Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

JO, Kenangan Kecilku untuk Maestro Wartawan "Andap Asor"

Minggu pagi, 9 Juni 2013 Etty menelepon lagi. “Mas Osdar, Pak Jakob nanti mau menghadiri upacara pemakaman almarhum Taufik Kiemas. Beliau minta Mas Osdar mendampingi,” kata Etty.

Pagi itu saya menelepon Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) Mayjen TNI Doni Monardo.

Saya sampaikan keinginan Jakob Oetama untuk menghadiri upacara pemakaman almarhum Taufik Kiemas yang akan dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

“Saya akan koordinasikan dengan protokol istana. Kalau Pak Jakob sudah sampai di tempat pemakaman tolong kontak saya Mas Osdar,” kata Doni saat itu.

Satu setengah jam sebelum upacara pemakaman, Jakob sampai di wilayah pemakaman Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Saya bersama Pemimpin Umum Redaksi Kompas Rikard Bagun dan Wartawan Kompas untuk Istana Kepresidenan dan Antonius Tomy Trinugroho (Ato) menjemput Jakob. Agak jauh dari pintu gerbang. Jaraknya cukup jauh untuk Jakob berjalan kaki sampai mulut gerbang pemakaman.

Untung ada seorang prajurit Paspampres mendekati kami dan mempersilakan mobil yang membawa Jakob Oetama merapat sampai pelataran pemakaman.

Karena upacara masih lama, kami bimbing Jakob Oetama menunggu di salah satu gerbang masuk yang dinaungi pepohonan rindang. Saat itu matahari bersinar terang dan mulai panas terik.

Saat itu muncul kolumnis tetap Harian Kompas dan cendekiawan Yudi Latief. Ia ikut membantu mendapatkan kursi kecil untuk duduk Jakob Oetama. Mula-mula Jakob tidak mau duduk.

“Pak Jakob tempat pemakaman cukup jauh dari gerbang ini dan jenazah belum datang, jadi duduk dulu saja,” ujar saya yang ditolak Jakob.

Tapi ketika Yudi Latif memperisilakan, Jakob Oetama bersedia duduk. Beberapa menit kemudian seorang perwira menengah Paspampres mendekati kami dan mempersilahkan Jakob untuk menuju ke wilayah VVIP upacara pemakaman.

Saat itu Doni Monardo menelepon saya. “Pak Osdar itu staf saya nanti membantu Pak Jakob duduk tidak jauh dari keluarga almarhum, Presiden dan Ibu Negara. Saya sudah koordinasikan dengan protokol,” kata Doni.

Jakob mengira perwira itu Doni Monardo. Jakob nampak senang sekali. Beberapa hari sebelumnya, Doni menemui Jakob Oetama untuk memberi beberapa pohon.

Sampai di tenda VVIP, para pelayat sudah banyak. Para pejabat tinggi sipil militer dan anggota keluarga dan handai taulan almarhum Taufik Kiemas sudah hadir.

Tempat duduk sudah penuh kecuali dua deretan di depan kosong karena disediakan untuk rombongan Presiden dan keluarga almarhum. Ketika itu rombongan Presiden, Ibu Megawati Soekarnoputri serta jenazah belum tiba.

Jakob terkesima dan terkejut ketika dipersilakan petugas protokol untuk duduk di deretan depan. Jakob minta saya mencarikan tempat di belakang saja, bukan paling depan.

Kebetulan petugas protokol dan Paspampres yang bertugas saat itu saya kenal sekali. Ketika saya minta kepada protokol dan prajurit Paspampres tersebut, keduanya hampir serentak mengatakan tiga kata dalam Bahasa Jawa yang tidak pernah saya lupakan, “Beliau ini (Jakob) andap asor (rendah hati, sederhana ) sekali ya”.

Ucapan petugas protokol dan Paspampres itu saya sampaikan ke Jakob Oetama. Tapi Jakob Oetama diam saja.

Saya coba telepon Doni Monardo. “Beliau kan sudah umur, biar duduk di depan saja, supaya tidak repot,” jawab Doni ketika hal ini saya sampaikan.

Kemudian saya mengatakan lagi sesuatu pada Jakob Oetama. ”Pak Jakob duduk di sini dulu saja supaya nanti bisa bersalaman dengan Ibu Megawati untuk langsung menyampaikan belasungkawa.”

Jakob sempat berjumpa sekilas dengan Presiden SBY dan Ani Yudhoyono. Setelah itu, Jakob minta lagi duduk di belakang.

Selanjutnya, sebelum upacara selesai, Jakob merasa sakit perut dan ingin pulang. Dalam perjalanan ke mobilnya, Jakob mengatakan, “Kita sudah salaman dengan Ibu Megawati, Puan Maharani, Presiden SBY dan Bu Ani, puterinya almarhum Sarwo Edhie, teman saya.”

“Saya beberapa kali bertemu Ibu Ani dan saya sampaikan beberapa kali jumpa Pak Sarwo Edhie dan menulis tentang almarhum. Saya katakan kepada Bu Ani, ketika Pak Sarwo akan bertugas  mengatakan hal yang berkesan, 'kalau saya berangkat dengan koper, ketika pulang isi koper itu tetap sama.' Hal itu saya tulis dan Ibu Ani bilang, tulisan Pak Jakob kami dokumentasikan,” ujar Jakob.

Demikian kata Jakob ketika meninggalkan pemakaman. Apa yang dikatakan itu sering sekali disampaikan kepada saya dan orang lain, termasuk di redaksi Harian Kompas.

Beberapa hari kemudian setelah upacara pemakaman, Jakob banyak bercerita tentang sosok almarhum Taufik Kiemas (terutama kepiawaian lobinya), Sarwo Edhie, Puan Maharani, Ani Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri dan banyak lagi tokoh tokoh yang hadir di upacara pemakaman itu.

Tentang Megawati, Jakob berkata (ini yang saya ingat saja), ”Putera-puteri Bung Karno setelah Bung Karno tidak jadi presiden banyak menghadapi kesulitan untuk melanjutkan atau menyelesaikan studinya. Tapi kesulitan itu ada hikmahnya.”

Doni mengatakan, terkesan Jakob yang menyimak dengan tekun ketika diberi penjelasan tentang pembibitan pohon ulin. “Beliau menyimak dengan tekun”.

Yudie Latief mengatakan beliau memang “andap asor”, vibrasinya, getarannya menyentuh kita.

”Itu bagian dari diri Jakob Oetama, yang terkait dengan ungkapan knowledge speaks but wisdom listens, pengetahuan berbicara tapi kebijaksanaan mendengarkan.

Yudi menuliskan, Jakob mendengarkan. Dituliskan pula, ”Selamat jalan sang Guru Bangsa. Dalam mati engkau abadi. Duka cita dan doa.”

J Osdar dari Taman Cipulir Estate yang sealu kebanjiran.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/16/154447265/jo-kenangan-kecilku-untuk-maestro-wartawan-andap-asor

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke