Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Pasien Covid-19 dari Golongan Usia Muda Meningkat, Benarkah?

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 bisa menyerang siapa saja, baik itu orang tua, anak muda, bahkan anak-anak.

Namun, selama ini ada golongan yang memang lebih rentan apabila terinfeksi Covid-19, yaitu lansia dan orang dengan komorbid atau penyakit bawaan. 

Pasien Covid-19 golongan ini dapat mengalami gejala Covid-19 yang lebih berat dan membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Remaja dan usia muda

Namun, melansir BBC, Jumat (9/1/2021), kini data pasien yang ada di rumah sakit cukup menunjukkan keberagaman jika ditilik dari sisi usia.

Dalam beberapa bulan terakhir di Inggris, infeksi tertinggi dilaporkan terjadi pada kalangan remaja, pelajar, dan orang berusia 20 hingga 30-an.

Mereka yang sebelumnya masuk ke kelompok yang tidak diprediksi rentan, karena masih memiliki kondisi fisik yang prima, kini justru banyak ditemukan di rumah sakit.

"Ketika kasus di masyarakat meningkat, akan ada sedikit peningkatan jumlah anak yang kami lihat dengan Covid-19, tetapi sebagian besar anak-anak dan remaja tidak memiliki gejala atau hanya penyakit yang sangat ringan," kata Prof Russell Viner, presiden Royal College of Paediatrics and Child Health. 

Russell menegaskan, meskipun orang di usia paruh baya kurang terpengaruh dibandingkan orang di atas 65 tahun, mereka sama sekali tidak bebas risiko.

Sejak gelombang kedua infeksi dimulai akhir September 2020, pasien Covid-19 yang masuk ke rumah sakit di Inggris didominasi oleh pasien berusia di atas 85 tahun. Selanjutnya adalah pasien berusia 75-84 tahun.

Saat itu, pasien anak-anak atau kelompok muda menjadi yang paling sedikit jumlahnya.

40 persen

Namun dalam beberapa minggu terakhir, orang dewasa mulai usia 18-64 tahun menyumbang kurang lebih 40 persen dari total pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, sebagaimana ditunjukkan oleh data milik Public Health England.

Jumlah persentase itu sama persis dengan pasien lansia dengan kisaran usia 65-84 tahun yang juga menyumbang sekitar 40 persen.

Sisanya, sebanyak sekitar 20 persen datang dari pasien berusia di atas 85 tahun.

Sementara anak-anak di bawah usia 17 tahun menjadi kelompok yang paling sedikit, yakni hanya sekitar 1 persen saja dan sangat sedikit dari mereka yang membutuhkan perawatan intensif.

Pada gelombang pertama, rata-rata usia pasien Covid-19 yang membutuhkan lerawatan ICU ada di kisaran 60,4 tahun.

Akan tetapi, pada gelombang kedua, rata-rata usia pasien yang membutuhkan ICU menurun menjadi 58,8 tahun.

Pola untuk pasien bergejala dan membutuhkan perawatan memang terlihat mengalami pergeseran.

Varian baru virus corona

Adanya varian virus baru yang memiliki kriteria lebih cepat menyebar ditengarai menjadi alasan mengapa persebaran kasus secara usia saat ini menjadi lebih meluas.

Namun demikian, pola pasien yang mengalami gejala berat hingga sekarat tidak mengalami perubahan yang begitu signifikan.

Semakin tua seseorang, risiko terpapar dan terserang virus corona memang semakin besar. Terutama mereka yang berusia di atas 65 tahun.

Berdasarkan penelitian Imperial College London, risiko kematian pasien Covid-19 untuk mereka yang berusia di bawah 40 tahun adalah 0.1 persen.

Sementara risiko kematian bagi penderita berusia di atas 80 tahun mencapai 5 persen. Ini berdasarkan data infeksi gelombang pertama musim semi lalu.

Seiring berjalannya waktu dan adanya temuan vaksin, pengetahuan masyarakat akan penyakit ini pun sudah meningkat.

Diharapkan, peningkatan pengetahuan ini dapat menekan risiko serangan parah juga kematian yang bisa terjadi.

https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/09/150000665/tren-pasien-covid-19-dari-golongan-usia-muda-meningkat-benarkah-

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke