KOMPAS.com - Peradaban Islam mengalami kemajuan pesat pada masa Daulah Abbasiyah di Baghdad, Irak, sekitar tahun 650 hingga 1250.
Namun, pada masa klasik atau pertengahan sekitar tahun 1250 hingga 1500 Masehi, peradaban Islam mulai mengalami kemunduran.
Lantas, apa faktor-faktor kemajuan dan kemunduran peradaban Islam?
Baca juga: Abad Pertengahan Islam, Kemunduran Peradaban Islam
Asimilasi adalah pembauran suatu kebudayaan disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli.
Asimilasi muncul ketika ada golongan masyarakat dengan latar belakang budaya berbeda bertemu dengan kebudayaan lama dalam jangka waktu panjang, yang kemudian melahirkan sebuah kebudayaan baru.
Salah satu faktor kemajuan peradaban Islam adalah terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dan bangsa-bangsa lain yang sudah lebih dulu mengalami perkembangan ilmu pengetahuan.
Berbekal dengan ilmu pengetahuan inilah, Islam berhasil disebarluaskan ke masyarakat lainnya.
Pada masa Bani Abbasiyah, banyak masyarakat non-Arab yang bersedia memeluk Islam.
Lambat laun, jumlah pemeluk Islam pun semakin banyak.
Baca juga: Masjid Kudus, Asimilasi Budaya Islam dan Hindu
Gerakan penerjemahan mengambil peranan penting dalam membantu penyebaran ilmu pengetahuan, bukan hanya di kalangan penguasa dan intelektual, tetapi juga masyarakat awam.
Gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno ke dalam Bahasa Arab pada Kekhalifahan Abbasiyah dibagi ke dalam tiga fase, yaitu:
Dengan diterjemahkannya karya-karya tersebut, cendekiawan Muslim dapat memahami logika dan filsafat untuk mengembangkan ilmu keislaman dan ilmu pengetahuan.
Dari proses inilah kemudian lahir ilmu kalam, ilmu tafsir, ilmu fiqh/ushul, fiqh, ilmu sastra, dan sebagainya.
Baca juga: Akulturasi Budaya dalam Sistem Kalender Jawa
Dinasti Abbasiyah merupakan salah satu khalifah yang berhasil mencapai masa kejayaan.
Hal ini didukung oleh kehebatan Harun Al-Rasyid selaku pemimpin Dinasti Abbasiyah dalam mengambil strategi pemerintahan dan politik.