Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pidato Pelantikan dan Kabinet Jokowi, Pengamat: Akan Mudah Reshuffle

Saat prosesi pelantikan, Jokowi diberi kesempatan untuk memberikan pidato pertamanya sebagai presiden RI periode 2019-2024.

Terkait apa yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya, Pengamat politik dan pemerintahan Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukamjati menilai pidato presiden mengindikasikan bahwa di pemerintahan Jokowi ke depan reshuffle kabinet akan mudah terjadi.

“Menurut saya Jokowi tak ada beban, kemungkinan tak akan segan-segan reshuffle kabinet,” ujarnya.

Pendapat tersebut menurutnya karena dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan bahwa ia tak akan segan memberikan sanksi pencopotan kepada mereka yang tak sevisi.

Sebelumnya, dalam pidato, Jokowi memang menyampaikan dirinya tak akan memberi ampun dan memastikan akan mencopot siapapun baik menteri, pejabat atau birokrat yang tak serius menjamin tercapainya pembangunan.

Selain itu, indikasi tersebut ditunjukkan pada fokus pidato yang hanya menyampaikan 5 poin.

Dalam ke lima poin itu Mada menyoroti tidak adanya narasi-narasi besar seperti korupsi, isu lingkungan, maupun Hak Asasi Manusia yang disampaikan presiden dalam pidatonya.

“Bagaimanapun juga pembangunan agenda dari 5 poin itu jadi dasar Jokowi membentuk kabinet selain mempertimbangkan konstelasi politik yang ada," ungkap Mada.

"Jangankan konstelasi politik, isu soal korupsi, lingkungan hidup tak disentuh, sehingga menurut saya memang benar Jokowi tak ada beban,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam pidatonya Jokowi menyampaikan 5 poin tentang apa yang akan ditekankan dalam pemerintahannya 5 tahun ke depan.

Poin-poin tersebut adalah mengenai Pembangunan SDM, pembangunan infrastruktur, penyederhanaan regulasi, penyederhanaan birokrasi, serta transformasi ekonomi.

Mada menganggap, apa yang disampaikan presiden menggambarkan sisi di mana Jokowi terlihat berambisi, namun sekaligus juga menunjukkan bahwa dirinya adalah sosok yang visioner.

“Sebenarnya dia mulai dari tujuan agar Indonesia keluar dari jebakan pendapatan negara-negara di kelas menengah. Sehingga ia berharap 2045 Indonesia bisa sejajar dengan 5 raksasa ekonomi dunia," kata Mada.

"Di satu sisi kita melihatnya ambisius, tapi di sisi lain menunjukkan sisi visioner dalam membawa Indonesia ke depan,” ujarnya.

Tapi bagaimanapun menurut Mada, Jokowi telah memilih prioritas. Sehingga, apapun konsekuensinya tentunya Jokowi sudah mempertimbangkan.

“Apakah itu (narasi korupsi, lingkungan, dan HAM) kemudian diangkat sebagai pendukung saja sehingga tetap penekanan utama pada pembangunanisme, nah itu yang kemudian menurut saya itu menjadi pilihan Jokowi,” kata dia.

Jika dibandingkan dengan pidatonya dalam pelantikan presiden di periode pertama, Mada menganggap pidato Jokowi kali ini lebih penuh dengan keyakinan dan rasa percaya diri yang besar dibandingkan periode sebelumnya.

Salah satu alasan yang ia menyebutnya demikian karena adanya peringatan sanksi pencopotan yang disampaikan Jokowi serta closing pidato presiden yang berujar
“Pura babbara’ sompekku… Pura tangkisi’ golikku…”
Layarku sudah terkembang…
Kemudiku sudah terpasang…
Kita bersama Menuju Indonesia maju!!!,”

“Ini menunjukan rasa percaya diri yang lebih kuat dibanding tahun lalu. Apakah ini punya implikasi pada struktur kabinet Jokowi, masih kita tunggu,” kata Mada.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/21/193000465/pidato-pelantikan-dan-kabinet-jokowi-pengamat--akan-mudah-reshuffle

Terkini Lainnya

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Daftar Provinsi yang Menggelar Pemutihan Pajak Kendaran Mei 2024

Tren
Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Jadi Faktor Penentu Kekalahan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23, Apa Itu VAR?

Tren
Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Kapan Waktu Terbaik Olahraga untuk Menurunkan Berat Badan?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 30 April hingga 1 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

[POPULER TREN] Manfaat Air Kelapa Muda Vs Kelapa Tua | Cara Perpanjang STNK jika Pemilik Asli Kendaraan Meninggal Dunia

Tren
NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke