Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Upaya Pegiat Literasi Digital Gencarkan Kampanye Penggunaan Masker

KOMPAS.com - Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) tengah gencar mengampanyekan penggunaan masker yang tepat via media sosial.

Nantinya, kampanye diperluas ke medium suara yang akan disiarkan lewat stasiun radio.

Koordinator Nasional Japelidi, Novi Kurnia, mengatakan akan ada enam konten kampanye penggunaan masker yang diproduksi Japelidi. Saat ini sudah tiga konten dibuat dan diunggah di akun Instagram Japelidi.

"Kami melihat bahwa ada beberapa kasus penggunaan masker yang tidak tepat. Ada yang menggunakannya sampai ke dagu, dan sebagainya. Isi kampanye kami yakni menggunakan masker dengan benar. Kami pun sudah konsultasi dengan dokter soal ini," kata Novi kepada Kompas.com, Selasa (8/9/2020).

Konten kampanye pertama soal penggunaan masker dengan benar, diunggah pada 29 Juli. Konten selanjutnya berisi soal wajib mencuci masker kain. Konten ketiga mengenai aman dan gaya menggunakan masker kain.

Novi mengatakan konten berikutnya yang akan dipublikasikan yakni penggunaan masker dalam konteks menjaga kebersihan dan penggunaan masker di restoran.

"Konten masker dengan konteks menjaga kebersihan nyaris final. Isinya nanti soal cara yang benar mengistirahatkan masker seperti ditaruh di mana, ditutup kain atau tisu, dan sebagainya," ujar Novi.

"Kita sedang mengusahakan alih bahasa ke konten audio, dalam versi pendek dan panjang. Topiknya masih soal masker. Jadi, konten digital masker akan disambungkan dengan konten audio," tutur Novi.

Nantinya, Japelidi akan bekerja sama dengan stasiun radio dan radio komunitas di Indonesia untuk menyebarluaskan kampanye penggunaan masker.

"Kami ingin serial masker tuntas dalam bentuk digital dan audio," tukas Novi.

Pemakaian masker telah menjadi pedoman dari badan kesehatan dunia WHO sejak dimulainya wabah di Wuhan, China, pada 2019. Pedoman tersebut awalnya direkomendasikan bagi petugas kesehatan dan orang sakit.

Lantas, pada 5 Juni 2020, WHO mengubah rekomendasinya agar pemerintah mendorong masyarakat umum memakai masker.

Di Indonesia, pemerintah lewat Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, meminta seluruh masyarakat menggunakan masker mulai Minggu (5/4/2020). Imbauan ini sesuai dengan rekomendasi WHO dalam mencegah penyebaran Covid-19.

Berdasarkan laman resmi WHO pada 21 Agustus 2020, WHO dan UNICEF menganjurkan agar anak-anak berusia 12 tahun ke atas memakai masker dalam kondisi yang sama dengan orang dewasa.

Sementara, anak-anak berusia 5 tahun ke bawah tidak diharuskan memakai masker.

Penggunaan masker bagi anak-anak berusia 6-11 tahun harus didasarkan pada sejumlah faktor. Dua di antaranya yakni bila terjadi penularan yang meluas di daerah tempat tinggal anak tersebut serta kemampuan anak menggunakan masker dengan aman dan tepat.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/09/09/063000165/upaya-pegiat-literasi-digital-gencarkan-kampanye-penggunaan-masker

Terkini Lainnya

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke