Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Risiko Gangguan Mental dan Neurologi pada Penyintas Covid-19

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 tidak hanya berdampak secara fisik, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan mental pada orang yang telah dinyatakan pulih.

Para peneliti dari Oxford University dan pusat data sains dan kesehatan TriNetX, menyebutkan bahwa 6 bulan setelah dinyatakan positif Covid-19, 1 dari 8 pasien berpotensi mengalami gangguan kejiwaan atau neurologi.

Neurologi adalah gangguan yang terjadi pada otak, sumsum tulang belakang, dan sistem saraf secara keseluruhan.

Evaluasi 236.379 pasien

Peneliti dari Oxford dan TriNetX menggunakan data dari catatan kesehatan elektronik untuk mengevaluasi 236.379 pasien di Amerika Serikat (AS).

Penelitian ini memperhitungkan faktor-faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, ras, kondisi fisik dan mental, serta faktor sosial-ekonomi.

Hasilnya, 33,6 persen penyintas mengalami kondisi neurologis atau psikiatris pasca-Covid terjadi dalam enam bulan.

"Untuk diagnosis seperti stroke atau pendarahan intrakranial, risikonya cenderung menurun cukup drastis dalam enam bulan... tetapi untuk beberapa diagnosis neurologis dan psikiatri kami tidak memiliki jawaban tentang kapan itu akan berhenti," kata kepala riset dari departemen pskiatri Universitas Oxford, Dr Max Taquet dilansir dari The Guardian, Senin (25/1/2021).

Meskipun penelitian tidak membuktikan secara langsung bahwa penyebab utamanya adalah Covid-19, tetapi bisa menjadi peringatan bahwa kondisi kejiwaan dan neurologi perlu diperhatikan pada penyintas.

Depresi dan insomnia

Hal serupa juga ditemukan oleh para peneliti di Universitas Oxford dan Pusat Penelitian Biomedis Kesehatan Oxford NIHR.

Mereka mengambil data rekam medis elektronik dari 69 juta orang di AS, menunjukkan bahwa orang yang selamat dari virus corona dapat meningkatkan risiko terkena gangguan kejiwaan.

Dari hasil riset ini, peneliti menyatakan 1 dari 5 pasien didiagnosis mengalami kecemasan, depresi, atau insomnia untuk pertama kali dalam waktu 3 bulan setelah dinyatakan positif Covid-19.

"Orang-orang khawatir bahwa orang yang selamat dari Covid-19 akan memiliki risiko lebih besar terhadap masalah kesehatan mental, dan temuan kami dalam studi besar dan terperinci menunjukkan hal ini mungkin," kata kepala riset yang merupakan profesor psikiatri di Universitas Oxford, Paul Harrison dilansir dari Independent, pada 10 November 2020.

Sindrom Guillain-Barré

Seorang pIskiater dan dosen klinis di Rumah Sakit King College, Dr Tim Nicholson menyatakan bahwa temuan ini butuh penelitian lebih lanjut.

Ia tidak terlibat dalam dua penelitian tersebut. Namun ia memiliki catatan bahwa ada informasi yang perlu diperhatikan dalam mengamati gangguan mental dan komplikasi neurologis.

Catatan tersebut misalnya, kurangnya informasi relevan seperti kepadatan penduduk (lingkungan perumahan), jumlah keluarga, pekerjaan, dan status imigrasi.

"Saya pikir secara khusus hal ini meningkatkan beberapa gangguan, terutama demensia dan psikosis ... dan mendorong beberapa gangguan lebih jauh ke bawah daftar potensi penting, termasuk sindrom Guillain-Barré," Nicholson, melansir The Guardian.

Sindrom Guillain-Barré ialah penyakit autoimun langka yang menganggu sistem pergerakan tubuh.

Ia menyatakan bahwa penemuan ini akan membantu mengarahkan para peneliti ke arah komplikasi neurologis dan psikiatrik yang memerlukan studi lebih lanjut yang cermat.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/26/143000265/studi--risiko-gangguan-mental-dan-neurologi-pada-penyintas-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke