Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jepang Mengaku sebagai Saudara Tua Indonesia?

Kompas.com - 15/05/2024, 12:00 WIB
Ini Tanjung Tani,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kedatangan Jepang pada 1942 dianggap oleh bangsa Indonesia sebagai penyelamat yang mampu mengusir Belanda.

Ketika mendarat di Indonesia, Jepang memang mampu menarik hati dan simpati dari rakyat Indonesia.

Bahkan, Jepang menyebut dirinya sebagai saudara tua masyarakat Indonesia.

Lantas, mengapa Jepang mengaku sebagai saudara tua Indonesia?

Baca juga: Apa Saja Propaganda yang Dilakukan Jepang di Indonesia?

Propaganda saudara tua

Jepang mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia karena sama-sama berasal dari wilayah Asia.

Klaim saudara tua merupakan salah satu bentuk propaganda agar Jepang dengan mudah diterima oleh bangsa Indonesia.

Bahkan propaganda-propaganda Jepang telah dilancarkan sejak sebelum resmi menduduki Indonesia.

Propaganda tersebut dilakukan agar masyarakat Indonesia percaya dan menganggap Jepang sebagai penyelamat bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda.

Dengan mengaku sebagai saudara tua, Jepang lebih mudah menguasai hati rakyat Indonesia, yang sudah lama terbelenggu dalam penderitaan akibat penjajahan Belanda.

Doktrin sebagai saudara tua karena sama-sama berasal dari Asia membuat masyarakat semakin percaya dengan propaganda Jepang.

Pengakuan sebagai saudara tua seolah-olah memberikan kabar kegembiraan, bahwa kedatangan Jepang benar-benar ingin menyelamatkan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa Eropa.

Baca juga: Tujuan Jepang Membutuhkan Romusha dalam Jumlah Besar

Padahal, dalam propagandanya, Jepang mempunyai misi terselubung, yaitu agar masyarakat Indonesia mau membantu mereka dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya.

Jepang mempunyai ambisi untuk menyatukan wilayah-wilayah di Asia, termasuk Indonesia, di bawah kepemimpinan mereka.

Oleh sebab itu, Jepang mengobarkan Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya pada Desember 1941.

Dalam Perang Pasifik, Jepang merebut wilayah jajahan bangsa Eropa di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com