Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyaluran Subsidi Pekerja Rp 600.000 Ditunda, Ini Kata Kemenaker

KOMPAS.com - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyebut penyaluran bantuan subsidi upah Rp 600.000 untuk para pekerja akan mengalami penundaan.

Penundaan dilakukan karena adanya proses pengecekan ulang oleh pihak Kementerian Ketenagakerjaan terhadap rekening pekerja yang telah diserahkan BPJS Ketenagakerjaan.

Hal ini disampaikan oleh Ida saat menggelar konferensi pers bersama Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Agus Susanto, Senin (24/8/2020).

"Dari 2,5 juta ini kami akan melakukan check list untuk mengecek kesesuaian data yang ada," kata Ida.

Pengecekan ulang 4 hari

Namun pihaknya membutuhkan waktu untuk melakukan pengecekan ulang atau menyesuaikan data yang mereka terima dari BPJS Ketenagakerjaan, sebagai bentuk kehati-hatian.

"Setelah 2,5 juta (nomor rekening) ini diserahkan ke kami, kami membutuhkan waktu untuk mengecek kesesuaian data yang disampaikan pak Agus. Kami butuh waktu, 2,5 juta itu bukan angka yang sedikit," ujar Ida.

Adapun untuk lama pengecekan, Ida menyebut paling lambat 4 hari jika berdasarkan petunjuk teknis yang ada.

"Mohon maaf kami butuh kehati-hatian untuk menyesuaikan data yang ada," ucapnya.

Apabila seluruh proses pengecekan ulang telah selesai dilakukan, Kemenaker akan segera meminta Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) untuk mencairkan dana bantuan tersebut. 

"Setelah itu (selesai pengecekan), baru nanti setelah selesai check list-nya, baru akan kami serahkan pada KPPN untuk bisa mencairkan uangnya yang nanti akan disalurkan ke bank penyalur yang dalam hal ini adalah bank-bank pemerintah," lanjut dia.

Apabila dana subsidi sudah ditransfer ke bank-bank penyalur, langkah terakhir, dana langsung ditransfer atau dipindahbukukan ke masing-masing rekening pekerja penerima bantuan.

Batch pertama 2,5 juta

Dirut BPJS Ketenagakerjaan dalam kesempatan yang sama menyatakan pihaknya telah berhasil mendapatkan 13,7 juta data rekening pekerja dari total 15,7 juta.

Untuk 13,7 juta data rekening yang terkumpul, 2,5 juta rekening telah diserahkan pada Kemenaker dalam kloter atau batch pertama.

"Dari 13,7 juta, kita lakukan validasi secara berlapis. Rekening yang tervalidasi ini akan kita serahkan secara bertahap, yaitu sebanyak 2,5 juta per batch. Ini kita lakukan agar memudahkan melakukan rekonsilisasi, monitoring, dan juga untuk prinsip kehati-hatian," jelas Agus.

Validasi berlapis yang dimaksud Agus, salah satunya adalah validasi pada pihak bank yang total terdapat 127 bank berbeda.

"Kita ingin memastikan bahwa nomor rekening itu benar nomor rekening yang ada di bank. Harus kami validasi sebanyak 127 bank, jadi kita lakukan by system automaticaly, tapi karena jumahnya besar, perlu waktu," ujarnya.

Untuk 2 juta rekening yang belum terkumpul, Agus mengatakan itu dikarenakan ada data belum valid yang diserahkan oleh pihak pemberi kerja, atau ada juga pihak pemberi kerja yang belum menyetorkan rekening pekerjanya pada BPJS Ketenagakerjaan.

"Oleh karena itu saya minta bantuan para pemberi kerja, perusahaan, para HRD, agar segera meng-collect nomor rekening para karyawannya untuk diserahkan pada BPJS Ketenagakerjaan agar bisa mendapat bantuan subsidi upah dari pemerintah," kata dia.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/25/133000965/penyaluran-subsidi-pekerja-rp-600.000-ditunda-ini-kata-kemenaker-

Terkini Lainnya

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Pengakuan Guru SLB soal Alat Belajar Tunanetra yang Ditahan Bea Cukai

Tren
Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Ikan Kembung, Tuna, dan Salmon, Mana yang Lebih Baik untuk MPASI?

Tren
Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Sosok Shen Yinhao, Wasit Laga Indonesia Vs Uzbekistan yang Tuai Kontroversi

Tren
Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke