Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Queen Victoria, Grandmother of Europe

Kompas.com - 01/02/2024, 12:00 WIB
Endang Mulyani,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.COM - Queen Victoria merupakan ratu Inggris yang terkenal dengan sebutan Grandmother of Europe

Queen Victoria memegang kekuasaan terlama dalam sejarah Inggris, sebelum akhirnya predikat tersebut diambil oleh Ratu Elizabeth II.

Queen Victoria lahir pada 24 Mei 1819 di Istana Kensington.

Ia merupakan anak tunggal Prince Edward Duke of Kent dan istrinya Putri Victoria Maria Louisa dari Saxe-Coburg-Saalfeld.

Saat kelahirannya, Victoria menempati urutan kelima pewaris kerajaan Inggris.

Sebagian besar masa kecilnya dihabiskan di Istana Kensington dan Claremont.

Ayahnya meninggal saat Victoria baru berusia delapan bulan.

Paman Victoria, Pangeran Wales, kemudian naik takhta dan menjadi Raja George IV.

Menjadi ratu di usia belia

Saat Victoria baru berusia 11 tahun, Raja George IV meninggal dunia dan tidak memiliki keturunan.

Takhta kerajaan Inggris pun diberikan kepada saudaranya, William Henry, yang kemudian dinobatkan menjadi Raja William IV.

Pada 20 Juni 1837, Raja William IV meninggal dunia dan takhta kerajaan Inggris jatuh kepada Victoria.

Victoria diangkat menjadi ratu pada usia di usia belia, yaitu 18 tahun.

Ia digambarkan sebagai gadis yang rajin belajar, bijaksana, berprestasi, serius, dan pendiam , tetapi ceria.

Pada 28 Juni 1838, Victoria dinobatkan menjadi ratu di Biara Westminster.

Untuk merayakan penobatannya, setelah upacara diadakan pertunjukan api dan pekan raya di Hyde Park. Pada malam itu, sebagian besar teater di London dibuka gratis untuk umum.

Pernikahan

Pada 10 Oktober 1839, Pangeran Albert dari Saxe-Coburg-Gotha tiba di London untuk berkujung.

Albert berasal dari keluarga Duchess of Kent dan merupakan sepupu pertama Ratu Victoria.

Baca juga: Edward VIII, Raja Inggris yang Turun Takhta demi Cinta

Di Istana Kensington, Albert berbagi pelajaran dengan Victoria dan mereka menjadi teman dekat.

Pada 15 November 1839, ia kembali ke Jerman. Kemudian, pada 23 November di tahun yang sama, Victoria memanggil dewan penasihat ke Istana Buckingham untuk menyatakan niatnya menikahi Pangeran Albert.

Pada 10 Februari 1840, Albert dan Victoria melangsungkan pernikahan di Kapel Kerajaan Istana St James.

Pangeran Albert mengenakan seragam marshal lapangan Inggris, sedangkan Sang Ratu mengenakan kain satin putih dengan hiasan bunga jeruk, karangan bunga pengantin, dan kerudung renda Honiton.

Meskipun Albert secara resmi diberi gelar Prince Albert, dia dikenal juga sebagai The Prince Consort selama 17 tahun berikutnya.

Kemudian, pada 29 Juni 1857, Ratu Victoria secara resmi memberinya gelar Prince Consort.

Queen Victoria dan Prince Albert memiliki 9 anak, yaitu, Princess Victoria, Prince Edward, Princess Alice Maud Mary, Prince Alfred, Princess Helena Augusta Victoria, Princess Louise, Prince Arthur William Patrick Albert, Prince Leopold, and Princess Beatrice.

Pada 14 Desember 1861, Albert meninggal dunia karena demam tifoid di Kastil Windsor.

Kematiannya benar-benar menghancurkan Ratu Victoria. Ia menjalani masa berkabung dan mengenakan pakaian hitam selama sisa hidupnya.

Victoria menghindari penampilan publik dan jarang terlihat.

Ia pun dikritik secara luas dan pengasingan itu membuatnya mendapat julukan Widow of Windsor.

Pemerintahan yang panjang

Pengasingan diri Victoria dari publik berdampak pada popularitas monarki.

Meskipun tetap menjalankan beberapa tugas resmi pemerintahan, dia memilih untuk tetap mengasingkan diri di kediaman kerajaan, yakni di Balmoral di Skotlandia, Osborne House di Pulau Wight, dan Kastil Windsor.

Baca juga: Kenapa Inggris Disebut The Black Country?

Pada awal tahun 1880-an, barulah Victoria mulai sering tampil di depan publik setelah dibujuk oleh keluarganya dan Perdana Menteri Disraeli.

Pada 1887, Victoria tampil dalam perayaan nasional ulang tahunnya yang ke-50 sebagai ratu.

Kemudian, pada 1897, digelar peringatan ke-60 tahun Victoria naik takhta.

Pemerintahan Victoria yang panjang menyaksikan reformasi politik dan sosial di dalam negeri dan perluasan Kerajaan Inggris di luar negeri.

Rasa kebanggaan nasional terhadap ratu dan negaranya menyebabkan penggunaan istilah ‘Victorian England’.

Akhir hayat

Pada 22 Januari 1901, Victoria meninggal dunia di Osborne House di Pulau Wight, setelah memerintah Inggris selama hampir 64 tahun.

Victoria dimakamkan di Windsor, di samping makam Prince Albert, di Mausoleum Kerajaan Frogmore, yang dia bangun untuk tempat peristirahatan terakhir mereka.

Di atas pintu Mausoleum tertulis kata-kata Victoria: "farewell best beloved, here at last I shall rest with thee, with thee in Christ I shall rise again".

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com