Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Simak, Gejala Virus Corona Ini Bisa Menjadi Peringatan Dini

KOMPAS.com - Kasus infeksi virus corona penyebab Covid-19 di seluruh dunia masih terus bertambah. Peningkatan jumlah kasus infeksi juga terjadi di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. 

Sejauh ini, virus corona telah menginfeksi sekitar 63 juta orang secara global, dengan 43,5 juta di antaranya telah sembuh dan 1,46 juta meninggal dunia.

Melansir Worldometers, (30/11/2020) hingga pukul 11.45 WIB, dilaporkan telah terdapat sebanyak 13.119 kasus baru.

Gejala awal virus corona

Sebagai virus dan penyakit yang relatif baru, virus corona dan Covid-19 masih terus diteliti para ahli dan ilmuwan. Termasuk sejumlah gejala yang muncul dari orang yang terinfeksi. 

Dikutip dari BGR (30/11/2020), sebuah studi baru yang dilakukan peneliti di Universitas Barcelona, Spanyol menemukan, beberapa orang yang terpapar virus corona mengalami berbagai gejala pada hidung sebelum gejala yang lebih umum terlihat.

Secara khusus, peneliti menemukan gejala seperti hidung kering, sebenarnya bisa menjadi kondisi awal pasien virus corona kehilangan kemampuan untuk merasakan dan mencium bau.

Dalam beberapa kasus, perlu diperhatikan bahwa gejala hidung terjadi bersamaan dengan hilangnya rasa dan bau.

Sementara itu, gejala paling umum dari infeksi virus corona masih cenderung mirip dengan flu, seperti demam, batuk, dan kelelahan.

Gejala neurologis

Sementara itu, sebuah penelitian terbaru dari Northwestern Medicine menemukan, sebanyak 82 persen pasien virus corona yang memiliki gejala cukup parah, sehingga membutuhkan perawatan di rumah sakit, beberapa di antaranya mengalami berbagai gejala neurologis di beberapa titik selama sakit.

Gejala neurologis yang umum termasuk kehilangan ingatan, kebingungan, dan ketidakmampuan untuk berkonsentrasi pada sesuatu dalam jangka waktu yang lama.

Bahkan, banyak pasien dengan virus corona mengalami masalah neurologis yang berkepanjangan hingga berminggu-minggu dan berbulan-bulan setelah meninggalkan rumah sakit.

Beberapa penelitian telah menunjukkan, pasien virus corona yang lebih tua lebih cenderung mengalami masalah neurologis untuk jangka waktu yang lama.

Selain itu, terdapat bukti bahwa orang yang selamat dari virus corona dapat menunjukkan tanda-tanda kerusakan paru-paru dan jantung berbulan-bulan setelah diagnosis awal.

Pasien tanpa gejala pun dapat menunjukkan tanda-tanda kerusakan paru-paru dan jantung berbulan-bulan setelahnya.

"Sejumlah individu yang sepenuhnya telah pulih dan tampaknya asimtomatik, ketika dilakukan resonansi magnetik, MRI, dan lainnya, telah ditemukan beberapa mengalami peradangan jantung," ujar Dr Anthony Fauci, seperti dikutip dari BGR. 

Perbedaan kehilangan penciuman

Dilansir BBC, (18/8/2020), hilangnya bau pada pasien virus corona berbeda dengan yang dialami saat flu atau pilek parah.

Saat pasien Covid-19 kehilangan bau, cenderung tiba-tiba dan parah. Selain itu, hidung tidak tersumbat dan masih dapat bernapas lega.

Menurut penelitian di jurnal Rhinology, penderita virus corona yang kehilangan rasa benar-benar tidak dapat membedakan antara pahit atau manis.

Para ahli menduga, hal ini dikarenakan virus mempengaruhi sel-sel saraf yang terlibat langsung dengan sensasi penciuman dan rasa.

Adapun gejala utama virus corona antara lain suhu tinggi, batuk terus menerus, atau kehilangan bau atau rasa.

Sementara kehilangan bau pada pasien Covid-19, kurang bisa mengenali bau dan sama sekali tidak bisa membedakan rasa pahit atau manis.

"Ini sangat menarik karena itu berarti tes bau dan rasa dapat digunakan untuk membedakan antara pasien Covid-19 dan orang dengan pilek atau flu biasa," ujar Prof Philphott dari badan amal Fifth Sense.

Pulih dalam beberapa minggu

Menurutnya, indra penciuman dan rasa pada kebanyakan orang yang pulih dari virus corona akan kembali dalam beberapa minggu.

Philphott menambahkan, tes bau dan rasa dapat dilakukan secara mandiri di rumah menggunakan produk seperti kopi, bawang putih, jeruk, atau lemon.

Lebih lanjut, Prof Andrew Lane, pakar masalah hidung dan sinus di Universitas Johns Hopkins di AS dan timnya mempelajari sampel jaringan dari bagian belakang hidung.

Penelitian dilakukan untuk memahami cara virus corona menyebabkan hilangnya bau.

Para peneliti mengidentifikasi tingkat enzim yang sangat tinggi yang hanya ada di area hidung.

Enzim disebut ACE-2 (angiostensin converting enzyme II), dianggap sebagai titik masuk yang memungkinkan virus corona masuk ke dalam sel tubuh dan menyebabkan infeksi.

Hidung merupakan salah satu tempat masuknya virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh.

"Kami sekarang melakukan lebih banyak eksperimen di laboratorium untuk melihat apakah virus memang menggunakan sel-sel ini untuk mengakses dan menginfeksi tubuh," tutur Prof Lane.

"Jika itu masalahnya, kami mungkin dapat mengatasi infeksi dengan terapi antivirus yang diberikan langsung melalui hidung," lanjut dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/30/141500165/simak-gejala-virus-corona-ini-bisa-menjadi-peringatan-dini-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke