Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Kepemimpinan Stamford Raffles di Hindia Timur

Kompas.com - 12/02/2024, 19:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

  • Sistem sewa tanah (land rent)

Pemerintah Inggris menguasai tanah di seluruh wilayah, sehingga penduduk yang menempati tanah tersebut diwajibkan untuk membayar pajak.

  • Kewajiban membayar pajak tanah berupa uang atau hasil bumi

Ada kebijakan pajak yang harus dibayarkan langsung kepada gubernur, tetapi enerapan sistem tersebut tidak berjalan baik. 

Hal ini disebabkan banyaknya perincian penghitungan pajak yang disetorkan oleh tiap-tiap desa, seperti hitungan luas tanah, perkiraan hasil, dan jumlah pajak yang harus dibayarkan.

Raffles akhirnya memutuskan kembali kepada sistem kerja paksa dan tanam paksa.

  • Sistem monopoli garam

Baca juga: Tugas Utama Daendels sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda

Dalam bidang perdagangan, Raffles mengambil alih hak monopoli dalam pembuatan dan penjualan garam dari tangan orang-orang China. Dampaknya, garam menjadi lebih berkualitas meski dengan harga murah.

  • Menghapus kerja paksa

Kebijakan kerja paksa dihapuskan Raffles, tetapi sebagai gantinya diberlakukan sistem pembayaran hasil bumi pada masa pemerintahan Inggris di Hindia Timur.

Sementara itu, Raffles juga membuat aturan baru dalam sistem lalu lintas jalan raya.

Sebelumnya, pola berkendara berada di sebelah kanan jalan. Namun, pada masa pemerintahan Raffles, pola berkendara diganti menjadi sebelah kiri jalan.

Hal ini serupa dengan pola berkendara yang diterapkan negara Inggris.

Selebihnya, Raffles meneruskan kebijakan yang pernah diterapkan Belanda, seperti penjualan tanah pada pihak swasta, penanaman kopi, penanaman bebas, serta melibatkan rakyat ke dalam perdagangan.

Sistem perbudakan kala itu juga telah dihapus. Kemudian, Inggris membebankan pajak kepada setiap pemilik budak.

Selain itu, diberlakukan pula larangan pengiriman budak-budak baru ke tanah Jawa.

Referensi:

  • Kresna, Ardian. (2011). Sejarah Panjang Mataram. Jogjakarta: Diva Press
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com