Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Saat China Mulai Kembangkan Remdesivir, Obat Antivirus Corona...

KOMPAS.com - China tengah mengembangkan berbagai obat untuk virus corona. Salah satu yang diyakini bisa menyembuhkan pasien virus corona adalah Remdesivir.

Dilansir South China Morning Post (SCMP) (6/02/2020), China telah mengajukan permohonan untuk mematenkan obat tersebut.

Jurnal Cell Research mencatat penelitian telah dilakukan di luar tubuh manusia dan menemukan bahwa senyawa remilei Gilead dan obat malaria kloroquine sangat efektif dalam pengendalian infeksi virus corona.

Remdesivir pada awalnya dikembangkan oleh Gilead Sciences yang berbasis di AS untuk mengobati Ebola.

Lalu diujikan kembali untuk mengobati pasien virus corona baru. Pasien coronavirus pertama di AS diketahui membaik setelah diobati dengan Remdesivir.

Hal itu diungkapkan oleh dokter yang menangani pasien tersebut dalam sebuah jurnal yang diterbitkan The New England Journal of Medicine pada pekan lalu.

Gilead Sciences telah setuju dan mendukung Kementerian Kesehatan China untuk melakukan uji klinis.

Saat ini, obat eksperimental Remdesivir makin dekat untuk disetujui sebagai pengobatan.

Uji coba ratusan pasien

Eksperimen tahap tiga dimulai di Wuhan pada Kamis (6/02/2020), dipimpin oleh tim dari Rumah Sakit Persahabatan China-Jepang dan Rumah Sakit Jinyintan Wuhan.

Uji coba akan melibatkan 761 pasien, terdiri atas 308 orang dengan gejala ringan dan 453 orang dalam kondisi serius.

Dilansir SCMP (05/02/2020) obat lain yang sedang duji dalam percobaan pada hewan dan uji klinis pada manusia di China adalah:

  • kloroquine fosfat
  • obat malaria berusia 80 tahun
  • favipiravir
  • obat antivirus spektrum luas

Korban jiwa virus corona

Masih dari sumber yang sama, virus corona baru telah mencapai rekor baru di China dengan 73 kematian dikonfirmasi pada Kamis (6/02/2020) pagi.

Hal itu menjadikan korban tewas di China mencapai 563 orang. Sedangkan di luar China ada 2 orang. Total jumlah kematian akibat virus corona menjadi 565 orang pada Kamis (06/02/2020).

Sementara itu jumlah kasus positif virus corona dari seluruh dunia ada 28.262 kasus.

Dilihat dari jumlah kasusnya, pertama kali jumlah kasus ini turun pada 28 Januari.

Namun peningkatan jumlah kasus tiap harinya di China dan Hubei terus bertambah hingga mencapai puncaknya (sejauh ini) pada Selasa (04/02/2020).

Saat itu di China ada tambahan 3.887 kasus dan Hubei ada 3.156 kasus.

Pada Rabu (05/02/2020), tambahan kasus di China lebih sedikit daripada Selasa, yaitu 3.694 kasus.

Sementara itu di Hubei 2.987 kasus tambahan pada Rabu.

Pasien corona sembuh

Diketahui, sebanyak 1.198 pasien sembuh dari virus corona. Hal itu seperti dilansir dari peta penyebaran virus corona Gisandata.

Berikut ini rincian pasien sembuh:

  1. Hubei: 651 orang
  2. Zhejiang: 81 orang
  3. Hunan: 56 orang
  4. Henan: 54 orang
  5. Guangdong: 49 orang
  6. Jiangxi: 37 orang
  7. Beijing: 31 orang
  8. Jiangsu: 29 orang
  9. Sichuan: 27 orang
  10. Shanghai: 25 orang
  11. Anhui: 23 orang
  12. Shandong: 21 orang
  13. Chongqing: 15 orang
  14. Guangxi: 14 orang
  15. Fujian: 11 orang 
  16. Hebei: 7 orang
  17. Heilongjiang: 7 orang
  18. Shaanxi: 7 orang
  19. Gansu: 6 orang
  20. Guizhou: 6 orang
  21. Shanxi: 6 orang
  22. Hainan: 5 orang
  23. Yunnan: 5 orang
  24. Mongolia: 4 orang
  25. Liaoning: 4 orang
  26. Qinghai: 3 orang
  27. Jilin: 2 orang
  28. Tianjin: 2 orang
  29. Jepang: 1 orang
  30. Ningxia: 1 orang

Sedangkan di luar China sebagai berikut:

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/06/153200365/saat-china-mulai-kembangkan-remdesivir-obat-antivirus-corona-

Terkini Lainnya

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

100 Gerai KFC Malaysia Tutup di Tengah Aksi Boikot Produk Pro-Israel

Tren
5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

5 Korupsi SYL di Kementan: Biaya Sunatan Cucu, Beli Mobil untuk Anak, hingga Bayar Biduan

Tren
Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Apa Itu Identitas Kependudukan Digital (IKD)? Berikut Tujuan dan Manfaatnya

Tren
AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Tren
Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Tren
10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

10 Rekomendasi Ras Anjing Ramah Anak, Cocok Jadi Peliharaan Keluarga

Tren
Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Terjadi Penusukan WNI di Korea Selatan, 1 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia

Tren
Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Ramai soal Kinerja Bea Cukai Dikeluhkan, Bisakah Dilaporkan?

Tren
Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Viral, Video Perempuan Terjebak di Kolong Commuter Line Stasiun UI, Ini Kata KCI

Tren
Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Kapan Pertandingan Indonesia Vs Irak untuk Memperebutkan Peringkat Ketiga? Simak Jadwalnya

Tren
Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa 'Kerja' untuk Bayar Kerugian

Kucing di China Nyalakan Kompor dan Picu Kebakaran, Dipaksa "Kerja" untuk Bayar Kerugian

Tren
Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Imbas Gunung Ruang Kembali Erupsi, Bandara Sam Ratulangi Manado Ditutup Sementara hingga Besok

Tren
4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

4 Keputusan Wasit Shen Yinhao yang Dianggap Merugikan Timnas di Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Tren
Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Kronologi Kecelakaan Motor Harley-Davidson di Probolinggo, Dokter dan Istrinya Jadi Korban

Tren
Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Ramai soal Setop Imunisasi Anak, Apa Dampaknya pada Tubuh Si Kecil?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke