaksin, penduduk Singapura yang 18 persennya belum divaksin penuh saja sudah menjadi bahan bakar yang lebih dari cukup untuk membuat ledakan kasus Covid-19," kata Dicky kepada Kompas.com, Senin (15/11/2021).

Pemerintah harus antisipasi

Oleh karena itu, upaya untuk mengantisipasinya juga harus menyasar tiga hal tersebut.

Misalnya, pemerintah bisa membatasi aktivitas masyarakat dengan cara hanya mengizinkan mereka yang sudah divaksin penuh dan menunjukkan hasil tes negatif Covid-19.

Dicky juga menyarankan, pemerintah memperketat kriteria masyarakat yang akan bepergian keluar kota.

"Kemudian juga sangat disarankan aktivitasnya di kota rayanya. Kalau pun keluar kota, ya betul-betul yang memenuhi syarat, kriteria orang yang pergi juga jangan lansia atau punya komorbid," jelas dia.

Pandemi belum usai

Selain upaya mitigasi, ia berharap pemerintah daerah agar terus meningkatkan literasi publik bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir.

Karena belum berakhir, masyarakat diharapkan tidak abai dan tetap taat protokol kesehatan.

Menurutnya, pemerintah juga harus memberi opsi solutif terkait penghapusan libur panjang Natal dan Tahun Baru.

"Karena tidak bisa dipungkiri, masyarakat juga pengen liburan. Nah, liburan yang aman bagaimana, itu yang harus dipikirkan," ujar dia.

"Dalam artian misalnya di satu wilayah dibikin satu daftar mana lokasi yang outdor dan aman, mana juga yang rawan. Ini untuk memberi literasi pada publik," sambung dia.

Tingkatkan 3T, 5M, dan vaksinasi

Selain itu, upaya 3T (testing, tracing, treatment), 5M, dan vaksinasi harus terus ditingkatkan.

Dicky mengingatkan, Indonesia harus belajar dari negara-negara yang terlalu cepat melakukan pelonggaran, sehingga muncul ledakan kasus Covid-19.

"Kita harus belajar dari Singapura, terlalu cepat melakukan pelonggaran, ya meledak. Yang rugi ya kita semua. Kita sudah menikmati perbaikan-perbaikan ini, tapi jangan sampai kita kembali (kasus Covid-19 tinggi) karena kita yang abai," tutup Dicky.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/11/16/120000865/lonjakan-kasus-covid-19-di-eropa-alarm-bagi-indonesia

Terkini Lainnya

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke