Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Editor's Letter untuk 238 WNI dari Wuhan, Revitalisasi Monas, dan Kisah Pelari Cilik Poso

Meskipun hujan tidak merata, ada kabar baik dari Pertamina untuk semua di awal bulan kedua 2020 ini.

Per 1 Februari 2020, Pertamina menurunkan lagi harga sejumlah bahan bakar minyak (BBM). 

Di peralihan Januari ke Februari 2020 pekan lalu, kita dikejutkan dengan dua kabar duka.

Di awal pekan, Senin (27/1/2020), legenda basket NBA Kobe Bryant meninggal dunia dalam kecelakaan helikoper bersama puterinya.

Di akhir pekan, Minggu (2/2/2020), KH Salahuddin Wahid atau biasa dipanggil Gus Sholah yang merupakan adik kandung Presiden RI-4 KH Abdurrahman Wahid meninggal dunia.

Pengasuh Pesantren Tebuireng dan tokoh Nahdlatul Ulama ini meninggal di usai 77 tahun di Rumah Sakit Harapan Kita.

Mari menundukkan kepala untuk kedua tokoh ini. Bryant dan Gus Sholah telah memberi teladan dan banyak inspirasi dengan caranya masing-masing.

Apa yang perlu kita catat dan cermati sepekan terakhir? Membanjirnya informasi di tengah waktu kita yang terbatas membuat kita tidak bisa selalu update.

Berikut beberapa hal yang perlu kamu ketahui untuk memasuki Februari.

Pertama, 238 WNI dipulangkan dari Wuhan.

Sejatinya, ada 245 warga Indonesia di Wuhan. Namun, 4 warga Indonesia menolak dipulangkan dan 3 warga Indonesia tidak lolos screening.

Penjelasan ini disampaikan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang dalam dua pekan  ini berkantor di Natuna.

Warga Indonesia dipulangkan menggunakan Batik Air, Minggu (2/2/2020) dan saat ini dikarantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau untuk keperluan observasi.

Kenapa Batik Air? Batik Air dipilih pemerintah karena satu-satunya maskapai Indonesia yang punya penerbangan ke Wuhan dan memiliki pesawat yang disyaratkan.

Indonesia juga memutuskan menutup penerbangan dari dan ke daratan utama China. Keputusan ini berlaku mulai Rabu, 5 Februari 2020.

Sejumlah negara juga mengambil keputusan serupa. Ada sembilan negara lain mengambil keputusan seperti Indonesia.

Di seluruh dunia, hingga Minggu (2/2/2020), jumlah korban virus corona mencapai 305 pasien meninggal dan 14.568 kasus infeksi di seluruh dunia, terutama di China.

Kabar baiknya di tengah kepanikan ini, jumlah pasien sembuh karena virus corona lebih banyak dan menunjukkan tren meningkat.

Meski demikian, kewaspadaan tetap harus kita pelihara. Juga ketika mendapati berita-berita tidak benar yang mengalir untuk menambah sebaran kepanikan.

Please, cek lagi, cek lagi, dan cek lagi sebelum kamu ikut menyebarkan informasi yang membanjiri smartphone di tanganmu.

Kedua, Ketegangan Istana dan Balaikota soal Monas

Setelah menuai protes karena beberapa hal, Istana meminta agar revitalisasi Monas dihentikan.

Dua pihak yang dipisahkan Monas ini kemudian seperti berbalas pantun soal izin dan kewenangan. Ketegangan hubungan dua tokoh sentral di balik dua entitas ini seperti muncul lagi. Istana dan Balaikota.

Masing-masing pihak mengklaim benar dan menurunkan para pendukung "kebenarannya" untuk saling berkomentar. Sementara ketegangan belum mereda, pohon-pohon besar di Monas sudah hilang dan proyek untuk sementara dihentikan.

Oya, hujan yang mengguyur Jakarta sepekan terkahir juga ikut membanjiri sejumlah ruas Jalan Medan Merdeka yang melingkari Monas.

Kita berharap soal revitalisasi Monas bisa segera menemukan solusinya. Meskipun, ketegangan Istana dan Balaikota tampaknya akan terus berlanjut setidaknya sampai 2024.

Bibit-bibit untuk hal ini sudah lama tertanam dan tumbuh, setidaknya sejak pencopotan Anies dari Kabinet Kerja tahun 2016.

Ketiga, Lina Jubaedah dan Kecurigaan yang Tak Terbukti

Setelah otopsi, ditemukan fakta yang tak terbantahkan. Lina meninggal dunia karena penyakit kronis yang dideritanya.

Polisi dan semua pihak yang menaruh perhatian membutuhkan waktu nyaris satu bulan untuk mengungkap kasus ini.

Karena tidak terbukti dugaan kekerasan, polisi menghentikan pengusutan kematian Lina.

Terima kasih untuk polisi dan semua pihak yang dengan sabar menunggu terungkapnya kasus ini berdasarkan fakta bukan dugaan-dugaan semata.

Netizen diajari tertib berargumentasi dengan fakta karena kasus ini.

Keempat, Pelari Cilik Poso Tanpa Hadiah.

Asmarani menangis setelah mengetahui tidak mendapat hadiah. Ia merasa menjadi juara 1 lomba lari half-marathon 21 kilometer yang diikutinya.

Penyelenggara memang mengklarifikasi bahwa juara 1 bukan jatuh di tangan Asmarani. Meski demikian, perjuangan anak SD itu tetap layak mendapat perhatian semua pihak. 

Lomba itu digelar Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sulawesi Tengah di Kabupaten Poso dalam rangka syukuran pekerjaan peningkatan jalan Kelurahan Lawanga-Toyado, 25 Januari 2020.

Kisah manusia dengan perjuangannya selalu menumbuhkan semangat untuk yang mengetahui kisah itu. Begitu juga kisah Asmarani atau biasa dipanggil Melan.

Dengan kegigihannya, bermodal sepatu KW dengan logo seperti Nike dan Adidas sekaligus, Melan mampu menjadi finisher half-marathon. Ada kecewa karena tidak dapat hadiah. Namun kekecewaan itu tidak berlangsung lama setelah kisahnya diketahui.

Pembaca kisah Melan bersimpati dan memupuskan kecewanya. Pembaca berbela rasa dengan Melan. Ini tentu menggembirakan karena memperkuat rasa kemanusiaan kita.

Beberapa catatan lain perlu diketahui sebagai bantuan ingatan kita untuk menagih kelanjutan dan penyelesaianya.

Beberapa di antaranya adalah kasus Harun Masiku yang memasuki babak baru. Dirjen Imigrasi Ronny Sompie dicopot Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly. Kita berharap, kebenaran akan menemukan jalannya lagi terkait dugaan kasus korupsi ini.

Krakatau Steel sedang disorot dan luas dampaknya.  Kasus Jiwasraya, Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono sudah bersuara.

Februari akan jadi bulan "kasih sayang" untuk BUMN tampaknya. Bersiap-siap untuk dapat kejutan.

Salam kejutan,

Wisnu Nugroho

 

https://www.kompas.com/tren/read/2020/02/03/105425565/editors-letter-untuk-238-wni-dari-wuhan-revitalisasi-monas-dan-kisah-pelari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke