Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perbandingan Telegram dan Signal, dari Keamanan hingga Fitur yang Ditawarkan

KOMPAS.com - Pada awal 2021, aplikasi berbagi pesan WhatsApp berencana memberlakukan kebijakan privasi baru mereka mulai 8 Februari 2021 mendatang.

Apabila pengguna tak kunjung menyetujui persyaratan baru tersebut, akun WhatsApp pengguna terancam akan dihapus.

Setelah banyak menimbulkan perdebatan, WhatsApp akhirnya menunda pemberlakuan kebijakan privasi baru yang diumumkan awal Januari ini.

Dalam pernyataan terbaru di blog resminya, WhatsApp mengatakan akan memperpanjang waktu bagi penggunanya untuk memberikan persetujuan.

"Tidak ada akun yang ditangguhkan atau dihapus pada 8 Februari," tulis WhatsApp melalui blog resminya. 

Migrasi ke Telegram dan Signal

Kondisi ini lalu membuat para pengguna WhatsApp berpikir untuk migrasi ke aplikasi perpesanan lainnya. Dua di antara yang mulai banyak dilirik adalah Telegram dan Signal.

Belakangan, Signal dan Telegram pun berada di puncak daftar Play Store. Kedua aplikasi itu disebut menawarkan keamanan privasi yang lebih menjanjikan dari WhatsApp dan Facebook Messenger.

Berikut ini beberapa perbedaan antara Telegram dan Signal, dikutip dari How to Geek, Kamis (14/1/2021):

Fitur privasi

Di Signal, semua percakapan dan komunikasi lainnya dienkripsi end-to-end antar perangkat yang menjalankan aplikasi itu.

Artinya, perusahaan dan pemilik Signal pun tidak dapat melihat pesan pengguna, bahkan jika mereka menginginkannya.

Sementara itu, enkripsi end-to-end di Telegram merupakan sebuah pilihan. Pengguna harus memulai "obrolan rahasia" agar bisa dienkripsi.

Sebab, semua pesan di Telegram dienkripsi antara pengguna dan server Telegram.

Perusahaan yang bertanggung jawab secara teknis juga bisa melihat isi pesan pengguna di servernya jika diinginkan, kecuali dalam obrolan rahasia.

Selain itu, Telegram juga tidak memiliki grup obrolan rahasia. Sebab, pengguna hanya bisa mendapatkan enkripsi end-to-end dalam percakapan antara dua orang.

Berbeda dari Telegram, semua percakapan di Signal adalah obrolan rahasia dan terenkripsi secara default, baik itu percapakan dua orang maupun grup.

Semua percakapan di Signal juga hanya disimpan di perangkat pengguna.

Anggota grup dan file yang dikirim

Meski memiliki kelebihan dalam hal privasi, Telegram menawarkan beberapa fitur kenyamanan yang tak dimiliki oleh Signal.

Di Telegram, pengguna dapat memiliki hingga 200.000 orang dalam obrolan grup, sementara Signal hanya dapat mencakup hingga 1.000 orang.

Ukuran file yang bisa dikirim melalui Telegram juga lebih besar, yaitu 2 GB, sedangkan Signal hanya mampu mengirim file ukuran 100 MB.

Karena percakapan Signal hanya disimpan di perangkat pengguna, maka aplikasi itu tidak memiliki fitur sinkronisasi pesan.

Pengguna harus melakukan percakapan baru jika masuk ke perangkat lain, misalnya Signal web.

Hal itu berbeda dengan Telegram yang dapat masuk ke Telegram web dan melanjutkan percakapan.

Selain itu, Telegram juga memungkinkan pengguna untuk menambahkan bot ke percakapan.

Secara keseluruhan, aplikasi Telegram juga memiliki layanan antarmuka yang lebih bersinar, dengan lebih banyak paket stiker, stiker animasi, dan gambar latar belakang yang dapat disesuaikan untuk percakapan pengguna.

Persamaan

Signal dan Telegram keduanya mengiklankan diri mereka sebagai aplikasi yang privat dan aman.

Keduanya juga tidak dimiliki oleh perusahaan teknologi besar, melainkan organisasi dan perusahaan nirlaba.

Baik Signal dan Telegram adalah aplikasi obrolan dengan semua fitur standar, mulai dari stiker, foto, transfer file, hingga panggilan suara dan video.

Signal dan Telegram keduanya menawarkan aplikasi untuk iPhone, iPad, dan Android secara gratis.

Pengguna hanya memerlukan nomor telepon untuk mendaftar. Keduanya juga menawarkan aplikasi desktop opsional sehingga Anda dapat mengobrol di PC Windows, Mac, atau sistem Linux.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/16/133500065/perbandingan-telegram-dan-signal-dari-keamanan-hingga-fitur-yang-ditawarkan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke