KOMPAS.com - Seorang anak terpaksa menjalani isolasi mandiri, karena kedua orang tuanya meninggal karena Covid-19.
Diberitakan Kompas.com, Kamis (22/7/2021), ibunya meninggal dalam kondisi hamil 5 bulan dan ayahnya meninggal keesokan harinya.
Orangtua anak itu dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat karena positif Covid-19.
Anak tersebut diketahui positif, tetapi tidak bergejala. Ia pun dirawat di rumah ditemani tetangga dan kerabatnya. Rekan ayahnya tidur di depan pintu beratapkan tenda.
Anak yang isolasi mandiri di rumah bukan pertama kali ini terjadi. Lantas, bagaimana protokol isolasi mandiri di rumah untuk anak?
Panduan isoman untuk anak
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis “Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak” yang memuat tips dan cara merawat anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.
Menurut rekomendasi IDAI, saat anak menjalani isolasi mandiri maka orang tua tetap dapat mengasuh anak yang positif Covid-19 tersebut.
Bagi orang tua atau pengasuh yang merawat disarankan adalah orang yang memiliki risiko rendah untuk mengalami pemburukan Covid-19.
Adapun jika ada anggota keluarga yang positif, IDAI juga mengatakan ia dapat diisolasi bersama dengan anak yang juga tengah isolasi.
Apabila orang tua dan anak berbeda status Covid-19nya maka disarankan untuk diberikan jarak tidur 2 meter di tempat tidur yang terpisah.
Saat isolasi mandiri, maka orang tua harus memberikan dukungan psikologis pada anak.
Syarat isoman
Dalam dokumennya, IDAI memaparkan 7 syarat isolasi mandiri di rumah bagi anak, yakni sebagai berikut:
Hal yang perlu disiapkan
Lalu apa yang perlu dipersiapkan di rumah? Menurut IDAI dua alat berikut perlu disiapkan:
Sementara itu obat yang perlu disediakan adalah:
1. Obat demam
2. Multivitamin, termasuk vitamin C dengan ketentuan:
3. Zink
Untuk ketentuan zink yakni 20 mg per hari selama 14 hari.
Pelaksanaan isolasi mandiri di rumah
Berikut ini protokol isolasi mandiri di rumah untuk anak, dilansir laman Corona Jakarta:
1. Cek suhu badan anak setiap pagi dan sore
2. Periksa saturasi oksigen dan denyut nadi
3. Pantau frekuensi pernapasan anak. Tingkat pernapasan menunjukkan tanda bahaya ketika:
4. Tinggal di rumah
5. Gunakan masker dan pelindung mata saat Anda berada di dekat anak-anak Anda.
Penggunaan masker dianjurkan untuk anak usia dua tahun ke atas atau jika anak sudah bisa memakai dan melepas masker sendiri.
Orang tua dapat memastikan masker digunakan dengan benar dan memberi mereka "masker istirahat" ketika mereka sendirian atau dua meter dari orang lain. Masker tidak perlu digunakan saat anak sedang tidur
7. Jaga jarak
8. Mencuci tangan
9. Terapkan etika batuk yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam lengan atas.
Bawa anak Anda ke rumah sakit jika mereka menunjukkan gejala berikut:
Panduan lengkap Isolasi Mandiri Anak-anak dapat didownload di sini.
(Sumber: Kompas.com/Zakarias Demon Daton, Nur Rohmi Aida | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Rizal Setyo Nugroho)
https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/24/131500165/panduan-isolasi-mandiri-di-rumah-untuk-anak-terpapar-covid-19