Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Beragam Respons soal Penangkapan Penyerang Novel Baswedan...

KOMPAS.com - Pelaku penyerangan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan telah tertangkap pada Kamis (26/12/2019) di Cimanggis, Depok, Jawa Barat.

Pelaku yang berjumlah dua orang ini tercatat sebagai anggota aktif Polri yang berinisial RB dan RM.

Penangkapan ini merupakan serangkaian panjang perjalanan kasus penyiraman Novel Baswedan sejak 2017 silam.

Kendati demikian, penangkapan ini tidak luput dari beragam reaksi.

Berikut respons beberapa tokoh terkait penangkapan RB dan RM:

Janggal

Tim Advokasi Novel Baswedan menemukan beberapa kejanggalan dalam penangkapan kedua pelaku tersebut.

Ada perbedaan informasi mengenai pelaku yang ditangkap atau menyerahkan diri.

Hal itu disampaikan oleh anggota Tim Advokasi Novel Baswedan Alghiffari Aqsa yang mengatakan bahwa pelaku sebenarnya menyerahkan diri.

Oleh karenanya, ia meminta agar polisi mengungkap motif pelaku menyerahkan diri.

Kejanggalan lain yang mereka temukan adalah penangkapan ini seolah merupakan temuan baru.

"Misal apakah orang yang menyerahkan diri mirip dengan sketsa-sketsa wajah yang pernah beberapa kali dikeluarkan Polri. Polri harus menjelaskan keterkaitan antara sketsa wajah yang pernah dirilis dengan tersangka yang baru saja ditetapkan," kata Alghiffari dikutip dari pemberitaan Kompas.com (28/12/2019).

Tak yakin hanya soal masalah pribadi

Novel Baswedan pun ikut angkat bicara. Ia yakin jika motif kedua pelaku menyerang dirinya hanya didasari atas masalah pribadi.

"Saya seharusnya mengapresiasi kerja Polri, tapi keterlaluan bila disebut bahwa penyerangan hanya sebagai dendam pribadi sendiri dan tidak terkait dengan hal lain, apakah itu tidak lucu dan aneh?" ucap Novel, seperti dikutip dari Antara.

Kendati demikian, ia tak mau banyak berkomentar lebih jauh mengenai proses tersebut.

Ia akan menunggu proses selanjutnya yang dilakukan oleh Polri.

Alasan tak masuk akal

Presiden PKS Sohibul Iman menilai alasan pelaku melakukan penyiraman terhadap Novel tak masuk akal karena hanya rasa tidak suka.

"Apalagi pengakuan dari yang bersangkutan dia tidak suka terhadap Novel, rasanya ini tidak masuk akal tidak suka sampai memberi air keras. Jadi ada yang lebih besar dari itu," kata Sohibul, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (29/12/2019).

Ia pun meminta agar Polri mengusut tuntas kasus penyiraman tersebut dan menelusuri motif pelaku apakah murni didasari atas keinginin pribadi atau orang lain.

Jika Polri berhasil mengungkap kasus itu dengan benar, Sohibul yakinn masyarakat pasti akan memberi apresiasi terhadap Kapolri Idham Aziz.

"Kami apresiasi Pak Idham Azis (Kapolri), di mana dua tahun lebih Pak Tito tidak bisa menangkap pelaku, sekarang beliau bisa. Tentu ini jangan tanggung-tanggung," ucapnya.

Prihatin

Mengetahui pelaku penyiraman adalah anggotanya sendiri, Kapolri Idham Aziz pun mengaku prihatin.

"Sebagai pimpinan Polri saya mengapresiasi pelaksanaan tugas dan kinerja namun di balik itu saya juga prihatin karena ternyata pelakunya anggota Polri," kata Idham, dikutip dari pemberitaan Kompas.com (28/12/2019).

Ia meminta agar asas praduga tak bersalah dikedepankan dalam proses penyidikan terhadap dua anggota polisi aktif tersebut.

Ia pun menjamin proses penyidikan akan berjalan secara transparan.

Ucapan selamat

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri memberi selamat untuk Polri karena kasus ini telah menjadi perhatian masyarakat.

"Saya menyampaikan sukses dan selamat kepada jajaran kepolisian, ini adalah jawaban yang sudah ditunggu oleh masyarakat," kata Firli, dikutip dari Kompas TV
(27/12/2019).

Sumber: Kompas TV, Antara, Kompas.com (Haryanti Puspa Sari/Ardito Ramadhan, Editor: Bayu Galih/Icha Rastika/Aprillia Ika)

https://www.kompas.com/tren/read/2019/12/29/164123065/beragam-respons-soal-penangkapan-penyerang-novel-baswedan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke