Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khittah Palembang 1956-1959

Kompas.com - 24/03/2024, 15:00 WIB
Yulisha Kirani Rizkya Pangestuti,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Muhammadiyah adalah organisasi masyarakat berbasis agama Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 18 November 1912, di Yogyakarta.

Sebagai sebuah gerakan Islam, Muhammadiyah memiliki khittah perjuangan sebagai landasan berpikir dan beramal bagi semua pimpinan dan anggotanya.

Melansir suaramuhammadiyah.id, istilah khittah berasal dari bahasa Arab, khaththa, yang artinya menulis dan merencanakan.

Khittah juga bermakna garis atau jalan. Jadi, khittah artinya garis besar atau jalan perjuangan.

Dapat dikatakan, Khittah Muhammadiyah adalah seperangkat rumusan, teori, metode, sistem, strategi, dan taktik perjuangan Muhammadiyah.

Khittah biasanya dihasilkan dalam gelaran tanwir dan muktamar, salah satunya Khittah Palembang.

Siapa yang merumuskan Khittah Palembang dan apa saja isinya?

Baca juga: Khittah Ponorogo 1969

7 Pasal Khittah Palembang

Menukil muhammadiyah.or.id, pada 1940-an, kondisi sosial, ekonomi, dan politik Indonesia masih belum stabil karena masih harus berurusan dengan bangsa penjajah.

Dampaknya pun terasa di berbagai aspek kehidupan, termasuk agenda-agenda persyarikatan Muhammadiyah yang terpaksa ditunda atau dibatalkan.

Situasi mulai berubah ketika Indonesia meraih kedaulatan penuh setelah Perjanjian Roem-Royen pada 1949.

Meskipun kondisi politik nasional masih dipenuhi pergolakan, Muhammadiyah akhirnya menata kembali kehidupan organisasi, salah satunya melalui Muktamar ke-33 di Palembang pada 1956.

Hasil dari muktamar tersebut adalah Khittah Palembang sebagai panduan utama dalam menyusun kembali jalan hidup umat.

Khittah Palembang dicetuskan pada masa kepemimpinan Buya Ahmad Rasyid Sutan Mansur, Ketua Umum Muhammadiyah periode 1956-1959.

Baca juga: Khittah Perjuangan Muhammadiyah dari Masa ke Masa

Melalui Khittah Palembang, Muhammadiyah berusaha untuk memberikan landasan yang kokoh bagi umat Islam agar tetap teguh pada nilai-nilai keislaman di tengah-tengah tantangan dan pergolakan yang ada.

Terdapat tujuh butir isi Khittah Palembang, di antaranya:

  1. Menjiwai pribadi para anggota, utamanya para pimpinan Muhammadiyah
  2. Menjalankan uswatun hasanah
  3. Mengutuhkan organisasi dan merapikan administrasi
  4. Memperbanyak dan mempertinggi mutu amal
  5. Mempertinggi mutu anggota dan membentuk kader
  6. Mempererat ukhuwah
  7. Menuntun penghidupan anggota

Di tengah ketidakstabilan yang melanda Indonesia pada masa itu, menjadi hal sulit bagi anggota Persyarikatan untuk tetap fokus pada tujuan dan prinsip-prinsip yang mereka anut.

Maka diperlukan suatu metode untuk membangkitkan kembali jiwa ber-Muhammadiyah.

Baca juga: Sejarah Perumusan 12 Langkah Muhammadiyah

Sutan Mansur selaku ketua saat itu memiliki metode untuk menghidupkan roh ber-Muhammadiyah warga Persyarikatan.

Sutan Mansur menyampaikan untuk tetap menumbuhkan rasa khasyah (takut) kepada Allah dengan meluangkan waktu, amanah, menanamkan jiwa tauhid, dan mengamalkannya.

 

Referensi:

  • Nurhayati, St, dkk. (2019). Muhammadiyah dalam Perspektif Sejarah, Organisasi, dan Sistem Nilai. Yogyakarta: TrustMedia Publishing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com