Thahir dipercaya memimpin pasukan sebanyak 40.000 orang melawan pasukan Al-Amin di bawah kepemimpinan Ali bin Isa yang diperkuat 50.000 orang.
Meskipun demikian, pasukan yang dipimpin Thahir mampu meraih kemenangan, tepatnya di Al-Ray, kota dekat Teheran.
Thahir juga mengalahkan pasukan yang dikirim Al-Amin di bawah kepemimpinan Al-Rahman Al-Jabal.
Melihat peluang yang ada, Thahir kemudian mengarahkan pasukannya menuju Baghdad dengan bantuan Zubair dan Harsamah.
Dengan begitu, Thahir berhasil menaklukan Baghdad setelah mengepungnya selama dua bulan.
Baca juga: 3 Peninggalan Dinasti Umayyah
Al-Amin pun terbunuh oleh salah seorang pasukan Thahir.
Atas kemenangannya, Thahir dihadiahi jabatan sebagai gubernur di kawan Timur Baghdad pada 205-207 H/820-822 M.
Pada 207 H, Thahir meninggal dunia secara tiba-tiba disebabkan oleh penyakit demam yang dideritanya. Adapula yang menyebutkan bahwa ia meninggal karena keracunan.
Setelah Thahir Al-Husain wafat, jabatan gubernur Dinasti Thahiriyah dilimpahkan kepada anaknya, Thalhah bin Thahir, yang memerintah selama enam tahun.
Pada masa pemerintahannya, Thalhal berupaya meningkatkan hubungan kerja sama dengan pemerintah pusat Abbasiyah.
Pada pemerintahan selanjutnya, terdapat beberapa gubernur yang berkuasa di daerah Khurasan selama Dinasti Thahiriyah berkuasa, di antaranya:
Para ahli sejarah menyebutkan bahwa Dinasti Thahiriyah telah memberikan sumbangsih besar untuk memajukan ekonomi, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan.
Pada 213 H, wilayah kekuasan Dinasti Thahiriyah semakin dipersempit oleh Khalifah Abbasiyah.
Semasa Muhammad bin Thahir menjabat sebagai gubernur, kekuasan Dinasti Thahiriyah terus melemah hingga daerah Khurasan diambil alih oleh bani Saffariyah melalui kontak senjata.
Baca juga: Biografi Salahuddin Al Ayyubi, Pendiri Dinasti Ayyubiyah
Saat keadaan di titik krusialnya, bani Alawiyin beserta para pengikutnya di Tabaristan memanfaatkan kesempatan untuk menyerang.
Akibatnya, pada 259 Hijriyah, Dinasti Thahiriyah berakhir.
Meskipun telah runtuh, Dinasti Thahiriyah tetap dipercaya Dinasti Abbasiyah untuk menjaga wilayah kekuasaan Islam.
Dengan memanfaatkan kekuatan yang ada, mereka mampu mengamankan wilayah hingga ke Turki yang telah menyatakan kesetiaannya pada Khalifah Abbasiyah.
Referensi: