Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspada, Ada 49.563 Kasus Demam Berdarah di Indonesia Selama 2020

KOMPAS.com - Selain bahaya virus corona Covid-19 yang masih mengancam, masyarakat Indonesia juga harus mewaspadai bahaya dari penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti ini juga tergolong ke dalam penyakit yang mematikan.

Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan, di Indonesia sejak 1 Januari sampai 27 April 2020 tercatat 49.563 kasus DBD. Angka terbanyak berada di Jawa Barat (6.337 kasus), Bali (6.050 kasus), Nusa Tenggara Timur (4.679 kasus), Lampung (4.115 kasus), dan Jawa Timur (3.715 kasus).

Pada periode yang sama, tercatat 310 kasus kematian. Kasus tertinggi di Nusa Tenggara Timur (48 kasus), Jawa Tengah (39 kasus), Jawa Barat (33 kasus), Jawa Timur (31 kasus), dan Lampung (17 kasus).

Jumlah kasus DBD yang dilaporkan dimungkinkan masih meningkat. Pada 24 April 2020, jumlah DBD sebanyak 45.580 kasus dan pada 27 April 2020 jumlah kasus DBD mencapai 49.563 kasus.

Artinya, dalam empat hari saja sudah ada penambahan sekitar 3.983 kasus atau hampir seribu kasus setiap hari.

Pemberantasan sarang nyamuk

Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk.

Hal tersebut disampaikan oleh dr Siti Nadia Tarmizi, M. Epid, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik saat dihubungi Kompas.com (28/4/2020).

"Dengan kondisi bekerja dan belajar saat ini seharusnya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk lebih menggiatkan kegiatan bersih-bersih rumah dan lingkungan,” tuturnya.

Nadia juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya koinfeksi atau infeksi ganda dari DBD dan Covid-19 dari satu pasien. Hal ini membutuhkan perhatian khusus, baik bagi pasien maupun petugas kesehatan.

Nadia menyampaikan bahwa ada laporan yang menyebut kejadian pasien yang awalnya DBD namun kemudian diketahui bahwa pasien itu positif Covid-19. Karena itu petugas kesehatan tetap harus waspada jika ada pasien yang datang dengan gejala awal demam berdarah.

Kewaspadaan ini juga terkait perlindungan pasien DBD dengan memastikan tempat perawatan terpisah dari pasien yang masih terduga ataupun terkonfirmasi Covid-19.

”Gejalanya memang sulit dibedakan. Namun, saat ini pemeriksaan DBD juga sudah menggunakan rapid tes," kata Nadia 

Perbedaan gejala yang perlu diperhatikan adalah pasien Covid-19 biasanya akan lebih mengalami gejala seperti sesak napas dan batuk.

Sementara pada pasien DBD, demam yang dialami biasanya disertai dengan bintik merah atau pendarahan lain seperti mimisan.

Pancaroba April-Mei

Seperti diberitakan Harian Kompas (06/4/2020) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyebut, peningkatan kasus DBD cenderung terjadi pada masa pancaroba pada bulan April-Mei.

Untuk itu, masyarakat harus lebih masif melakukan upaya pencegahan agar kasus DBD tidak semakin memperbutuk penularan Covid-19 yang masih mengancam.

Upaya sederhana seperti pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi vektor virus dengue, harus terus digalakkan.

Pencegahan bisa dilakukan dengan menerapkan gerakan 3M, yaitu:

  • Menguras bak penampungan air seminggu sekali dan menyikat kamar mandi,
  • Menutup tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk, serta
  • Mengubur barang-barang yang tidak terpakai yang bisa berpotensi menimbulkan genangan.

”Bersama keluarga di rumah mari kita lakukan PSN. Ini penting karena kita tahu bahwa dengan munculnya penyakit DBD akan memperburuk angka kesakitan dan kematian yang terjadi kalau bercampur dengan kasus Covid-19,” kata Yurianto.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/28/172650765/waspada-ada-49563-kasus-demam-berdarah-di-indonesia-selama-2020

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke