Setelah prokalamasi kemerdekaan, Indonesia masih mengahadapi ancaman dari sekutu yang kembali ke Indonesia.
Kedatangan kembali sekutu yang diboncengi NICA membuat situasi Ibu Kota Jakarta kacau. Hal ini dikarenakan terjadi upaya pembunuhan dan penculikan terhadap presiden dan para pejabat.
Kemudian pada tanggal 2 Januari 1946, Sri Sultan Hamengkubuwono XI dan Paku Alam VIII mengirimkan surat kepada Presiden Soekarno.
Surat tersebut berisi tawaran kepada Presiden Soekarno memindahkan ibukota RI dari Jakarta ke Yogyakarta sampai kondisi aman.
Tawaran tersebut disambut dengan baik oleh presiden Soekarno yang kemudian dilakukan perundingan bersama.
Pada 4 Januari 1949, secara diam-diam ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta dan baru dikembalikan lagi ke Jakarta pada 17 Agustus 1950.
Baca juga: Korban Peristiwa G30S di Yogyakarta
Referensi: