Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menilik 3 Film Indonesia yang Diseleksi untuk Academy Award 2020, Apa Saja?

Tiga film tersebut adalah Ave Maryam, Kucumbu Tubuh Indahku, dan 27 Steps of May.

Ketiga film ini akan dipilih salah satu, di mana akan masuk dalam kategori Best International Feature Film di Academy Awards tahun depan.

Seleksi dilakukan oleh Komite Oscar 2020 yang terdiri dari Christine Hakim, Sheila Timothy, Firman Bintang, Adisurya Abdy, Lola Amaria, Mathias Muchus, Roy Lolang, Alim Sudio, Fauzan Zidni, Benni Setiawan, Reza Rahadian, dan Thoersi Argeswara.

Lalu, apa sebenarnya cerita ketiga film itu?

Ave Maryam bercerita tentang kehidupan biarawati yang diperankan oleh Maudy Koesnaedi.

Dalam perannya, Maudy bertugas mengurusi para suster sepuh, di mana menjelang ulang tahunnya, biarawati ini terus berusaha memurnikan diri.

Suatu malam, Romo Martin datang ke rumah asrama kesusteran yang dipimpin oleh Suster Mila.

Romo Martin mengenalkan Suster Monic dan Romo Yosef yang diperankan oleh Chicco Jerikho, keduanya akan menetap di kota itu.

Romo Yosef yang pandai bermain musik membuat Suster Maryam jatuh hati.

Sebagai suster sepuh yang telah berpengalaman, Suster Monic mencoba menasehati Romo Yosef. Tapi, atas dasar cinta, keduanya menjalin hubungan diam-diam.

Suster Maryam pun dihadapkan oleh dua pilihan, yaitu bertahan pada janjinya atau memilih Romo Yosef.

Film ini mengambil lokasi shooting di Semarang dan Yogyakarta.

Ave Maryam telah merambah ke dunia internasional, seperti diputar di Cape Town Film Festival 2018, Hanoi Film Festival 2018, Hongkong Asian Film Festival 2018.

Salah satu penoton film ini, Putri Nadira yang dihubungi Kompas.com, Senin (16/9/2019) mengatakan, film ini lebih banyak mengandung unsur drama dibandingkan dua film yang lain.

"Film yang menurut aku beda daripada film-film kebanyakan selain sisi biarawati nggak pernah dibahas, tapi jarang diangkat," kata Putri.

"Di sini juga si sutradara berani bikin sisi lainnya pastur atau suster itu sendiri, entah itu benar atau engggak ya namanya juga film dan terlepas dari pro kontra film ini layak atau enggak ditonton bagi insan-insan gereja gitu," lanjut dia.

Meskipun banyak drama disajikan di film ini, menurut Putri, dari sisi musik dan pengambilan gambar sudah baik.

"Karena drama menurut aku pribadi kurang begitu suka, walau aktingnya bagus," tutur Putri.

Kucumbu Tubuh Indahku diperankan oleh Muhammad Khan, Rianto, Raditya Evandra, Endah Laras, dan Sujiwo Tedjo.

Juno kecil diperankan oleh Raditya Evandra, sementara Juno remaja dimainkan oleh Muhammad Khan.

Film ini bercerita tentang perjalanan hidup Juno yang sejak kecil hingga dewasa menjadi penari di sebuah desa di Jawa, terkenal sebagai desa penari lengger lanang, jenis tarian perempuan yang dibawakan penari laki-laki.

Kehidupan masa kecil Juno merupakan kehidupan peleburan tubuh maskulin dan feminin yang terbentuk alami oleh kehidupan desa dan keluarganya, tapi perjalanan hidup setelahnya merupakan kisah hidup penuh trauma kekerasan tubuh.

Trauma kekerasan politik yang dialami ayahnya, membuat Juno hidup seorang diri.

Hidup Juno dari kecil serba sendiri, membuatnya menjadi ibu dan bapak bagi kehidupannya.

Juno dalam kesendirian melihat banyak kekerasan yang muncul di sekitarnya.

Menurut Purba Wirastama yang pernah menonton film ini mengaku, film Kucumbu Tubuh Indahku terkemas dengan apik dengan perpaduan budaya, tradisi, dan musik yang ada di dalamnya.

"Film ini kompleks dan bisa dengan cantik membungkus itu semua. Musiknya bagus, gambarnya bagus, editingnya bagus. Bagusnya sih filmnya bisa secara puitis menggambarkan dari tempat lain ke tempat lain lagi." kata Purba saat dihubungi Kompas.com.

"Menurutku film ini itu menarik. Aku sih lebih kagum sama gimana cara film ini secara estetis menggambarkan perjalanan seseorang untuk menemukan dirinya dan berdamai dengan itu semua," lanjut Purba.

Ayah May yang diperankan oleh Lukman Sardi begitu terpukul dan menyalahkan dirinya sendiri karena tak bisa melindungi sang anak.

Akibat trauma yang sangat mendalam, membuat May menarik diri sepenuhnya dari kehidupan.

May menjalani hidupnya tanpa koneksi, emosi, atau kata-kata, sedangkan ayahnya terjebak dalam perasaan bersalah.

Ayah May berkarakter lembut dan mengorbankan segalanya untuk memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi anaknya itu.

Namun, saat di ring tinju, Ayah May menyalurkan amarahnya.

Keduanya telah hidup seperti ini selama 8 tahun.

Semua berubah saat May bertemu dengan seorang pesulap lewat celah kecil di dinding kamarnya.

Pesulap ini berhasil membangkitkan rasa penasaran May sekaligus emosinya.

May pun cukup berani untuk mencari dan menghadapi perasaan, sensasi, dan ingatannya yang hilang.

Dengan bantuan pesulap ini, May berani membebaskan diri dan keluar dari trauma masa lalunya.

Film ini meraih penghargaan bergengsi dalam ajang Malaysia Golden Global Awards (MGGA 2019), Malaysia International Film Festival pada 20 Juli 2019 lalu.

Saat dihubungi Kompas.com, Putri Nadira yang pernah menonton film ini mengatakan, film ini mampu membangkitkan emosi penontonnya.

"Menurut aku film itu bagus sih. Walaupun itu film minim dialog, sangat minim dialog dan lebih banyak visualnya, cerita gambarnya gitu tapi dia (filmnya) kuat," kata Putri, Senin (16/9/2019).

"Si pemeran ini bisa menyampaikan rasanya dia ketakutannya dia, emosinya dia itu dengan pas walau minim dialog. Di film itu juga ngajarin gimana sih seorang bapak itu menjaga anaknya banget, gamau nyakitin anaknya, di mana bapaknya ini menyampaikan dendamnya dengan halus," lanjut Putri.

https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/17/100000665/menilik-3-film-indonesia-yang-diseleksi-untuk-academy-award-2020-apa-saja

Terkini Lainnya

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Ramai soal 'Review' Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Ramai soal "Review" Resto Bikin Usaha Bangkrut, Pakar Hukum: Sah tapi Harus Berimbang

Tren
6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

6 Kondisi Penumpang Kereta yang Berhak Dapat Kompensasi KAI, Apa Saja?

Tren
3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

3 Pemain Uzbekistan yang Patut Diwaspadai Timnas Indonesia, Salah Satunya Punya Nilai Rp 86,81 Miliar

Tren
Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Sepak Terjang Benny Sinomba Siregar, Paman Bobby Nasution yang Ditunjuk Jadi Plh Sekda Kota Medan

Tren
Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Jadwal dan Live Streaming Indonesia Vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U23, Kick Off 21.00 WIB

Tren
Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Siapa Kandidat Terkuat Pengganti Rafael Struick di Laga Indonesia Vs Uzbekistan?

Tren
Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Mengapa Bisa Mengigau Saat Tidur? Ternyata Ini Penyebabnya

Tren
Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tanggal 1 Mei Hari Libur Apa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke