Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desa di Italia Cari Anak Muda yang Mau Pindah ke Sana, Akan Dibiayai

KOMPAS.com – Sebuah desa di Italia mencari anak muda yang bersedia tinggal di sana.

Mengutip CNN, 28 Oktober 2020, desa itu bahkan menawarkan kesepakatan akan membayar mereka yang bersedia pindah dan memulai bisnis di sana.

Desa juga akan memberikan tempat tinggal dengan sistem sewa nominal.

Desa tersebut bernama Santo Stefaano, sebuah desa yang berada di ketinggian dan selama ini terkenal dengan hotel-hotel yang kamar-kamarnya glamor.

Kawasan pedesaan di sana masih masuk wilayah Taman Nasional Gran Sasso e Monti della Laga dengan pemandangan yang indah.

Desa itu mencari anak muda yang bersedia pindah ke sana karena di lokasi itu hampir setengah penduduknya adalah pensiunan.

Di desa itu hanya ada sekitar 115 penduduk. Sedangkan, kurang dari 20 orang di sana berusia di bawah 13 tahun.

Oleh karena itu, dewan kota mengambil tindakan dengan membuka penawaran mengenai siapa yang ingin tinggal.

Setidaknya mereka yang berpindah ke desa itu akan diberikan biaya bulanan selama tiga tahun dengan nilai maksimal 8.000 Euro atau sekitar Rp 135 juta per tahunnya.

Dewan kota juga akan memberikan uang kontribusi sekali senilai 20.000 Euro atau sekitar Rp 337 juta untuk memulai berwirausaha.

Penghuni juga akan mendapatkan properti untuk ditinggali dengan sistem sewa.

Namun belum diketahui pasti bagaimana mekanisme sistem sewa ini. Desa akan menganalisa pelamar untuk menentukannya.

Setidaknya, sudah ada 1.500 orang pelamar sejak program diluncurkan 15 Oktober 2020.

Nantinya mereka akan diuji hingga mendapat jumlah 10 orang yang layak.

Perlu diketahui, nantinya saat berpindah ke sana tidak sembarang bisnis didirikan di sana.

Beberapa peluang wirausaha yang diizinkan yakni:

  • Pemandu
  • Staf untuk kantor informasi
  • Petugas kebersihan dan pemeliharaan,
  • Pemilik toko obat, atau mereka yang dapat bekerja dengan,
  • Menjual, makanan di daerah tersebut

Paling lambat batas waktu pendaftaran adalah 15 November 2020. Sedangkan, usia minimal 18 maksimal 40 tahun.

Info selengkapnya dapat dilihat melalui link di sini.

Selama ini telah banyak warga desa di wilayah terpencil Italia, seperti Santo Stefano, yang penduduknya melakukan eksodus penduduk sejak Perang Dunia II.

Melalui eksodus itu, orang-orang berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan. Namun pada akhirnya mereka enggan kembali dan membuat desa menjadi sepi.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/11/09/080300165/desa-di-italia-cari-anak-muda-yang-mau-pindah-ke-sana-akan-dibiayai

Terkini Lainnya

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke