KOMPAS.com - Insiden penyerangan kembali terjadi Markas Polsek (Mapolsek) Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu (29/8/2020) dini hari.
Sekelompok massa yang diduga berjumlah sekitar 100 orang merusak dan membakar Polsek Ciracas.
Belum diketahui secara pasti identitas kelompok itu. Hingga kini, polisi masih terus melakukan penyelidikan.
Pada 2018 silam, peristiwa serupa juga pernah terjadi di tempat yang sama.
Selain Polsek Ciracas, Kompas.com merangkung sejumlah penyerangan yang terjadi Polsek dalam beberapa tahun terakhir.
Polsek Topo
Pada 2010, Markas Kepolisian Sektor (Mapolsek) Topo di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua dirusak oleh sekelompok orang.
Penyerangan itu dilatarbelakangi oleh isu yang tak bertanggung jawab.
Harian Kompas, 8 Juni 2010 memberitakan, isu tersebut berawal dari kasus pemukulan oleh warga terhadap anggota Polsek Napan di Nabire, Brigadir Satu Alek Kaumfu, di daerah Km 38.
Lalu berkembang isu anggota polisi di Polsek Topo membalas dendam dengan menganiaya warga hingga tewas.
Menanggapi informasi itu, sekitar 30 orang suku Ekari (suku asli setempat) mendatangi Polsek Topo untuk menanyakan apakah ada anggota masyarakat yang tewas dipukuli anggota polsek.
Massa yang tak percaya dengan penjelasan petugas kemudian melempari kaca Markas Polsek hingga pecah dan memukuli anggota polisi.
Beruntung tak ada korban jiwa dalam aksi penyerangan ini. Aksi tak berlangsung lama setelah diredam anggota kepolisian lainnya.
Polsek Hamparan Perak
Masih di tahun yang sama, Markas Polsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatera Utara, sekitar 30 kilometer dari Kota Medan, diserang oleh sekitar 12 orang bersenjata dan menewaskan tiga anggota kepolisian.
Kesaksian sejumlah warga mengindikasikan para pelaku penyerangan sangat tenang menjalankan operasinya, seperti dikutip dari Harian Kompas, 23 September 2010.
Menurut keterangan warga, seseorang yang diduga sebagai salah satu bagian dari kelompok penyerang telah mendatangi tempat itu sekitar pukul 00.30 WIB dan sempat mengobrol sebentar dengan warga.
Setelah itu, ia menelepon seseorang. Tak sampai lima menit, ada enam sepeda motor datang dari arah Desa Kelumpang langsung mendekati Markas Polsek Hamparan Perak.
"Anggota gerombolan yang berjaga di luar sempat meminta warga untuk pulang atau pergi. Kami mengira mereka adalah polisi yang sedang bertugas," kata saksi mata.
Setelah itu, penembakan terjadi dan warga lari berhamburan menjauh.
Dari olah tempat kejadian perkara sementara, polisi menemukan sedikitnya 30 selongsong peluru dengan tiga varian kaliber, yakni kaliber 7,62 mm, 5,6 mm, dan 9 mm.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono penyerangan tersebut ada kaitannya dengan terungkapnya perampokan di Bank CIMB Niaga Medan.
Polsek Martapura
Pada 2013 silam, puluhan anggota TNI Artileri Medan menyerang Polsek Martapura.
Diberitakan Harian Kompas, 8 Maret 2013, insiden tersebut merupakan rangkaian dari penyerangan di Markas Polres Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan.
Penyerangan ini merupakan buntut penembakan yang menewaskan Prajurit Satu Heru Oktavianus (23) dari Artileri Medan (Armed) 15/76 Martapura oleh personel kepolisian lalu lintas Sektor Baturaja Brigadir BW.
Sejumlah anggota TNI itu disebut tidak puas dengan proses hukum atas Brigadir BW dan menuntut pemecatan BW dari kepolisian.
Kaca-kaca Markas Polsek pecah dan seluruh alat kantor rusak.
Sebanyak 30 tahanan kepolisian melarikan diri dalam peristiwa tersebut, yaitu 28 tahanan Polres OKU dan 2 tahanan Polsek Martapura.
Polsek Biau
Penyerangan juga pernah terjadi di Mapolsek Biau, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah pada 2014 silam.
Massa melempari Markas Polsek Biau dengan batu dan bom molotov sehingga kaca jendela kantor pecah. Dua sepeda motor milik polisi dibakar dan sejumlah rumah di sekitar Markas Polsek dirusak massa.
Harian Kompas, 21 April 2014 memberitakan, insiden itu berawal dari pertandingan sepak bola di stadion tak jauh dari markas Polsek Biau.
Kecewa terhadap hasil pertandingan dan pengamanan oleh aparat kepolisian, sejumlah anak muda melempari markas Polsek dengan batu dan bom molotov.
"Anggota Brimob yang saat itu bertugas terkait dengan pemilu legislatif sedang beristirahat di aula," ujar Kepala Polres Buol Ferdinan Pasule.
"Mereka langsung bereaksi dengan memberikan tembakan peringatan kepada warga. Setelah itu, situasi makin panas. Banyak warga berdatangan dari berbagai tempat," sambungnya.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/29/204400165/selain-di-ciracas-berikut-deretan-penyerangan-polsek-yang-pernah-terjadi