Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral, Video Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19 Joget-joget di Pinggir Lubang Kuburan, Ini Kata Polisi

KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan sejumlah relawan pemakaman jenazah Covid-19 berbaju hazmat tengah berjoget ria di pinggir liang lahat yang menganga, viral di media sosial.

Unggahan video itu dibagikan oleh akun Facebook Koboy Kocheng pada Kamis (15/7/2021).

Pada video tersebut terlihat lokasi pengambilan video, yakni di Desa Bayeman, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan, dan diambil pada 14 Juli 2021 pukul 22.00 WIB.

"Happy banget ya kayaknya habis nguburin pasien kofet menurut mereka..Lalu ketawa2 joget2 dikuburan. Udah pada cair kayaknya..Yang kayak gini ni yang semakin buat masyarakat semakin ga percaya kofet. Miris ga sih..," tulis narasi pemilik akun.

Hingga Sabtu (17/7/2021) siang, unggahan video tersebut telah disukai 329 kali, dikomentari 365 kali, dan dibagikan lebih dari 2.100 kali oleh warganet.

Video serupa juga dibagikan akun Facebook Jurnalis Pantura pada waktu yang sama.

Dalam video yang berdurasi 20 detik itu, tampak ada sejumlah orang yang mengenakan pakaian alat pelindung diri (APD) berupa baju hazmat di sebuah kuburan. Tampak pula satu lubang sudah digali.

Ada satu orang yang melompat-lompat mengitari liang lahat tersebut dengan diiringi gelak tawa beberapa orang yang ada di tempat pemakaman.


Penjelasan polisi

Saat dikonfirmasi, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Arman, membenarkan bahwa kejadian tersebut terjadi di wilayah hukumnya.

Namun kini, permasalahan tersebut telah terselesaikan.

"Untuk video tersebut sudah diusut dan semua pihak yang terlibat sudah memohon maaf secara terbuka," katanya saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (17/7/2021) siang.

Secara lebih lanjut, Arman meminta Kompas.com untuk menghubungi Kasubbag Humas Polres Pasuruan Kota, AKP Endy Purwanto.

Endy mengatakan bahwa mereka yang berjoget-joget seperti di video itu bukanlah tenaga kesehatan (nakes), melainkan relawan pemakaman.

Saat video tersebut diambil, lanjut dia, lubang kuburan telah digali, dan para relawan pemakaman tengah menunggu datangnya jenazah.

"Jadi, mereka itu relawan pemakaman desa, kemudian pada saat pemakaman ada yang memvideo, ya pas joget-joget itu," terang dia.


Tidak etis

Menurut Endy, banyak dari masyarakat menyayangkan adanya kejadian tersebut.

Dia sendiri bahkan menyebut perilaku yang dipertontonkan itu sebagai hal yang tidak etis.

"Menurut keterangan, mereka berjoget-joget itu untuk menghibur diri, melepas kepenatan saja. Tapi pada situasi begini kan enggak etis kalau seperti itu," ujarnya.

Kini, para relawan yang ada dalam video tersebut telah meminta maaf kepada keluarga almarhum, dan berjanji tidak mengulangi lagi.

Keluarga almarhum, jelas Endy, juga tidak melakukan penuntutan kepada para relawan tersebut.

"Oh, endak, endak. Hanya endak pantas aja, keluarga endak ada masalah, dan juga sudah ada permintaan maafnya," kata dia.

Pada kesempatan ini, Endy mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membagikan video-video yang tidak pantas dengan situasi pandemi Covid-19.

Hal itu untuk menghindari polemik yang nantinya terjadi di tengah masyarakat.

"Lebih baik diam di rumah, tidak banyak bergerak atau mobilitas di jalan-jalan agar pandemi ini segera bisa selesai," tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/07/17/121800165/viral-video-relawan-pemakaman-jenazah-covid-19-joget-joget-di-pinggir

Terkini Lainnya

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tentara Israel Disengat Ratusan Tawon Saat Lakukan Operasi Militer di Jalur Gaza

Tren
5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

5 Sistem Tulisan yang Paling Banyak Digunakan di Dunia

Tren
BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

BMKG Catat Suhu Tertinggi di Indonesia hingga Mei 2024, Ada di Kota Mana?

Tren
90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

90 Penerbangan Maskapai India Dibatalkan Imbas Ratusan Kru Cuti Sakit Massal

Tren
Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Musim Kemarau 2024 di Yogyakarta Disebut Lebih Panas dari Tahun Sebelumnya, Ini Kata BMKG

Tren
Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Demam Lassa Mewabah di Nigeria, 156 Meninggal dalam 4 Bulan

Tren
BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

BMKG Deteksi Gangguan Magnet Bumi, Apa Dampaknya di Indonesia?

Tren
4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

4 Jenis Alergi Makanan yang Bisa Muncul Saat Dewasa

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke