Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ramai soal Penggunaan Alat Antigen Bekas, Apa Dampaknya bagi Orang yang Sudah Dites?

KOMPAS.com - Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan penggunaan alat rapid test antigen bekas pakai atau daur ulang di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara.

Diketahui, perbuatan itu dilakukan oleh oknum petugas Kimia Farma.

Instruksi tegas pun langsung dikeluarkan Menteri BUMN Erick Thohir.

Ia meminta BUMN terkait untuk memecat dan melakukan proses hukum kepada oknum petugas bersangkutan tersebut?

Lantas, apa saja dampak yang terjadi bagi mereka yang telah dilakukan pelayanan rapid test antigen bekas ini?

Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia Mahesa Paranadipa Maikel mengatakan, dampak yang terjadi yakni orang yang mengikuti pelayanan rapid antigen dimungkinkan dapat terkontaminasi virus atau bakteri.

"Jika bekas, maka dimungkinkan terkontaminasi virus atau bakteri," ujar Mahesa saat dihubungi Kompas.com, Jumat (30/4/2021).

Menurutnya, jika sudah terlanjur dilakukan rapid test, maka untuk menjaga kesehatan tubuh dapat dengan mengonsumsi nutrisi untuk meningkatkan imun tubuh.

Selain itu, bisa juga dengan mengecek status infeksi Covid-19, apakah tertular virus atau tidak.

"Sebaiknya tetap mengonsumsi nutrisi untuk meningkatkan imun tubuh, dan untuk meyakinkan sebaiknya dilakukan pengecekan dengan swab PCR setelah 3-7 hari penggunaan," lanjut dia.


Apakah bisa alat test Covid-19 didaur ulang?

Mengenai alat medis yang digunakan kembali, Mahesa mengungkapkan bahwa prosedur penggunaan alat kesehatan yang memiliki risiko sebagai limbah medis B3 telah diatur dan wajib diketahui oleh seluruh fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan.

Ia menambahkan, apabila petugas lalai atau melakukan perbuatan dengan sengaja (kesengajaan) tekait pengelolaan lombah medis diatur dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

"Tidak bisa didaur ulang, karena memang standar penggunaan alkes ini hanya 1 kali pakai untuk 1 orang dengan risiko alkes telah terkontaminasi virus atau bakteri," ujar Mahesa.

Meski sudah dicuci bersih dan dipakai kembali, namun hal tersebut bukan standar dari penggunaan alkes yang 1 kali pemakaian.

Alat kesehatan sesuai standar

Di sisi lain, Mahesa menyampaikan, jika alat kesehatan bekas yang digunakan artinya tindakan atau layanan rapid test antigen atau layanan kesehatan lain sudah tidak terstandar.

Sementara, alat kesehatan yang tidak terstandar tidak dapat digunakan pada layanan kesehatan apa pun.

Dalam Pasal 98 UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, disebutkan bahwa sediaan farmasi dan alat kesehatan harus aman, berkhasiat/bermanfaat, bermutu, dan terjangkau.

"Jika menggunakan alat rapid test antigen bekas ini termasuk perbuatan melanggar ketentuan dan mendapat sanksi sebagaimana Pasal 196," ujar Mahesa.

Pasal 196 menentukan bahwa setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standard dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).


Cara memastikan alat rapid test antigen baru atau bekas

Agar dapat terhindar dari kejadian serupa, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Sumatera Utara, dr Aris Yudhariansyah menjelaskan mengenai hal-hal apa saja yang dapat dicermati sebelum menggunakan alat kesehatan yang masih baru atau belum pernah dipakai.

Ia menjelaskan, alat rapid test yang baru dikemas dalam plastik disposable yakni plastik khusus sekali pakai yang baru dibuka apabila akan digunakan.

Jika plastik sudah dibuka, maka masyarakat patut mencurigai kesterilan alat rapid test antigen itu.

Selain itu, peseta tes juga harus memastikan keberadaan alat rapid test berada di lokasi yang bisa terlihat dengan jelas.

Sebab, alat yang menunjukkan hasil rapid test itu tidak perlu dibawa ke mana-mana oleh petugas.

Kemudian, peserta tes bisa memastikan bahwa alat rapid antigen yang steril terdiri dari dua bagian yakni cangkang dan alat pengambil swab, dakron.

Cangkang adalah alat berwarna putih yang nantinya memunculkan garis I atau II. Adapun penggunaan cangkang hanya bisa satu kali pemakaian saja.

Sementara, dakron digunakan untuk mengambil lendir yang ada di dalam hidung atau mulut orang.

Sama seperti cangkang, dakron juga tidak bisa digunakan berulang, meski sudah dicuci.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/05/02/130500465/ramai-soal-penggunaan-alat-antigen-bekas-apa-dampaknya-bagi-orang-yang

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke