Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Orang Terinfeksi Tanpa Gejala Berpotensi Lebih Banyak Menularkan Virus Corona

KOMPAS.com - Studi baru di beberapa negara tentang virus corona mempertanyakan pernyataan para pejabat AS tentang cara penyebaran virus baru.

Melansir CNN (16/3/2020), para pejabat ini menekankan bahwa virus ini menyebar terutama oleh orang-orang yang sudah menunjukkan gejala, seperti demam, batuk atau kesulitan bernapas.

Jika itu benar, maka akan lebih mudah untuk mengendalikan wabah virus corona. Sebab, masyarakat yang memiliki gejala virus corona dapat diidentifikasi dan diisolai untuk menekan penyebaran wabah. 

Tetapi, kelihatannya sebuah klaster virus corona di Massachusetts dengan setidaknya 82 kasus dimulai oleh orang yang belum menunjukkan gejala. 

Sementara, lebih dari setengah lusin penelitian telah menunjukkan bahwa orang tanpa gejala menyebabkan sejumlah besar infeksi.

Selama berminggu-minggu, para Pejabat Federal telah menekankan bahwa penularan asimptomatik (tanpa gejala) dapat terjadi, meski itu bukan faktor yang signifikan dalam penyebaran virus.

Tetapi, selama konferensi pers di Gedung Putih pada Sabtu (14/3/2020), Koordinator Respons Virus Corona Pemerintah, Dr. Deborah Birx, tampaknya memberikan catatan yang agak berbeda terhadap penyebaran asimptomatik.

Dia mengatakan, mereka mencoba memahami orang di bawah usia 20 yang tidak memiliki gejala signifikan. 

"Sampai Anda benar-benar memahami berapa banyak orang yang tidak menunjukkan gejala dan tidak menularkan virus, kami pikir lebih baik bagi seluruh masyarakat Amerika untuk mengetahui bahwa risiko penularannya mungkin rendah, tetapi mereka dapat berpotensi menyebarkan virus ke orang lain," kata Deborah.

"Itu sebabnya kami meminta setiap orang Amerika untuk mengambil tanggung jawab pribadi untuk mencegah penyebaran itu," tambah dia. 

Studi kasus di beberapa negara

Di sejumlah negara terdapat laporan tentang penularan signifikan oleh orang yang tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan.

Dr. Sandra Ciesek, Direktur Institute of Medical Virology di Frankfurt, Jerman, menguji 24 penumpang yang baru saja terbang dari Israel.

Tujuh dari 24 penumpang dinyatakan positif terkena virus corona. Empat dari mereka tidak memiliki gejala, dan Ciesek terkejut menemukan bahwa viral load dari pasien tanpa gejala lebih tinggi daripada viral load dari tiga pasien yang memang memiliki gejala.

Viral load adalah jumlah konsentrasi virus dalam sekresi pernapasan seseorang. Muatan yang lebih tinggi berarti seseorang lebih mungkin menyebarkan infeksi ke orang lain.
Sementara Ciesek belum menerbitkan temuan ini.

Tetapi, pada 18 Februari, ia menerbitkan di New England Journal of Medicine tentang dua penumpang yang kembali ke Jerman dari Wuhan, China, dan dinyatakan positif terkena virus corona.

Salah satu penumpang positif ini tidak memiliki gejala dan yang lainnya memiliki ruam yang samar dan sakit tenggorokan ringan. Ketika dia mengambil sampel pengujian mereka ke laboratorium, dia berhasil menginfeksi kultur sel dengan usapan pasien.

"Kami dapat menyimpulkan bahwa kedua pasien itu memiliki virus yang dapat menginfeksi sel, dan, kemungkinan besar, manusia lain," tulis Ciesek dalam email ke CNN.

Awal studi skala besar menggunakan pemodelan matematika wabah di Tianjin, China, dan Singapura pada Januari dan Februari 2020 juga telah menemukan sejumlah besar penyebaran oleh orang-orang yang belum menunjukkan gejala.

Kedua studi diunggah di MedRxiv, server pra-cetak yang didirikan oleh Yale University, jurnal medis BMJ dan Cold Spring Harbor Laboratory di New York. Artikel di server ini belum ditinjau oleh rekan-rekan ilmiah penulis.

Sebuah penelitian yang diunggah oleh para peneliti Belgia dan Belanda menunjukkan bahwa antara 48 persen dan 66 persen dari 91 orang di klaster Singapura tertular infeksi dari seseorang yang pre-simtomatik.

Sementara dari 135 orang di klaster Tianjin, antara 62 persen dan 77 persen tertular dari seseorang adalah pra-gejala.

Salah satu penulis utama studi ini, Tapiwa Ganyani di Data Science Institute di Hasselt University di Belgia, mencatat dalam email ke CNN bahwa ini adalah perkiraan dengan ketidakpastian.

Peneliti Kanada, Belanda dan Singapura melihat wabah yang sama di Tianjin dan Singapura dan menemukan bahwa infeksi ditularkan rata-rata 2,55 hari dan 2,89 hari sebelum timbulnya gejala masing-masing di masing-masing lokasi.

Peran penularan dari orang terinfeksi tanpa gejala

Pada 1 Maret 2020 di ABC This Week, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar mengatakan kepada pembawa acara George Stephanopoulos bahwa penularan virus corona oleh orang terinfeksi tanpa gejala bukan pendorong utama penyebaran virus corona baru.

"Anda benar-benar hanya perlu fokus pada individu yang memiliki gejala," kata dia.

Situs web untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menggemakan penilaian itu.

"Beberapa penyebaran mungkin terjadi sebelum orang menunjukkan gejala. Ada laporan tentang hal ini terjadi dengan virus corona baru ini, tetapi ini tidak dianggap sebagai cara utama penyebaran virus," menurut situs tersebut.

Juru bicara untuk Azar dan CDC tidak menanggapi permintaan komentar dari CNN.

Beberapa ahli yang diwawancarai oleh CNN mengatakan, belum jelas berapa persen dari penularan dalam wabah dipicu oleh orang-orang yang jelas sakit dibandingkan mereka yang tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan.

Sehingga, orang-orang yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala maupun dengan gejala ringan tetap memilki andil dalam penularan virus corona. 

"Kita sekarang tahu bahwa penularan asimptomatik kemungkinan (memainkan) peran penting dalam menyebarkan virus ini, "kata Michael Osterholm, Direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di University of Minnesota.

Osterholm menambahkan bahwa sangat jelas infeksi tanpa gejala pasti dapat memicu pandemi dengan cara yang akan membuatnya sangat sulit untuk dikendalikan. 

Osterholm mendesak pejabat publik untuk lebih transaparan tentang cara penyebaran virus.

"Pada awal wabah, kami memiliki banyak pertanyaan tentang bagaimana penularan virus ini terjadi. Sayangnya, kami melihat sejumlah orang mengambil sikap sangat tegas tentang hal itu dan karena kami terus belajar bagaimana penularan terjadi dengan wabah ini, jelas bahwa banyak dari pernyataan awal itu tidak benar, "kata dia.

"Ini saatnya bicara langsung," katanya. "Ini saatnya memberitahu publik apa yang kita ketahui dan tidak tahu," imbuh Osterholm. 

Dalam sebuah artikel dua minggu lalu di New England Journal of Medicine, Bill Gates, pemilik Bill &  Melinda Gates Foundation, menyatakan, keprihatinan tentang penyebaran penyakit oleh orang-orang yang belum menunjukkan gejala, atau yang hanya sedikit sakit.

"Ada juga bukti kuat bahwa itu dapat ditularkan oleh orang-orang yang hanya sakit ringan atau bahkan tanpa gejala. Itu berarti Covid-19 akan jauh lebih sulit untuk ditahan daripada SARS, yang penyebarannya jauh lebih efisien dan hanya oleh orang yang bergejala, "tulis Bill Gates. 

Sejumlah kalangan juga setuju bahwa orang tanpa gejala serius memainkan peran penting dalam penyebaran virus corona baru. 

"Penularan asimptomatik dan simptomatik ringan merupakan faktor utama penularan Covid-19," kata Dr. William Schaffner, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt dan penasihat lama untuk CDC.

"Mereka akan menjadi pendorong penyebaran di komunitas," kata William. 

Wabah di Massachusetts

Di Amerika Serikat, lebih dari 2.000 orang dikonfirmasi atau dianggap positif virus corona baru, dan 50 orang telah meninggal.

Pada Februari 2020, karyawan perusahaan bioteknologi Cambridge, Biogen, menghadiri rapat perusahaan. Setelah pertemuan selesai, tiga karyawan dinyatakan positif terkena virus.

Ketiga karyawan itu tidak memiliki gejala selama pertemuan, menurut Ann Scales, juru bicara Departemen Kesehatan Masyarakat Massachusetts.

Dia mengatakan bahwa penyelidikan wabah sedang berlangsung dan informasi baru tentang kasus dan status gejala mereka mungkin akan tersedia nanti.

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/17/194705465/orang-terinfeksi-tanpa-gejala-berpotensi-lebih-banyak-menularkan-virus

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke