Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wabah Virus Corona, Bagaimana Dampaknya ke Pariwisata Global dan Indonesia?

KOMPAS.com - Sudah 40 hari lamanya virus corona merebak di Wuhan dan sejumlah negara dunia.

Sebanyak 1.013 orang meninggal dunia dan 42.763 dinyatakan positif terinfeksi corona.

Belum ditemukannya secara pasti penyebab dan cara penyebaran virus corona menimbulkan kekhawatiran global.

Sebagai langkah preventif, banyak negara yang menutup pintu masuk mereka untuk wisatawan dari China dan menangguhkan perjalanan ke Negeri Tirai Bambu.

Pemerintah Indonesia sendiri telah menutup rute perjalanan dari dan ke China sejak Rabu (5/2/2020) lalu.

Kebijakan serupa juga dilakukan di berbagai negara, khususnya Asia yang membuat cemas sektor pariwisata.

Bagi Asia, China adalah lumbung wisatawan yang sangat potensial. Tak heran jika Pemerintah Indonesia terus menggenjot promosi wisata ke China.

Lantas negara mana yang jadi tujuan favorit wisatawan China?

10 destinasi favorit wisatawan China 

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Aljazeera (7/2/2020), 10 destinasi favorit wisatawan China pada 2019 ada di negara Asia.

Total wisatawan China secara global adalah 149,7 juta atau hampir 3 kali lipat dari tahun 2010 yang hanya mencatatkan angka 57,4 juta.

Hong Kong dan Makau menempati daftar teratas destinasi wisatawan China dengan jumlah masing-masing 49 juta dan 27,5 juta wisatawan.

Di luar itu, Thailand (10,1 juta), Jepang (9,25 juta) dan Korea Selatan (6,3 juta) menjadi tujuan favorit selanjutnya bagi turis China.

Kelima negara lainnya adalah Vietnam (4,8 juta), Singapura (3,6 juta), Malaysia (3,2 juta), Kamboja dan Taiwan (2,8 juta).

Data tersebut menegaskan bahwa pariwisata Asia sangat bergantung pada wisatawan China dan virus corona akan menjadi pukulan serius bagi sektor wisata negara-negara Asia, tak terkecuali Indonesia.

Hal itu diperburuk dengan penyebaran virus corona di beberapa negara Asia, sehingga menurunkan minat wisatawan asing lainnya.

Seorang pemandu wisata asal Malaysia Jeremy Mak mengatakan, ia sudah melihat pembatalan dan penurunan pemesanan perjalanan karena orang-orang seluruh dunia takut melakukan perjalanan ke Asia.

"Ini akan menjadi beberapa bulan yang sulit bagi industri pariwisata. Pemandu wisata yang berbahasa China akan mengalami musibah dalam hal pekerjaan, setidaknya sampai April, bahkan bisa lebih lama lagi," kata Mak.

Jumlah wisatawan turun 

Thailand yang menjadi tujuan paling favorit wisatawan China melaporkan adanya penurunan besar jumlah kunjungan wisatawan asing.

The Asian Post (4/2/2020) memberitakan, wisatawan China diperkirakan akan turun sebanyak 80 persen dalam empat bulan pertama tahun ini.

Otoritas Pariwisata Thailand mengatakan, penurunan itu dapat menyebabkan hilangnya pendapatan sekitar 3,1 juta dollar AS.

Sebagai informasi, wisatawan China telah menyumbang 13,6 juta dollar AS bagi pariwisata Thailand dan berkontribusi sekitar 20 persen dari total PDB Negara Gajah Putih itu.

Tak hanya kehilangan wisatawan asing, wisatawan domestik pun banyak yang menunda rencana perjalanan mereka karena virus corona.

Kondisi serupa juga dialami oleh Singapura.

Direktur Komunikasi Pemasaran Dynasti Travel, Alicia Seah mengatakan terjadi penurunan yang begitu drastis dan berpotensi akan mengalami kerugian 40-50 persen pada semester pertama tahun 2020.

"Mereka tidak mau mengambil risiko dan menghindari datang ke Singapura selama Februari dan Maret," kata Alicia, dikutip dari SCMP (9/2/2020).

Ekonom DBS Irvin Seah memperkirakan, Singapura berpotensi kehilangan satu juta wisatawan akibat virus corona ini.

Sehingga potensi pemasukan 719 juta dollar AS dari sektor wisata akan terancam hilang.

Dampak ke pariwisata Indonesia 

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Wishnutama Kusubandio memprediksi kerugian pariwisata akibat penutupan penerbangan dari dan ke China sekitar 4 juta dollar AS.

Menurutnya, jumlah kedatangan wisatawan China ke Indonesia dalam setahun sekitar 2 juta orang.

Di Eropa, kunjungan pelancong China ke negara-negara Benua Biru itu mencapai 3 juta kunjungan pada paruh pertama 2019.

"Jelas negara-negara seperti Yunani dan Perancis akan paling terpukul. Penurunan pariwisata ini dapat menambah melemahnya permintaan domestik, menambah masalah, khususnya dari sektor manufaktur," kata Kepala Ekonomi ING Carsten Brzeski, dilansir dari CNBC (7/2/2020).

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/11/170000665/wabah-virus-corona-bagaimana-dampaknya-ke-pariwisata-global-dan-indonesia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke