Menurut Haji Hasan Mustofa, filsuf sekaligus sastrawan Sunda, ajaran tasawuf Islam disebarkan melalui sisindiran.
Sisindiran terbagi menjadi tiga, yaitu paparikan, rarakitan, dan wawangsalan.
Dongeng sejatinya merupakan cerita yang berisi hal tidak benar-benar terjadi, mengenai kejadian zaman dahulu di luar akal pikiran.
Baca juga: Perbedaan Hikayat dan Dongeng
Misalnya, cerita tentang orang yang berubah menjadi batu, bisa terbang, dan menghilang. Ada juga cerita tentang binatang yang bisa berbicara layaknya manusia atau legenda tentang asal-usul suatu tempat dan lain-lain.
Kebanyakan orang mengartikan dongeng sama dengan ngabobodo buddi cengeng (membodohi anak yang cengeng).
Meskipun demikian, dongeng dianggap pelipur lara dan memiliki nilai pelajaran di dalamnya dan menjadi sarana alternatif orangtua dalam memberikan nasihat kepada anak-anaknya.
Dalam sastra Sunda, dongeng dibagi menjadi lima golongan, yaitu fabel (cerita binatang), legenda (cerita sasakala), sage (cerita karuhun/nenek moyang), parabel (dongeng orang dianggap berbeda, contohnya Si Kabayan), dan mite (dongeng tentang kepercayaan terhadap hal tertentu).
Referensi: